Love And Pain, Me And Her - Bab 85 Menunggu Inspeksi

Aku memandang Raisa dan Lulu, lalu duluan mengatur tugas untuk mereka berdua.

“Hari ini kalian perlu turun ke gunung! Pergi ke masing-masing konter utama, membeli semua kosmetik Korea yang bisa kalian beli. Terlepas dari nilai tinggi dan rendah, kalian harus memastikan rangkaian lengkap kategori.”

Wajah Lulu langsung cemberut dan berkata, “Ugie, ini membutuhkan banyak uang. Kami bayar dulu, lalu kapan bisa mendapat penggantiannya?”

Aku mengerti apa yang dikatakan Lulu, siapapun tidak suka membayar dulu. Tetapi sekarang kami tidak berada di perusahaan. Tidak ada cara lain, hanya bisa begini. Aku tersenyum menunjuk Raisa, “Dia memiliki uang, suruh dia bayar dulu. Jangan lupa meminta nota pembayaran.”

Raisa mengangkat bahu, dia tidak menolak.

Kemudian, aku menatap Dirga dan berkata.

“Dirga, kamu hubungi departemen perencanaan, aku butuh daftar lengkap pasar kosmetik Korea di dalam negeri, serta kasus pemasaran kosmetik Korea yang paling unggul di dalam negeri.”

Dirga segera mengangguk.

Aku mengambil produk baru di atas meja dan memutar kepala berkata pada Amori, “ Amori, kamu mengambil produk baru ini sebagai contoh. Dengan dua strategi pemasaran, kamu menganggap saja itu adalah produk baru Korea, untuk pasaran Korea dan juga pasaran dalam negeri. Karena waktu sangat ketat, sementara waktu kamu dapat mengabaikan detailnya dan menambahkannya lagi nanti. Tetapi kerangka besar harus dikeluarkan.”

Amori menatapku dengan penuh pikiran, meskipun dia tidak terlalu mengerti tujuanku, tetapi dia tetap mengangguk.

Selesai membagi pekerjaan, aku memandang ke arah mereka, dan bertanya, “Masih ada yang mau ditanyakan?”

Raisa segera mengangkat tangan, dia duluan berkata, “Ada! Aku ingin tahu tujuan sebenarnya melakukan ini?”

Lulu segera menjawab.

“Ugie, jangan-jangan kamu ingin KIMFAR masuk ke pasaran Korea?”

Aku tersenyum dan bertanya kembali, “Tidak bolehkah?”

Lulu dan Raisa hampir menggelengkan kepala mereka bersamaan. Raisa segera berkata, “Daya saing kosmetik KIMFAR di dalam negeri telah menurun. Lagipula Korea Selatan sendiri memiliki keunggulan dalam industri kosmetik, kita bahkan tidak memahami pasaran dalam negeri, dan sekarang langsung bergegas ke pasaran Korea? Mengapa aku merasa rencanamu sangat mustahil?”

“Benar! Bagaimana mungkin pasaran Korea dapat berbanding dengan pasaran dalam negeri ?”

Lulu juga berkata.

Aku tersenyum tidak berkata, namun Amori malah berkata, “Kalau tujuan para pemimpin dapat dengan mudah ditebak oleh kita, maka kita semua sudah menjadi pemimpin. Sebaiknya kurangi berkata, dan banyakin bekerja.”

Aku tidak terduga Amori telah menganggapku sebagai Pemimpin, ini membuatku terkejut.

Lulu mencibir, berdiri lalu berkata, “Hiks! Tidak mengatakan apapun, sama artinya sengaja membingungkan orang!”

Sebenarnya aku tidak bermaksud begini. Tetapi sekarang belum tiba waktunya, dan masih banyak tahap yang belum aku mengerti sepenuhnya. Kalau mengatakan sekarang, aku membutuhkan waktu untuk menjelaskan pada mereka. Jadi sebaiknya biarkan mereka melakukannya, dan aku menyelesaikan semua tahap, kemudian mengatakan kebenaran pada mereka semua.

Beberapa lama ini hanya dapat digambar dengan satu kata, yaitu: Sibuk! Sibuk pagi dan malam.

Namun kesibukan ini juga memberiku rasa kepuasan. Selain waktu istirahat, kami tidak berhenti berdiskusi tentang langkah perencanaan. Tidak ada orang yang menggosip, dan bahkan Lulu, yang biasanya paling banyak bicara, juga tidak omong kosong, semua yang dia bicarakan hanyalah topik yang berkaitan dengan rencana tersebut.

Meskipun semuanya sangat capek, tetapi sangat senang.

Di tengah masa ini, aku pergi mengunjungi Profesor Li. Aku mengatakan padanya beberapa kebingungan tentang rencanaku. Profesor Li awal-awal menegaskan pikiranku, lalu dia menjawab keraguanku satu per satu. Akhirnya dia memberitahuku bahwa kalau rencanaku dapat diimplementasikan, efeknya pasti tidak akan salah. Tetapi satu-satunya kelemahan adalah jumlah modal yang diperlukan untuk rencana ini terlalu besar, dan tidak tahu akankah dewan direksi KIMFAR menyetujuinya.

Masih tersisa tiga hari sebelum jangka waktu yang diberikan Bong Casa padaku. Rencana kami akhirnya selesai. Malam itu, aku sengaja meminta bagian dapur untuk memasak lebih banyak hidangan, aku ingin minum bersama mereka. Mengenai apakah pihak KIMFAR akan menyetujui rencana itu, semuanya hanya bisa diserahkan pada takdir.

Setelah hidangan disiapkan, aku memegang gelas anggur merah dan berkata pada mereka, “Semuanya, besok adalah pintu pass pertama untuk menguji prestasi kita. Tidak peduli apakah itu bisa lulus atau tidak, aku harus berterima kasih kepada semuanya atas dukungan kalian dalam sebulan ini.”

Selesai berkata, kami saling bersulang, dan semuanya minum bersamaan.

Setelah makan beberapa suap, Lulu meletakkan sumpitnya, mengambil gelas anggur, dan berkata dengan penuh perasaan, “Haiks! Kalau terpikir besok akan meninggalkan tempat ini, hatiku merasa sangat enggan. Betapa baiknya, kalau pekerjaan di masa depan bisa seperti sebulan ini. Semua orang berusaha keras ketika bekerja, dan sambil bercanda, ini terasa sangat menarik!”

Lulu berkata, dia memegang gelas anggur merah dan berkata padaku, “Ugie, aku ingin bersulang denganmu! Kamu memimpin dengan bagus, setidaknya aku mengagumimu!”

Gadis kecil berkata dan meminumnya.

Sebenarnya yang dikatakan Lulu, juga sebagai perasaanku. Kesibukan dalam sebulan ini, kami berlima bekerja sama dan memiliki pemahaman bersama. Sesekali terjadi percekcokan juga terkait dengan pekerjaan. Tetapi aku sengaja bercanda padanya,

“Lulu, kalau kamu terus berada di sini, bagaimana dengan si pemetik bunga?”

Lulu segera memelototiku, dan berkata dengan wajahnya yang memerah, “Ugie, tutup mulutmu!”

Mereka tidak tahu apa yang telah terjadi, tetapi melihat sikap Lulu, mereka juga tahu bukan hal bagus. Baru-baru ini terlalu sibuk, aku masih belum menanyakan bagaimana hubungannya dengan si pemetik bunga.

Raisa memegang gelas anggur merah, dia melihat anggur merah di dalam gelas, dan bergumam berkata, “Sebenarnya pikiranku sama dengan Lulu. Dalam sebulan ini, seharusnya adalah waktu kerja yang paling nyaman bagiku. Mungkin dalam seumur hidup ini tidak akan begitu senang lagi. Ayo mari bersulang, terima kasih atas perhatianmu dalam sebulan ini.”

Perkataan Raisa membuat hatiku tertekan, mengapa dia tiba-tiba menjadi begitu pesimis?

Lulu bersulang dengan Raisa, sambil tersenyum berkata, “Kamu merasa nyaman seharusnya bukan karena kami, kan?”

Raisa tentu mengerti maksud dari Lulu. Dia segera memelototi Lulu, dan Lulu mengeluarkan lidah padanya, kemudian langsung terdiam.

Semua orang minum sambil bercanda. Amori minum denganku, dia tetap tenang seperti biasanya. Dia perlahan-lahan berkata, “Ugie! Jangan katakan hal lain, rencanamu kali ini benar-benar terlalu berani. Aku sangat mengagumimu, tetapi aku merasa, meskipun Presdir Bong Casa setuju, belum tentu Dewan direksi perusahaan akan setuju. Anggarannya terlalu besar!”

Aku makan sambil menjawab Amori, “Meskipun rencana ini gagal, kita juga harus membuat KIMFAR mengakui bahwa ini merupakan rencana yang sangat layak dilaksanakan. Dengan begini tandanya pekerjaan kita telah terselesaikan dengan lancar. Dan apakah mereka ingin melaksanakannya atau tidak, itu terserah mereka sendiri.”

Sebenarnya apa yang dikatakan Amori juga merupakan hal yang aku khawatirkan. Kami beberapa orang berusaha keras, tentu berharap rencana ini dapat dilaksanakan. Kalau hanya diletakkan dalam dokumen, itu palingan hanya tertulis tanpa melaksanakannya.

Raisa sepertinya juga memiliki kekhawatiran seperti ini, dia menatapku dan berkata, “Aku akan menghubungi perusahaan pada sore hari, aku mendengar rekan-rekan dari departemen administrasi mengatakan. Presdir Bong Casa memberikan perhatian khusus pada laporan rencana besok. Dia meminta semua eksekutif harus berpartisipasi. Dan setelah pertemuan rapat, akan mengadakan sebuah seminar di dalam perusahaan.”

Perkataan Raisa membuat hatiku semakin gugup, aku menghabiskan anggur merah dalam gelasku, besok akan mengetahui hasilnya.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu