Love And Pain, Me And Her - Bab 489 Situasi Yang Mengkhawatirkan

Viali mengangkat bahunya, seringai tak terlihat di bibirnya. Memandangku dan berkata "Jika anda membutuhkan investor, mengapa anda memberikan valuasi yang begitu tinggi? Jika anda memberikan penilaian itu kepada investor lain. Saya khawatir anda akan menakuti mereka."

Aku tertawa, memandang Viali dan berkata "Direktur Viali, bukankah ini tentang bisnis? Aku memberikan penawaran yang lebih tinggi, jadi anda harus menawarnya balik. Begini saja, berapa investasi yang menurut anda akan kami dapatkan dari sepuluh persen saham yang kami tawarkan? "

Aku berpikir dengan sangat jernih, Viali tidak tampak akan berhenti dan memotong pembicaraan ini. Mungkin dia akan berhenti setidaknya di angka 60 Miliar. Jika hal itu terjadi, berarti hal itu persis seperti yang kami harapkan, dengan begitu maka investasi ini bisa dikatakan sepakat.

Viali menyesap kecil gelas anggurnya. Diam sejenak, kemudian dia menoleh untuk melihatku dan berkata "Ugie, saya tidak punya rencana untuk berinvestasi di Cantique saat ini."

Kata-kata Viali mengejutkan Papang dan aku. Kami berdua saling memandang dan bingung. Viali telah merekomendasikanku untuk bergabung dengan Cantique dan sekarang setelah aku bergabung, dia berkata bahwa dia tidak berencana untuk berinvestasi. Ini jelas tidak masuk akal.

Papang dan aku tidak berbicara apa pun. Dia menyesap dari gelasnya. Memang, kata-kata Viali memukul kami sangat keras.

Viali memandang kami berdua sambil melanjutkan "Saya selalu berpikir bahwa Cantique memang memiliki potensi. Tetapi itu tidak berarti bahwa saya akan berinvestasi di perusahaan mana pun yang memiliki potensi. Cantique, seperti sekarang, tidak sesuai dengan filosofi investasi saya. Filosofi investasi saya sebenarnya sederhana, saya lebih suka mendapatkan lebih sedikit daripada mengeluarkan lebih banyak. "

Papang sedikit mengernyit dan dia menatap Viali. Tanpa henti, dia bertanya "Direktur Viali, dapatkah anda lebih spesifik tentang alasan menolak proposal kami?"

Viali memandang Papang dan dia berkata tanpa basa-basi "Alasannya sederhana: pemasaran produk anda sangat biasa-biasa saja. Sekarang produk anda mencakup sekitar enam atau tujuh kota. Ambil contoh Beijing, ini adalah pasar yang sangat besar dan apa yang kalian lakukan benar-benar berantakan. Dari awal kalian mulai hingga sekarang. Jumlah pengguna terdaftar di Beijing hanya sekitar 100.000 dan pengguna aktif harian hanya beberapa ratus. Anda harus tahu bahwa pasar Beijing adalah pasar paling inklusif dan reseptif terhadap hal-hal baru. Dalam lingkungan istimewa seperti itu anda telah memberikan nilai yang sangat buruk. Inilah alasan utama mengapa saya tidak akan berinvestasi pada anda saat ini. "

Papang langsung tertawa getir. Dia memandang Viali dan berargumen "Direktur Viali, ada alasan mengapa pasar Beijing tidak berkembang dengan baik. Kami sudah tidak memiliki dana yang cukup. Setelah investasi ini, kami akan berusaha keras di Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzheng. Selama kami memiliki dana yang memadai, saya yakin pangsa pasar kita akan meningkat dengan cepat "

Viali tiba-tiba tertawa, tetapi senyumnya masih cibiran. Setelah berhubungan dengan Viali berkali-kali, aku tahu sesuatu tentang kepribadiannya. Aku belum mengatakan apa pun karena aku tahu bahwa jika Viali telah membuat keputusan, dia tidak akan mengubahnya dengan mudah.

Dihadapkan pada Papang yang tetap tidak mau menyerah, Viali hanya berkata, “Setahu saya Direktur Papang. Kamu sudah menginvestasikan lebih dari 80 Miliar di Cantique diawal. Kamu sudah membuang semua pengeluaran untuk teknologi. Lalu dengan begitu besar jumlah uang yang tersisa, pasar di Beijing bahkan belum selesai. Apakah menurutmu ini semua tentang uang? "

Viali selalu berbicara terus terang. Dalam satu kalimat itu, membuat Papang tidak bisa berkata-kata. Sebenarnya, aku juga kecewa hanya saja tidak seburuk Papang.

Begitulah keadaan, ketika kita semakin besar berharap pada sesuatu, maka semakin besar juga kecewa rasa mereka yang akan diterima. Sebelumnya aku dan Papang sama-sama berpikir bahwa investasi seharusnya berjalan dengan baik dan tidak satu pun dari kami yang berpikir bahwa inilah hasilnya sekarang.

Viali mengambil segelas anggur dan menyesapnya. Pandangan Papang terkunci dan dia menatap makanan di atas meja. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan. Aku merokok, sambil memikirkan bagaimana agar Cantique bisa membuka pasar secepat mungkin.

Setelah beberapa saat Viali berkata lagi "Direktur Papang, Direktur Ugie, yang baru saja saya katakan adalah saya tidak bermaksud untuk berinvestasi di Cantique saat ini. Tetapi jika anda mampu membuka pasar dalam waktu dekat, saya rasa kesempatan bagi kita untuk bekerja sama masih terbuka"

Aku tertawa getir, menatap Viali dan hanya berkata "Tunggu putaran b, atau putaran c?"

Viali mengangkat bahunya. Kemudian, dengan pandangan sekilas ke arahku dan seakan tersenyum, dia berkata "Itu bukan tidak mungkin!"

Aku menghela nafas kecil. Viali sedang menyajikan kami pai besar yang lezat, enak dilihat tapi tidak bisa dimakan. Sulit untuk mengatakan apakah Cantique akan bertahan sampai saat itu atau tidak.

Setelah berpikir sejenak, aku berpaling kepada Viali dan berkata "Direktur Viali, jika kita akan membuka pasar dalam waktu dekat. Apakah anda pasti akan berinvestasi pada kami?"

Viali mengangguk "Yang bisa saya katakan adalah bahwa itu mungkin, sangat mungkin. Tapi saya tidak bisa mengatakan pasti!"

Sekali lagi, aku tertawa ... Viali berhasil mencapai puncak dunia investasi elit. Ini bukan hanya kecelakaan. Dia rasional dan disiplin dalam tindakannya. Dia juga sangat teliti dalam apa yang dia katakan.

Pembicaraan tentang investasi telah dinyatakan gagal, Viali melihat waktu dan berkata langsung kepada kami berdua "Saya tidak tahu apakah kalian berdua sudah makan enak! Tapi itu saja untuk hari ini, saya ada pertemuan dengan klien pada jam 21:30. . "

Begitu Viali mengatakan itu, Papang dan aku berdiri dan menjabat tangan Viali dan Viali meminta sopir untuk mengantar kami berdua kembali ke hotel.

Papang dan aku sama-sama punya pemikiran sendiri selama perjalanan. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Bagaimanapun, pengemudi Viali pasti akan mendengar kami berbicara di dalam mobil dan itu tidak sopan.

Sesampainya di hotel, begitu kita turun dari mobil, Papang langsung berkata kepadaku "Ugie, pergilah ke kamarmu. Kita berdua akan rapat."

Aku mengangguk dan segera masuk ke kamarku. Aku merebus air untuk teh dan duduk di sofa dengan Papang. Papang langsung berkata "Ugie, sekarang Direktur Viali tidak mau untuk berinvestasi. Sudahkah anda memikirkannya? Apa yang harus kita lakukan selanjutnya?"

Aku menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya dengan keras. Tetapi tidak menjawab kata-kata Papang. Bukannya aku tidak mau menjawab, hanya saja aku sudah punya ide, tetapi kurang sesuai dengan posisi Cantique saat ini, jadi aku tidak tahu harus berkata apa kepada Papang.

Ketika Papang melihat bahwa aku tidak menjawab, dia berkata lagi "Ugie, karena situasi ini. Saya ingin kembali ke investor yang dulu pernah saya ajak bicara, untuk 20 Milliar dan memberinya sepuluh persen saham. Lagi pula, dengan situasi likuiditas Cantique sekarang tanpa ada investasi baru yang masuk. Kita akan berada di situasi yang mengkhawatirkan. "

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu