Love And Pain, Me And Her - Bab 252 Menunggu Panggilan Isyana

Perkataan Lulu ini membuatku tanpa sadar mengerutkan kening. Bukankah hubungan isyana dengan grup itu sudah terputus sejak lama? Siapakah orang yang dicari olehnya? Seharusnya juga bukan pamannya. Karena isyana tidak mungkin semarah ini jika ini adalah pamannya.

Aku sedang berpikir kemudian Lulu yang berdiri di sampingku mengingatkan dengan nada yang berbisik,"Ugie, lebih baik kamu kembali ke kantor dulu. Jika presdir Mirani sudah tidak sibuk aku akan memberitahumu."

Aku pun mengangguk dan berbalik kembali ke kantor.

Aku merokok dan minum teh sendirian di kantor. Tidak tahu apakah terpengaruh oleh perkataan dari Lulu atau alasan yang lain. Namun saat ini hatiku merasa panik. Kepanikan ini membuatku mempunyai suatu firasat yang buruk. Terasa sesuatu akan terjadi dan perasaan di hatiku ini semakin lama semakin kuat.

Aku tidak tahu sudah berapa teko teh yang telah aku minum, telah berapa banyak rokok yang telah kuhisap. Ketika sedang berpikir, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Awalnya aku mengira dia adalah Lulu dan akupun segera berteriak "masuk".

Begitu pintu terbuka, aku melihat kalin mengerutkan kening. Dengan wajah yang kosong dia mendorong pintu dan masuk. Ketika masuk ke dalam kantor, kalin langsung duduk di hadapanku. Mengambil rokok di atas meja dan menyalakan sebatang sambil berkata dengan tidak puas, "Ugie, apakah kamu tahu ada apa dengan presdir Mirani? Dia mengatakan ada urusan dan mencariku, ketika aku datang, si Lulu itu malah memberitahuku untuk menunggu terlebih dahulu. Pekerjaanku sangat banyak ,saat ini sedang sangat sibuk. Bukankah ini hanya menambah masalah saja. "

Sambil mengatakannya, kalin menghisap rokok itu dengan keras dan aku melihat asap rokok yang perlahan keluar dari bibir kalin, aku pun dengan penasaran bertanya kepadanya, "Apakah Lulu tidak mengatakan apa permasalahanya?"

Ketika menyebutkan Lulu, kalin segera menatapku dan berkata, "gadis itu selalu tidak menyukaiku, jika dia tahu pun dia tidak akan memberitahuku!"

Perkataan kalin ini membuatku merasa semakin aneh. Lulu sangat jelas berkata bahwa isyana akan bertemu dengan orang dari grup, mengapa tiba-tiba dia memanggil kalin. Apakah karena proyek cb dan dia ingin meminjam uang dari grup? Ketika memikirkannya aku merasa tidak mungkin karena masalah ini tidak seharusnya didiskusikan dengan kalin.

Aku dan kalin hanya terus merokok dengan duduk berhadapan seperti ini. Tidak ada yang berbicara dan kita menunggu pengumuman dari Lulu dalam diam.

Waktu sedikit demi sedikit berlalu. Kalin terlihat agak kesal, dia menatap jam tangannya dan dengan tidak puas berkata, "Sebenarnya apa yang mau dilakukan? Sebentar lagi sudah jam pulang, mengapa sampai saat ini masih belum ada berita, benar-benar keterlaluan!!"

Setelah mengatakan itu, kalin mematikan puntung rokok di dalam asbak dengan kuat.

Melihat kalin yang sedang kesal ini, aku tiba-tiba teringat akan masalah riski dan kemudian bertanya kepada kalin, "Kalin, bagaimana kondisi Armin sekarang?"

Kalin dengan aneh melirikku dan bertanya balik, "Memang kenapa ? Paling bekerja setiap hari kan!"

Aku hanya menanggapi dengan singkat, ketika ingin menanyakan lebih detail. Pintu kantor tiba-tiba didorong terbuka dan melihat Lulu yang berpakaian profesional berdiri di pintu masuk. Dia menatapku dan kalin tanpa ekspresi dan dengan dingin berkata, "Pak Ugie, Bu Kalin. Presdir Mirani menyuruh kalian berdua untuk pergi ke kantornya sekarang"

"Lulu, sebenarnya ada masalah apa dengan presdir Mirani?"

Aku baru ingin menanyakan kepada Lulu terlebih dahulu ,melihat apakah dia mengetahui sesuatu.

Namun sebelum selesai bertanya, Lulu menatapku singkat dan dengan tidak sabar berkata, "Mana aku tahu, lebih baik kamu tanyakan saja sendiri kepadanya."

Aku merasa lebih aneh lagi! Karena sikap Lulu sebelumnya kepadaku sangat bagus, mengapa sekarang sikapnya seperti orang yang tidak sabar? Apakah ini karena kalin sedang berada di kantorku! Dulu kalin juga tidak pernah datang ke kantor ini dan tidak pernah melihat sikap Lulu seperti ini.

Aku dan kalin saling memandang, kemudian bangkit berdiri untuk pergi ke kantor isyana.

Ketika sampai di pintu, aku mengetuk pintu beberapa kali. Namun tidak ada respon dari dalam. Padahal sudah jelas isyana berada di dalam kantor namun dia tidak merespon sama sekali. Perasaan ini membuatku sangat tertekan. Aku pun kembali mengetuknya beberapa kali, setelah beberapa saat terdengar suara" masuk " dari dalam.

Aku dan kalin mendorong pintu untuk masuk. Ketika membuka pintu, kami melihat isyana yang sedang duduk di posisinya. Sambil melirik orang yang sedang duduk di seberang sofa, aku tertegun. Aku tidak menyangka orang dari grup yang dibicarakan oleh Lulu ternyata adalah dia. Gao Le general manajer dari store Nirami.

Aku sekarang mengerti, mengapa isyana juga memanggil kalin kesini. Ini seharusnya berkaitan dengan produk dari perusahaan Sutan yang memasuki store Nirami.

Suasana di kantor terkesan sedikit tertekan. Tidak seperti sebelumnya, setiap kali aku datang ke kantor isyana. Dia akan menyuruh kita untuk duduk terlebih dahulu. Namun kali ini, dia menatapku dan Kalin dengan acuh tak acuh. Dia tidak menyuruh kami duduk, hanya terus menatap Gao Le dengan dingin ,kemudian dia dengan dingin berkata, "Manajer Gao, tolong anda katakan lagi perkataan yang baru anda bicarakan kepadaku di telpon. "

Gao Le menatapku dan kalin dengan wajah sedih. Dia sedikit mengangguk kepada kami berdua dan berkata dengan nada meminta maaf, "Bu Kalin dan Pak Ugie, mohon maaf aku tidak seharusnya mencari presdir Mirani untuk masalah ini. Namun kalian juga tahu, aku juga adalah orang yang bekerja. Kalimat cantiknya aku adalah seorang general manager, namun kalimat jeleknya aku adalah orang yang membantu grup untuk menjaga pintu masuk. Perihal ini sama sekali tidak bisa aku tahan lagi. "

Gao Le tidak mengatakan apa masalahnya. Dia terus menyampaikan permintaan maaf, seakan-akan dia telah melakukan kesalahan yang sangat fatal. Kalin kemudian mengerutkan keningnya dan berkata dengan tidak puas kepada Gao Le, "Manager Gao! Bisakah anda jangan beromong kosong lagi, jika ada masalah langsung ucapkan. Ada apa dengan kami, mengapa anda meminta maaf kepada kami?"

Kalin tidak mengerti alasannya ,namun karena sifatnya yang tidak sabaran, dia pun dengan tidak sabar berteriak kepada Gao Le.

Gao Le kembali menatapku dengan rasa tidak enak, dia mulai berkata sambil mengelak, "Begini, terakhir kali kalian berdua datang mencariku ke toko. Berkaitan ingin memasukkan produk indoma? Ini masalah yang ingin dibicarakan."

Sebelum Gao Le selesai berbicara, kalin langsung memotong perkataannya, dia dengan wajah yang tidak puas menatap dan berkata kepada Gao Le, "Gao Le, produk apa yang sudah masuk? Aku dan ugie pernah datang mencarimu namun kamu tidak menyetujui kan. Jadi apa yang ingin kamu sampaikan? Bisakah kamu bicara langsung ke poinnya? "

Gao Le tersenyum tidak enak dan langsung menjelaskan , "Bu Kalin, silahkan duduk terlebih dahulu dan dengarkan perkataanku secara perlahan."

Isyana tidak menyuruh kami duduk namun Gao Le justru mempersilahkan kami duduk. Aku dan kalin tidak ada yang bergerak masih terus berdiri di tempat yang sama. Gao Le kemudian melanjutkan pembicaraan, "Masalahnya adalah! Persoalan ini aku membantu kalian mengerjakannya dengan membelakangi grup. Namun karena sebelumnya terdapat kontrak, pihak toko tidak mau mengerjakannya. dan mereka melaporkannya kepada perusahaan. Saat ini perusahaan sedang memeriksaku, aku tidak punya cara lain kecuali mencari presdir Mirani. "

Perkataan Gao Le ini membuat kalin marah. Dia memelototi Gao Le dan tersenyum dingin, "Gao Le, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Kami meminta kamu untuk melakukannya untuk kami. Pada waktu itu, ketika aku dan ugie pergi kesana kamu langsung menolaknya, Kapan kamu membantu mengurus urusan ini untuk kami?"

Karena keesokan harinya aku, Sutan dan presdir mereka wulandari kembali pergi ke store Nirami, Hingga saat ini aku belum pernah menceritakannya kepada kalin. Sehingga kalin selalu berpikir masalah ini sudah selesai sehingga sekarang dia marah besar terhadap Gao Le .

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu