Love And Pain, Me And Her - Bab 483 Menginvestasikan 20 Miliar

Viali tidak memberiku nasihat langsung. Sebagian besar dari apa yang sebenarnya Viali katakan sudah aku pikirkan. Aku ingin pergi ke Cantique, tetapi aku juga tidak ingin menolak Isyana dan itulah inti dari permasalahannya.

Viali dan aku terdiam beberapa saat, kemudian Viali berkata, “Ugie, jika kamu memilih bergabung dengan Perusahaan Djarum karena hubunganmu dengan Isyana, maka aku sarankan kamu pikirkan dulu baik-baik tentang alasanmu bergabung dengan Perusahaan Djarum dan tolong hati-hati dalam memutuskan. Hubungan kalian berdua menurutku tidak cukup kuat dan selanjutnya kamu akan berada dalam kelompok dengan perselisihan internal yang serius. Yang pastinya akan lebih banyak merugikanmu daripada menguntungkan hubunganmu. Jadi, jadi aku mohon berhati-hatilah. "

Kata-kata Viali adalah inti dari masalah ini. Aku mencoba memikirkannya dan berkata, "Viali, terima kasih atas saranmu. Aku akan mempertimbangkannya dengan baik."

Tadinya aku berniat mengakhiri telepon, tetapi tiba-tiba Viali berkata, "Ugie, ada satu hal lagi yang tidak boleh kamu lupakan. Kamu sudah berjanji kepada Direktur Papang. Meskipun kamu tidak menanda tangani kontraki, tetapi perlu kamu ingat. Janji seorang pria sangat berarti, jika kamu mundur begitu saja. Aku khawatir itu akan merubah penilainku padamu! Baiklah, aku rasa sudah cukup bicaranya, sebaiknya kamu istirahat. "

Setelah itu, Viali menutup telepon.

Sambil berbaring di tempat tidur, aku memikirkan kata-kata Viali ... Nasihat Viali sangat jelas. Setelah berpikir sejenak, aku memutuskannya sebelum kembali untuk tidur.

Keesokan paginya, Lulu dan yang lainnya datang ke studio pagi-pagi sekali. Aku bisa merasakan bahwa semuanya tampak sedikit bersemangat. Bagaimanapun juga, kami akan bekerja di perusahaan baru yang baru dikenal.

Setelah menyampaikan beberapa pesan di depan semuanya, kami langsung pergi. Kami berkendara atau naik taksi dan langsung menuju ke Cantique.

Di tempat parkir, aku menelepon Isyana. Segera, Isyana terhubung di telepon. Sebelum aku sempat berbicara, Isyana bertanya langsung kepadaku, "Ugie, sudah memutuskan?"

Kali ini, aku tidak ragu sedikit pun dan langsung berkata, "Ya, bagaimanapun juga, aku sudah berjanji kepada Direktur Papan, jadi aku melakukan sesuai dengan yang sudah aku janjikan."

Isyana terkikik. Kemudian, dia berkata dengan pikiran terbuka, "Jadi kamu sudah memutuskan ya! Oke, semoga sukses dengan perusahaan barumu. Nanti kalau kamu sudah disana, aku akan mentraktirmu makan malam. Anggap saja sebagai ucapan selamat untuk kesuksesan karirmu di Cantique."

Seperti yang sudah kuduga, Isyana tidak tampak terlalu Sedih. Hal itu membuatku merasa sedikit lega.

Aku meletakkan telepon dan membuka pintu untuk keluar dari mobil. Setelah sekali lagi melihat gedung Cantique, aku memimpin semuanya menuju gedung.

Papang menunggu kami di lobi bersama dengan para eksekutif Cantique. Di dalam suasana yang tenang, kami menandatangani kontrak.

Di pagi hari, kami mengadakan pertemuan tingkat menengah dan atas. Selain mengumumkan pengangkatanku sebagai CEO, aku juga mengumumkan bahwa Amori akan menjadi direktur pemasaran. Awalnya, aku ingin Deren yang menjadi direktur departemen pemasaran. Tapi aku hanya diberi posisi direktur, jadi aku memberikannya kepada Amori terlebih dahulu. Dan untuk Deren, aku memintanya untuk bergabung ke departemen pemasaran, karena dia sendiri memiliki latar belakang pemasaran. Dia memiliki kecerdasan yang cukup dalam pemasaran. Aku akan mempromosikannya jika ada kesempatan.

Malam itu, Papang secara khusus menyewa tempat di hotel bintang lima dan mengadakan pesta penyambutan kecil untuk kami. Di pertemuan itu, aku sebagai CEO baru berpidato di depan semuanya. Setelah rangkaian kesibukan, waktu kerjaku di Cantique, secara resmi dimulai.

Meskipun aku seorang pejabat baru, aku tidak mau terburu-buru untuk menyalakan api. Lagipula, aku belum cukup mengenal Cantique. Selama ini, aku mulai membaca informasi dengan gila-gilaan. Bukan hanya aku saja yang membacanya, tetapi Lucius juga mengikutinya. Kami berdua memiliki tugas harian untuk menjalankan semua rencana dan membuat laporan tentang perusahaan.

Setelah lebih dari seminggu terkubur dalam tumpukan informasi, akhirnya aku menemukan inti bisnis dari Cantique.

Sore ini, saat aku sedang mempelajari laporan. Dari luar kantor, terdengan suara ketukan di pintu. Tanpa menlihat, ketika pintu terbuka terdengar suara familiar yang datang dari arah pintu “Aku masuk”.

"Direktur Ugie, anda dikubur di dalam laporan setiap hari. Apakah anda tidak takut mati kelelahan?"

Aku mendongak dan melihat Papang masuk dengan senyum di wajahnya.

Aku berdiri dan meregangkan tubuh, kemudian melihat Papang. Aku pun tersenyum dan berkata, "Mau bagaimana lagi. Jika aku tidak bisa memahami situasinya, maka aku tidak berhak untuk berbicara. Jika sebagai seorang CEO aku tidak melakukan sesuatu, maka mungkin aku tidak jauh dari dikeluarkan dari kelas "

Papang tertawa. Dia duduk di sofa di sebelahku, mengeluarkan sebatang rokok dan memberiku satu. Meskipun merokok tidak diperbolehkan di kantor umum, tetapi kami memiliki kantor yang terpisah. Bahkan kamipun memiliki kantor sendiri, jadi sayang sekali kami mengabaikan larangan merokok katanya.

Sambil menyalakan rokok, Papang menarik napas panjang. Dia kemudian menatapku dan perlahan berkata, "Ugie, dokumen - dokumen itu tidak ada habisnya! Kamu tidak perlu menghabiskan waktu dalam dokumen setiap hari. Mari kita kerjakan sesuatu yang lebih spesifik."

Aku tersenyum kecil, karena sudah menduga apa yang Papang ingin katakan padaku. Tetapi aku tidak mengatakan apa-apa, sementara Papang menatapku, dia melanjutkan, "Aku datang menemuimu, karena aku masih ingin berbicara tentang pembiayaan. Kamu bukan hanya CEO perusahaan sekarang, kamu juga sebagai salah satu pemegang saham di perusahaan. Apakah kita harus membuat agenda untuk mempercepat tentang pembiayaan? "

Namun, belakangan ini meskipun aku hanya melihat informasi setiap hari. Tetapi untuk soal pembiayaan, aku juga sudah memikirkannya. Melihat Papang, aku langsung bertanya, "Direktur Papang, selama ini ada berapa investor yang sudah pernah kamu temui?"

Pertanyaanku membuat Papang terkejut. Setelah memikirkannya, dia menjawabku, "Ada tiga. Dua di antaranya tidak menyukai proyek kita dan salah satunya ingin berinvestasi. Tetapi jika dia menginvestasikan 20 Miliar, dia ingin mengambil lima belas persen saham kita. Itu permintaan yang terlalu berat sehingga aku menolaknya. "

Kata Papang sambil mengisap rokoknya. Memandangku, dia melanjutkan, "Baik dari sudut pandang pribadi maupun dari perspektif jangka panjang perusahaan. Sebenarnya aku masih berharap bahwa kita dapat bekerja sama dengan Direktur Viali dan membuatnya berinvestasi pada kita"

Aku tersenyum kecil. Papang tampak ingin sekali agar Viali berinvestasi pada kami. Aku hanya diam dan menunggu Papang untuk melanjutkan perkataannya.

Papang menambahkan, “Pertama, Direktur Viali memiliki reputasi yang baik di dunia investasi dan di dunia bisnis. Selama dia mau berinvestasi di Cantique, dia pasti akan memiliki pengaruh yang tinggi di Cantique. Kedua, Jaringan Direktur Viali sangat luas. Selama dia berinvestasi pada kita, selain pendanaan, dia dapat membantu kita mengintegrasikan sumber daya kita. Sehingga kita akan dapat mempromosikan Cantique dengan lebih efektif serta menarik banyak minat. "

Aku mengerti semua yang dikatakan Papang, karena itulah salah satu alasan utama mengapa dia mempertaruhkan sahamnya terhadapku.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu