Love And Pain, Me And Her - Bab 103 Akhirnya Memutuskan

Sarapan yang sangat sederhana, tetapi kami memakan dengan sangat puas, dan aku menemukan bahwa Isyana memiliki banyak keunggulan. Secara logika, Isyana adalah anak orang kaya yang seharusnya kualitas hidupnya sangat tinggi, tetapi dia memakai bajuku dan memakan pasta, dia bukan saja tidak pilih-pilih, tetapi dia kelihatannya sangat puas.

Setelah sarapan, Isyana mengganti bajunya, dia mengambil tasnya, kemudian menatapku dengan lembut dan berkata, "Ugie, aku pulang dulu, aku akan datang menjemputmu pada sore hari, kita pergi ke perjamuan bersama."

Aku tersenyum dan mengangguk, ketika Isyana tiba di pintu, dia tiba-tiba berbalik untuk menatapku, dan berkata, "Ugie, apakah kamu masih ingat bahwa aku pernah bilang kamu adalah seorang pengecut?"

Aku mengangguk, aku tentu saja ingat. Pertama kalinya terjadi pada saat Bibi Salim ingin memperkenalkan kami untuk kencan buta, pada saat itu, aku ingin mengundurkan diri, dan dia bilang aku adalah seorang pengecut. Kedua kalinya terjadi di kantornya, kami mengobrol dengan bahagia, tapi ketika aku mau pergi, dia tiba-tiba bilang aku adalah seorang pengecut.

Sebenarnya, aku selalu ingin bertanya padanya, tetapi aku tidak punya kesempatan, hari ini dia menyebutkannya lagi, aku akhirnya bisa bertanya padanya secara terang-terangan, "Mengapa kamu bilang aku adalah seorang pengecut? Apakah aku benar-benar adalah seorang pengecut?"

Aku bertanya sambil tersenyum, Isyana tiba-tiba tersenyum, dia menatapku dan berkata dengan serius, "Seorang pria yang tidak berani menunjukkan perasaannya, bukankah dia adalah seorang pengecut?"

Perkataan Isyana membuatku merasa mau meledak, aku tidak bodoh, aku mengerti maksudnya, tetapi aku tidak yakin, apakah dia benar-benar sedang menyemangatiku untuk mengaku cinta kepadanya lagi?

Melihat aku berdiri di tempat dengan linglung, Isyana tersenyum padaku, kemudian dia berbalik dan pergi.

Setelah Isyana pergi, aku kembali ke kamar, ketika berbaring di tempat tidur, aku sepertinya masih bisa mencium aroma tubuh Isyana. Aku menutup mataku dan dengan tenang memikirkan perkataan Isyana, Isyana memberiku petunjuk, haruskah aku mengambil kesempatan ini?

Aku tiba-tiba duduk di tempat tidur, aku menyalakan sebatang rokok dan mengisapnya dengan kuat, aku diam-diam memutuskan untuk mengaku cinta pada Isyana, setelah dia setuju untuk menjadi pacarku, aku akan mengundurkan diri dan meninggalkan PT Nogo, kemudian bergabung dengan KIMFAR, dengan cara ini, maka karirku akan mengalami perkembangan yang signifikan, dan identitasku juga bisa lebih cocok dengan Isyana, yang paling penting adalah jika aku bergabung dengan KIMFAR, maka aku dapat membantu Isyana untuk memenangkan pesanan produk baru KIMFAR, meskipun aku tidak bisa memenangkan semuanya, tetapi setidaknya aku bisa memberinya sebagian bisnis.

Setelah memutuskannya, aku sangat bersemangat, aku awalnya berencana untuk tidur sebentar lagi, tetapi sekarang aku tidak merasa ngantuk sama sekali, aku mulai menunggu kedatangan Isyana dengan cemas, hari ini, setelah aku menghadiri perjamuan bersamanya, aku ingin memberitahunya pikiranku!

Manusia itu sangat aneh! Ketika aku bersama seseorang yang aku sukai, aku selalu merasa bahwa waktu berlalu dengan cepat, tapi begitu berpisah dengannya, aku akan merasa bahwa waktu berlalu dengan lambat, sepanjang pagi hari ini, aku menunggu dengan sengsara.

Sekitar jam satu, ponselku akhirnya berdering, aku segera mengambilnya, begitu melihat nomornya, aku sedikit kecewa. Panggilan ini bukan panggilan dari Isyana, tetapi panggilan dari Sutan, begitu aku mengangkat telepon, aku mendengar Sutan berkata, "Ugie, aku mabuk kemarin dan telah melakukan banyak hal yang memalukan, kalian tidak menganggapnya serius, benar?"

Aku tertawa dan memarahinya, "Apakah aku masih tidak tahu sifatmu? Itu bukan masalah besar. Ngomong-ngomong, kamu kemarin tidak berkata dengan jelas, dan aku juga tidak memahaminya, apa yang terjadi dengan perusahaanmu?"

Ketika berbicara tentang perusahaan, Sutan segera menghela nafas, suasana hatinya agak sedih, tetapi dia tetap saja memberitahuku, "Efisiensi perusahaan biasa-biasa saja selama dua tahun terakhir ini, beberapa waktu yang lalu, ada rumor bahwa perusahaan akan diakuisisi oleh perusahaan lain, tetapi aku tidak menyangka itu akan begitu cepat, setelah perusahaan diakuisisi, PHK besar-besaran telah dimulai, manajemen tingkat atas juga banyak yang di-PHK, karyawan yang tidak di-PHK juga tidak banyak yang berhasil tinggal di perusahaan, dan semua karyawan diturunkan pangkatnya. "

Aku bingung dan bertanya, "Meskipun PHK juga tidak mungkin melakukan PHK di departemen pemasaran kalian? Jika perusahaan PHK kalian, maka siapa yang akan pergi memasarkan produk? Apakah perusahaan tidak menginginkan kinerja lagi?"

Aku mendengar Sutan tersenyum pahit, dia menjelaskan, "Departemen pemasaran tidak banyak yang di-PHK, tetapi kantor pusat telah mengirim direktur pemasaran yang baru, jalan yang dia berikan padaku adalah pergi memasarkan produk atau mengundurkan diri. Haihs! Sebenarnya mereka hanya ingin aku pergi, bagaimanapun juga, aku adalah bawahan mantan Presdir."

Orang Indonesia selalu suka berpolitik di dalam perusahaan, baik itu perusahaan BUMN ataupun perusahaan swasta, politik perusahaan seperti ini sering terjadi.

Begitu Sutan selesai berbicara, aku langsung menghiburnya dan berkata, "Sutan, Isyana kemarin juga pernah berkata, bagaimana jika kamu datang ke PT Nogo saja? Kita bekerja sama untuk memperjuangkan karir kita di PT Nogo, kamu punya kemampuan, mengapa kamu harus bekerja di perusahaan ini? Jika perusahaan ini tidak ada tempatnya untukmu, maka pasti ada perusahaan lain yang menyambut kedatanganmu, kenapa kamu sekarang menjadi begitu bimbang? "

Faktanya, Sutan telah menolak Isyana tadi malam, tapi aku merasa dia terlalu impulsif karena sudah mabuk, jadi aku masih ingin membujuknya, tetapi perkataanku sepertinya tidak berpengaruh, Sutan menghela nafas dan berkata dengan tidak berdaya, "Haihs! Nanti baru kita katakan lagi! Aku melihat bagaimana kondisinya terlebih dahulu, jika aku benar-benar tidak bisa bertahan hidup di sini, maka aku akan pergi mencarimu."

Aku tahu sifat Sutan, dia tidak mau mengalah, dia masih ingin bertarung di perusahaannya saat ini.

Aku mengobrol dengan Sutan sebentar, tidak lama setelah aku menutup telepon, ponselku berdering lagi, kali ini aku tidak kecewa lagi, Isyana yang meneleponku, segera setelah aku mengangkatnya, aku mendengar Isyana berkata dengan lembut, "Ugie, kamu sudah boleh turun ke bawah, aku sedang menunggumu di bawah!"

Aku hampir melompat dari sofa. Aku mengenakan jas terlebih dahulu, lalu berlari ke kamar mandi untuk merapikan rambut, melihat diriku sendiri yang ada di cermin, aku tersenyum dengan puas, lumayan bagus, cukup bersemangat.

Begitu aku turun ke bawah, aku melihat bahwa mobil ls460 Isyana yang berwarna merah berhenti di depan pintu, supir yang membawa mobil, tetapi Isyana tidak ada di dalam mobil, dia berdiri di samping mobil menungguku, begitu melihatku turun ke bawah, dia memberiku senyum menawan, tetapi ketika aku melihatnya, aku sedikit tercengang.

Jika adegan Isyana mengenakan kemeja dan menyeka rambutnya di depanku merupakan sisinya yang paling hidup, maka Isyana yang aku lihat sekarang merupakan sisinya yang paling cerah.

Isyana mengenakan gaun berwarna putih yang ketat, ada beberapa mawar emas yang disulam di roknya, pinggangnya mengenakan tali pinggang berwarna hitam dan putih, dia juga mengenakan bros emas di bagian dadanya, panjang roknya mencapai lutut, betisnya yang putih tidak tertutup.

Rambutnya sengaja diikat, lehernya mengenakan sebuah kalung kristal, kalung tersebut ditatah dengan beberapa rhinestone berwarna biru, kalung yang berwarna putih dan biru bersinar di bawah sinar matahari, dan terlihat sangat elegan dan mulia.

Sosok tubuh Isyana sangat bagus, dia mengenakan gaun yang mengikat pinggang menunjukkan sosok tubuhnya yang sempurna dengan jelas.

Yang paling membuatku terkejut, dan juga menyentuh adalah saat ini sudah musim gugur, tetapi sepatu hak tinggi yang dipakai Isyana ternyata adalah sepatu yang aku beli untuknya di Hainan pada musim panas, aku selalu berpikir bahwa Isyana merasa sepatu ini terlalu murah, jadi dia tidak memakainya, tanpa diduga, dia memakainya pada acara yang begitu penting.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu