Love And Pain, Me And Her - Bab 158

Ketika melihat video, Lulu segera ikut menundukkan kepalanya. Kami berdua menatap layar dengan gugup dan melihat Riski perlahan-lahan berbicara menghadap kamera,

"Ugie, pertama aku meminta maaf ! Apa yang kamu kira adalah benar, akulah yang mengubah iklan kalian."

Mendengar perkataan ini, aku langsung merinding, seakan-akan seluruh bulu di tubuh berdiri tegak. Setelah berbicara dengan Isma, aku sudah menduga bahwa Riski kemungkinan akan menyatakan fakta yang sebenarnya. Namun aku tidak menyangka bahwa dia akan mengatakannya dengan cara ini.

aku segera menekan tombol jeda, menaikkan kepala dan menatap Lulu, dengan buru-buru berkata, "Cepat, Lulu! Kamu hubungi Presdir Mirani katakan supaya dia jangan menandatangani kontrak ganti rugi terlebih dahulu."

Lulu mengangguk dengan cepat, mengangkat telepon, dan segera memanggil Isyana.

aku menatap Lulu dengan gugup, takut telepon itu akan terhubung. dan Isyana mengatakan bahwa proses pembayaran ganti rugi sudah selesai. Maka kepentingan dari video ini akan berkurang banyak.

Lulu membuat panggilan telepon sambil berputar dengan gugup di tempat. Mulutnya terus bergumam, "Presdir Mirani, cepat jawab teleponnya, mengapa Anda tidak menjawab telepon?"

Setelah beberapa saat, Lulu menatapku dengan wajah sedih, "Ugie, Presdir Mirani tidak menjawab telepon, apa yang harus kita lakukan?"

aku pun segera mengeluarkan ponsel, setelah menemukan nomor Isyana, sambil meneleponnya berkata kepada Lulu, "Kamu telepon Adel, biar aku coba menelpon Presdir Mirani"

Karena aku tidak tahu nomor telepon Adel. Sehingga aku meminta Lulu untuk menelponnya.

Ada bunyi bip panjang di ujung telepon, tetapi Isyana masih tidak menjawab. Sebelum aku bertanya, Lulu dengan wajah yang pahit berkata, "Adel juga mematikan ponselnya!"

aku akhirnya mengerti apa artinya nasib sial, Minum air dingin membuat gigi ngilu. Kedua orang ini ternyata satu tidak menjawab telepon dan yang lain mematikan telepon.

Tiba-tiba aku teringat dengan Raisa. Sambil memegang telepon, langsung menghubungi Raisa. Kali ini berhasil, Raisa dengan cepat menjawab teleponnya. Tanpa menunggunya berbicara, aku dengan tergesa-gesa berkata kepadanya, "Raisa, tolong bantu aku! Presdir Mirani telah tiba di perusahaan kalian. Dia tidak menjawab telepon. Tolong bantu aku untuk mencarinya dan memberitahunya supaya jangan menandatangani perjanjian pembayaran itu, aku akan segera ke sana. "

Raisa terdengar ragu-ragu. Sebenarnya, aku mengerti pemikirannya, bagaimanapun dia adalah karyawan dari KIMFAR. Ganti rugi ini jelas merupakan keuntungan bagi KIMFAR. Jika dia tiba-tiba mencari isyana, Presdir Bong pasti memiliki pemikiran lain.

Tapi Raisa akhirnya menyetujui dan berkata, "Oke, aku akan pergi sekarang. Tapi kamu juga harus bergegas secepat mungkin"

aku pun menyanggupinya, setelah meletakkan telepon. aku kembali menekan tombol video itu lagi untuk meneruskan menonton. aku melihat Riski di layar melanjutkan, "Sebenarnya, prosesnya sangat sederhana. Seseorang mencari aku dan berjanji untuk memberi aku sejumlah uang supaya aku mengganti iklan kalian. Saat itu aku dengan penuh nafsu menerimanya. Dan kemudian melakukan perubahan di kontrak kalian. Akhirnya iklan kalian pun harus diturunkan. aku minta maaf! Tapi mohon maaf, uangnya sudah aku terima. Dan aku tidak bisa memberitahumu siapa yang memberikannya.Jadi silahkan lemparkan semua tanggung jawab padaku. "

Setelah berbicara hingga saat ini, Riski kemudian menyalakan sebatang rokok. dengan keras menghisapnya dan kemudian diam untuk waktu yang cukup lama. aku dapat melihat bahwa hati Riski sedang menderita. Dia melanjutkan, "Ugie, aku percaya bahwa ketika kamu melihat ini, semua permasalahanmu akan terurai. Bawa video ini dan pergi cari bosmu, kamu sudah tidak perlu mendapatkan ketidakadilan lagi. Tapi aku masih memiliki permintaan, aku berharap kamu bisa membantu aku melakukan suatu hal. Bagaimanapun kalian adalah perusahan periklanan, Sumber daya kalian melimpah. Bisakah kalian bantu membuatkan pameran lukisan untuk Isma. aku tidak kompeten, tidak dapat memenuhi keinginannya. aku harap kamu dapat membantunya dan memenuhi harapan kecilnya. Jika kamu bisa melakukannya, aku akan berterima kasih seumur hidup padamu. "

Setelah selesai berbicara, Riski tersenyum ke arah kamera. dan kemudian layar menjadi gelap dan video berakhir.

aku menghela nafas panjang. Tanpa diduga, pada saat terakhir, Riski benar-benar mengatakan yang sebenarnya. Satu-satunya penyesalan adalah dia tidak memberi tahu siapa yang menyuapnya.

Tapi aku tidak punya waktu untuk khawatir masalah ini. Sambil memegang USB, aku dengan cepat berjalan keluar dari kantor dan berkata kepada Lulu, "Lulu, aku akan pergi ke KIMFAR. Jangan memberi tahu orang luar tentang USB ini terlebih dahulu, tunggu sampai Presdir Mirani kembali baru dibicarakan."

Lulu segera mengangguk menyetujui.

Perjalanan dari Nogo ke KIMFAR hanya membutuhkan waktu empat puluh menit dengan mobil. Tapi sepertinya aku telah pergi selama empat abad. Di dalam mobil, aku terus menerus mendesak pengemudi untuk lebih cepat. Namun sopir masih tidak terburu-buru. Membuat aku menjadi panik namun tidak dapat melakukan apa-apa.

Untungnya segera sampai KIMFAR, dan aku berlari kecil masuk kedalam, menuju meja receptionist dan bertanya, "Presdir Bong, di mana Presdir Bong?"

Pelayan receptionist sudah mengenal aku. Dia menatapku dengan aneh dan dengan ragu-ragu berkata, "Aku tidak tahu, seharusnya sedang berada di kantor"

Sebelum dia selesai berbicara, aku sudah berlari. Antrian Lift masih panjang, aku pun berlari menaiki tangga. Beruntung letak kantor itu tidak tinggi, hanya di lantai empat saja. Ketika aku sampai di pintu kantor Bong Casa, aku segera mengetuk pintu, dan sebelum dipersilahkan masuk, aku segera mendorong pintu masuk.

Begitu pintu terbuka, aku hanya melihat seorang gadis yang nampak seperti asisten di tengah kantor yang luas sedang mengemasi meja Presdir Bong. Ketika melihat aku masuk, dia pun terkejut.Namun aku tidak punya waktu untuk menjelaskan. aku bertanya kepadanya dengan nafas yang terengah-engah, "Di mana Presdir Bong? Cepat, aku sedang terburu-buru ingin mencarinya."

Asisten itu memandang aku dengan curiga, tetapi dia masih mengatakan kepada aku, "Ruang pertemuan kecil di lantai tiga"

Sebelum suaranya terjatuh, aku sudah berlari keluar. Kembali turun ke lantai tiga, Akhirnya sampai di pintu masuk ruang konferensi kecil. Kali ini, aku bahkan tidak mengetuk pintu dan langsung mendorong pintu itu kedalam.

Begitu aku memasuki pintu, aku melihat tujuh atau delapan orang duduk didalam ruang konferensi kecil ini. Semua orang menatapku dengan pandangan terkejut melihat aku yang terburu-buru mendorong pintu.

Di antara orang-orang ini adalah Bong Casa, Isyana, para eksekutif senior serta pengacara. Melihat posisi mereka yang sedang duduk seharusnya belum dilakukan penandatanganan kontrak. aku pun akhirnya bisa meredakan detak jantung yang berdetak itu sambil memegang kusen pintu.

Bong Casa pun tertawa melihatku dengan ekspresi yang panik dan dengan sengaja berkata, "Ugie, kamu sekarang hebat ya. Sudah bisa mengkoordinasikan karyawan KIMFAR kita, aku pikir lebih baik kamu masuk bergabung dengan KIMFAR saja."

aku memandang Bong Casa dengan senyum masam. Namun hati aku menjadi lebih tenang. Arti perkataan Bong Casa sangat jelas, dia merujuk pada Raisa yang baru saja datang untuk menemui Isyana.

aku menenangkan diri, dan berjalan ke depan meja ruangan rapat. Sambil mengeluarkan stik USB yang dipegang di tangan aku. aku mengarahkan pandangan kepada semua orang, dan berkata dengan perlahan, "Pimpinan sekalian yang terhormat, Mohon mengganggu waktu anda. aku ingin mengajak bapak-ibu sekalian untuk melihat ini terlebih dahulu."

Sambil berkata, aku mengambil laptop milih Pengacara Lu, memasukkan usb dan langsung memutarnya.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu