Love And Pain, Me And Her - Bab 410 Presdir Pang

Menoleh ke belakang, aku melihat Viali berdiri di samping gapura. Aku tidak bisa menahan dan melamun sejenak.

Di dalam kesanku, Viali selalu mengenakan pakaian bekerja. Meskipun dia memiliki rambut yang panjang, biasanya dia selalu mengikat rambutnya dan membuat kesannya terlihat sangat profesional.

Tetapi hari ini berbeda, meskipun cuaca tidak begitu dingin, Viali malah memakai gaun wol berwarna putih. Rambutnya yang panjang juga diturunkan dan diikat menjadi ekor kuda dan terjatuh di bawah kepalanya. Dia mengenakan sepasang hak sepatu tinggi yang bergaya eropa. Bentuk tubuh Viali memang sangat tinggi dan kurus, sepatu hak tinggi yang dia pakai membuat dia terlihat semakin kurus dan ramping.

Penampilan Viali sekarang membuat dia terlihat seperti seorang mahasiswa yang baru mulai bekerja, sama sekali tidak terlihat seperti seorang wanita sukses yang kuat di industri investasi.

Tidak bisa berbohong, Viali yang berdandan seperti ini benar-benar terlalu cantik dan membuatku merasa terpesona.

Melihatku tidak berbicara, Viali berjalan ke hadapanku, ketika dia tiba di depanku, wangi tubuhnya yang enak memenuhi sekitarku. Viali menatapku sambil memiringkan kepalanya dan berkata "Kamu sedang melihat apa? Kenapa tidak berbicara?"

Aku tertawa dengan bodoh dan menggelengkan kepalaku "Viali, aku tidak mengerti. Kamu begitu cantik, kenapa selalu memakai pakaian kerja dan menutupi seluruh kelebihanmu?"

Kata-kataku bermaksud untuk memuji Viali, sayangnya Viali tidak menganggap. Dia berkata dengan nada suara datar "Ayo, aku sudah lapar"

Aku merasa sedikit canggung, menggerakan bahuku, aku mengikuti Viali masuk ke Street Food .

Baru berjalan beberapa langkah, aku sudah menyadari berbagai jenis tatapan yang menuju kepada kami. Tentu saja aku tahu semua tatapan itu tertuju kepada Viali. Tubuh langsing dan tinggi ini berjalan di Street Food yang ramai benar-benar sangat menarik perhatian orang.

Aku juga memiliki kesombongan. Bersama dengan wanita cantik seperti ini, menikmati tatapan dari semua orang. Perasaan ini benar-benar sangat bagus!

Kata-kata Robi tidak salah. Ingatan Viali benar-benar sangat kuat. Dia langsung bisa ingat dimana tempat terpencil yang kami makan bbq kemarin.

Setelah memesan beberapa tusuk sate domba, aku memesan beberapa botol bir. Setelah bir datang, aku pun menuangkan bir untuk Viali, sambil menuang aku berkata "Viali, kamu tidak takut kali ini masuk rumah sakit lagi?"

Viali sedang melihat koki yang sedang memanggang, dia menjawabku dengan ekspresi yang datar.

"Ugie, sebenarnya kata-kata kamu kemarin itu benar. Kadang-kadang manusia harus bersikap agak rileks, kalau sama sekali tidak pernah mengubah gaya kehidupan. Maka manusia dan robot benar-benar tidak memiliki perbedaan lagi"

Kata-kata Viali membuatku menggelengkan kepalaku dengan senyuman pahit, Viali menoleh kepadaku dan bertanya dengan penasaran "Kamu yang berkata seperti itu kemarin, sekarang kamu tidak setuju lagi?"

Aku menggelengakn kepalaku lagi dan berkata dengan senyuman "Aku bukan tidak setuju! Cara kamu bersikap rileks benar-benar terlalu berbeda dengan orang lain. Makan barbaque di tepi jalan sudah termasuk rileks"

Setelah berkata, aku pun tertawa dengan pahit lagi.

Sudut bibir Viali terangkat, sepertinya dia ingin tertawa, tetapi senyuman itu tidak muncul. Sambil memegang gelas bir, Viali melihat kepadaku dan berkata dengan serius "Ugie, aku tidak mau mengatakan kata-kata yang sopan lagi. Ini, ayo kita minum!"

Dua gelas saling bersentuhan dengan lembut. Selanjutnya, kamu berdua menghabiskan bir di dalam gelas kami.

Meskipun ekspresi Viali tetap datar dan tenang, aku bisa merasakan hubungan kami berdua sudah berbeda dari dulu. Bahkan, waktu bersama dia, aku sudah tidak merasa tertekan. Bahkan aku bisa berbicara kotor di depannya.

Sambil makan, aku dan Viali berbicara. Dulu, topik bicara kami semuanya tentang Robi, sementara sekarang kami sudah tidak berbicara tentang Robi lagi.

Mungkin karena masih trauma dengan masuk rumah sakit, Viali hanya makan beberapa tusuk sate. Pada saat aku mau membelikan makanan yang lain untuk dia, Viali tiba-tiba berkata.

"Ugie, sebenarnya hari ini aku mencarimu itu ada satu masalah mau berbicara denganmu"

Berkata sampai sini, Viali pun tidak berbicara lagi. Dia mencicipi birnya dulu, ini adalah salah satu kebiasaan Viali waktu berbicara, di dalam negosiasi bisnis, cara ini membuat pihak lain lebih mudah setuju untuk mengikuti alur Viali.

Aku juga tidak terkecuali, melihat Viali aku langsung berkata "Kamu katakan saja, urusan apa?"

Viali berkata secara perlahan "Tentang saran Presdir Pang kemarin!"

Aku melamun sejenak sebelum berkata "Saran apa? Menyuruhku bekerja di perusahaannya?"

Papang Yan pernah mengatakan hal ini kemarin, tetapi aku mengira hal ini hanya sebuah canda sembarang saja. Sama sekali tidak menganggap serius.

Viali tidak langsung menjawab pertanyaanku, dia melihat ke kompor pemanggang dan berkata secara perlahan "Ugie, kehidupan seseorang itu seperti kompor panggang ini. Kalau ingin apinya kuat seperti sekarang, harus menambah arang pada waktu yang tepat"

Setelah itu, Viali menoleh kepadaku dan lanjut berkata "Sementara kamu itu seperti kompor panggang yang baru dinyalakan. Kalau kamu ingin bunga apimu mekar, kamu harus menambahkan arang untuk dirimu! Meskipun skala perusahaan Presdir Pang sekarang masih tidak besar, aku bisa memberitahumu, perusahaan dia sekarang sudah menarik perhatian lumayan modal venture dan investor malaikat. Kalau kamu memasuki perusahaan Presdir Pang pada saat ini, kemungkinan besar kamu bisa membuat kompormu ini membakar sampai titik tertinggi"

Perumpanan Viali sangat tepat, kata-kata dia juga sangat meyakinkan. Tetapi aku tetap menggelengkan kepalaku dan berkata dengan senyuman "Viali, kamu terlalu memandang tinggi aku. Aku hanya seorang perencana, aku bahkan tidak tahu perusahaan Presdir Pang itu berprofesi di bidang apa. Keuntungan apa yang aku bisa bawa kepada mereka kalau aku memasuki perusahaan mereka?"

Viali tertawa. Ini adalah pertama kali Viali tertawa ketika aku bertemu dia hari ini, dia melihatku dan lanjut berkata "Ugie, kamu tidak melihat kelebihanmu sendiri. Aku bisa berkata seperti ini kepadamu, skala perusahaan Presdir Pang tidak lengkap sekarang. Anggota yang dia perlukan adalah seseorang yang memahami pemasaran dan pasar. Sementara kamu memiliki kelebihan itu. Jadi, asal kalian bekerja sama, aku percaya kalian pasti bisa mendapat dana dan seiring waktu berjalan, publikasi pasti bukan masalah!"

Aku menghabiskan sisa bir di dalam gelasku. Pembiayaan, publikasi, kata-kata ini sepertinya sangat jauh dariku. Tetapi setelah Viali mengatakan itu, aku merasa kata-kata tersebut sepertinya benar-benar berhubungan denganku.

Aku menggelengkan kepalaku, pada saat aku baru ingin mengatakan alasan penolakanku, Viali langsung berkata "Ugie, kamu jangan buru-buru menolak dulu. Semua ini tunggu kamu berpikir dengan matang dulu baru membuat kesimpulan. Kamu pulang dulu dan berpikir secara dalam, bisa jadi seiring waktu berjalan, pemikiran kamu akan berubah"

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu