Love And Pain, Me And Her - Bab 322 Sendiri

Meskipun hari ini kami kedatangan banyak tamu, tapi tamu yag datang semuanya adalah teman lama semeja untuk konsultasi rencana. Seorang yang membuat kasus pemasaran pun tidak ada. Sedangkan uang yang kupinjam dari kak Wang, sekarang hanya tersisa sedikit. Kalau tidak cepat mencari proyek, takutnya studio kerja ini juga tidak akan bertahan lama.

Aku langsung bertanya Bong, "Manager Bong, presdir Hartono kali ini khusus datang untuk masalah anak perusahaan di Korea bukan?"

Bong tersenyum sebentar, dia menjelaskan, "Tentunya tidak! Dia kali ini datang untuk menyelesaikan masalah pribadi, Tapi aku merasa kesempatan ini langka, makanya aku memberitahumu. Kamu tidak perlu memikirkan yang lain, persiapkan rencana pemasaranmu dengan tenang. Oh benar, tidak boleh mencetaknya. Begitu akan membuat orang merasa sudah dipersiapkan dulu. Kamu ingat di dalam hati saja."

Aku langsung menjawabnya. Mengobrol santai sebentar dengan Bong, lalu aku memutuskan panggilan.

Karena presdir Hartono datang lebih buru-buru, waktu untukku mempersiapkan sangat pendek. Aku hanya bisa menggunakan waktu pulang kerja, merapikan rencana pemasaran mengenai anak perusahaan sekali lagi. Meskipun sebelumnya sudah membuat rencana ini, tapi bagaimana juga jarak waktu yang terlalu jauh, ada beberapa tempat sudah sedikit lupa. Aku harus mengingatnya lagi. Aku terus membuat perencanaan ini sampai tengah malam, baru merasa puas.

Karena satu hari seelum bergadang, hari kedua pagi-pagi aku telat bangun. Sudah mau jam 10, aku baru dengan tidak sadar merangkak bangun. Mencuci wajah dan menggosok gigi, masih belum selesai membersihkan diri. Sudah mendengar telepon dari pelanggan yang tidak berhenti. Aku sambil menggosok gigi, sambil berjalan ke ruang tamu. Mengambil handphone dan melihat, itu telepon dari Lulu. Begitu kuangkat, masih belum menungguku berbicara, sudah langsung mendengar suara panik Lulu dari sebrang sana, "Ugie, kamu cepat datang ke PT. Nogo. Sesuatu sudah terjadi kepada presdir Isyana."

Suara Lulu sangat kepanikan. Aku terkejut mendengar perkataannya, begitu gugup, sampai menelan busa odol.

Aku juga tidak bisa memikirkan itu lagi, langsung bertanya padanya, "Lulu, kamu katakan yang jelas sedikit, ada apa? Bukankah Isyana sedang di Beijing?"

Aku bertanya dengan cepat. Lulu langsung menjawab, "Pesawat pagi ini, baru saja sampai di depan pintu perusahaan. Kamu cepat datang, sudah ya, kumatikan dulu."

Sambil mengatakannya, Lulu langsung menurunkan handphonenya.

Perkataan Lulu, membuat hatiku tiba-tiba tertekan. Isyana sudah pulang, tapi dia malah tidak memberitahuku. Tapi sekarang aku sudah tidak sempat memikirkan ini. Dengan buru-buru memakai bajuku, berlari turun ke bawah.

Sesampainya di bawah, naik taxi pergi ke PT. Nogo, aku tidak berhenti mendesak supir, membuat supir sedikit marah denganku. Aku juga sudah menelepon Lulu lagi, tapi anak ini tidak mengangkat lagi.

Akhirnya sampai di PT. Nogo. Begitu turun dari mobil, aku langsung melihat sekumpulan orang yang berdiri di depan pintu. Pemikiran pertama kali di otakku adalah pekerja migran itu datang lagi. Aku khawatir orang-orang ini gegabah, akan melakukan perbuatan kelewatan kepada Isyana. Langsung berlari naik ke atas tangga, berjalan ke arah pintu.

Begitu sampai di depan, aku baru menyadari keanehan. Rupanya yang berdiri di sebelah adalah pekerja PT. Nogo Internasional. Perhatian orang-orang ini ada pada Isyana yang di kerumuni orang-orang. Sama sekali tidak ada yang memperhatikan kehadiranku.

Wajah Isyana memerah, lingkaran matanya menghitam. Aku yang melihatnya merasa sangat sedih. Yang bisa aku pikirkan adalah, Isyana pasti istirahat tidak teratur, saat ini dia sedang menerima tekanan yang sangat besar.

Begitu mendengar seorang pekerja dengan tidak senang berkata kepada Isyana yang dikerumuni, "Presdir Isyana, gaji sudah tunda setengah bulan. Bertanya kepada atasan tingkat tengah di perusahaan, mereka juga bilang tidak mengerti. Sebenarnya kami semua sudah tau, kita tertipu oleh cb. Tapi setelah hal ini terjadi, anda juga tidak memberi penjelasan kepada kami. Kami tidak bisa berbanding denganmu, kamu masih bisa membawa mobil mewah, tinggal di vila. Tapi kamu bahkan sekarang menafkahi keluarga saja sudah menjadi masalah. Hari ini juga bukan mau mempersulit presdir, kamu hanya ingin tau apakah gaji kamu sebenarnya bisa dibagi atau tidak, kapan dibagi? Kuharap kamu bisa memberi kami jawaban yang pasti."

Nada bicara karyawan ini meskipun tidak senang, tapi emosinya masih termasuk normal.

Begitu kata-katanya terlontarkan, Isyana masih belum menjawab. Seorang wanita paruh baya langsung berteriak kepada Isyana, "Isyana, aku tidak pernah melihat orang sepertimu. Proyek dari perusahaan besar kamu tidak mau terima, malah memilih ditipu oleh orang lain. Sekarang perusahaan juga sudah mau hancur. Aku sudah bekerja 10 tahun disini, tidak pernah menunda pembagian gaji. Sampai kamu sini, kamu bahkan menunda gaji dan insentif bersamaan. Kamu malah bagus sekali, hari ini Beijing, besok Shanghai. Kami bagaimana? Uang sekolah khusus anakku saja aku masih belum bayar, dan juga obat mamaku sekarang aku bahkan tidak ada uang untuk membeli. Aku beritahu kamu, kalau kamu hari ini tidak membagi gaji kami. Aku akan membawa sekeluargaku tinggal dirumahmu."

Aku kenal wanita ini, dia adalah karyawan divisi tenaga kerja. Biasanya bertemu dengan petinggi perusahaan, dia selalu hormat sekali. Tapi hari ini perusahaan sedang kesulitan, dia malah mempersulit Isyana dulu. Banyak orang seperti ini, saat kesulitan melanda, yang pertama dia pikirkan adalah bahaya dirinya sendiri.

Begitu suara wanita ini terdengar, langsung bisa terdengar jawaban dari kumpulan orang itu, "Benar, proyek yang dulu aku bawa, dua bulan yang lalu saja sudah bayar. Tapi komisi yang sudah dijanjikan, sampai sekarang satu sen pun belum nampak, kalau begini, bagaimana menyuruh orang hidup?"

Orang sekitar mulai berunding. Mereka langsung mengatakan ketidaksenangan mereka terhadap Isyana. Di mata mereka, PT. Nogo Internasional sudah di ambang kematian. Pemikiran mereka sangat sederhana, mengambil gaji mereka, setelahnya mengundurkan diri dan mencari pekerjaan baru lagi!

Meskipun orang-orang ini tidak mengancam keamanan Isyana, tapi mereka berkumpul di depan pintu, sama sekali tidak berencana membiarkan Isyana pergi. Tampaknya hari ini kalau Isyana tidak mengatakan sesuatu, mereka tidak akan menyudahinya.

Aku melihat sebelah Isyana, selain Lulu, atasan lainnya satupun tidak terlihat. Tampaknya orang-orang ini juga tidak senang kepada Isyana, mereka malah tidak datang menghentikan karyawan-karyawan ini.

Isyana yang dikepung, masih tetap berdiri di posisi awal. Badannya sedikit gemetaran, meskipun dia adalah presdir, tapi dia tidak pernah mengalami masalah seperti ini. Dalam sekejap, dia juga tidak tau harus bagaimana menyelesaikannya.

Melihat Isyana yang kasihan, hatiku sakit. Memisahkan kumpulan orang itu, aku berjalan ke arah Isyana. Kehadiranku, membuat orang sekitar sedikit terkejut. Termasuk Isyana, dia sepertinya tidak menyangka aku akan datang. Hanya Lulu melihatku, matanya seperti muncul sebersit harapan. Seluruh tubuhnya menjadi lebih lega.

Aku berdiri di sebelah Isyana, tersenyum kepada Isyana, dengan pelan berkata, "Kenapa tidak memberitahuku sudah pulang?"

Isyana melihatku dengan perasaan kacau.

Aku mengerti maksudnya, saat dia di Beijing, dia sudah memberitahuku. Dia ingin menghadapi ini semua sendirian, bukannya bergantungan padaku lagi, ataupun kepada orang lain. Tapi Isyana tidak tau, pemikirannya seperti itu sangat kekanakan. Karena di dalam hatiku, masalah Isyana selalu lebih penting dari masalahku selamanya.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu