Love And Pain, Me And Her - Bab 624 Aku Tahu Lebih Banyak

Begitu aku mengatakannya, Asisten Han tanpa sadar melihat ke arah Tyas. Dan ekspresi Tyas sedikit tidak wajar. Mungkin di mata mereka, mereka menyembunyikannya dengan sangat baik. Jadi mereka pasti sedang curiga, bagaimana aku mengetahui semua ini. Tapi mereka tidak tahu, aku mengetahui lebih banyak dari ini.

Aku menatap Asisten Han, berkata: “Jadi Asisten Han tidak hanya menjadi asisten pribadi CEO Mirani dan dokter kesehatan. Pada saat yang sama, juga mengemban tugas berat lainnya. Membantu Tyas memantau segala sesuatu tentang CEO Mirani termasuk kontaknya dengan dunia luar. Aku harus mengakui, Asisten Han melakukannya dengan sangat baik. Dia berhasil mendapatkan kepercayaan dari CEO Mirani, dan juga berhasil mengendalikan semua kontak antara CEO Mirani dengan dunia luar. Dengan kata lain, dibawah kerja sama Asisten Han dan Tyas, CEO Mirani perlahan-lahan menghilang dari Djarum Grup.”

Setelah aku mengatakan ini, aku menoleh dan melihat ke arah Tyas. Tyas mendengus dingin, dan berkata dengan jijik: “Ugie, di sini hanya ada kita berlima. Kamu bisa menuduh sesuka hatimu, aku tidak akan mempermasalahkannya denganmu. Kalau kamu suka berbicara, terus katakan saja. Tapi biar kuberitahu kamu, berbicara itu harus ada buktinya.”

Aku tersenyum, menoleh melihat Sutan. Aku berkata dengan pelan: “Direkur Tyas, sebenarnya kamu masih tidak memahami diriku. Kamu bisa bertanya kepada teman lamaku, Sutan. Dia lebih memahami diriku. Kelebihan terbesarku adalah tidak suka membual. Karena aku berani mengatakannya, pasti sudah ada bukti.”

Kata-kataku membuat ekspresi Tyas berubah, Sutan juga mengerutkan kening. Mereka menatapku dengan curiga, bertanya-tanya bukti apa yang aku miliki.

Lalu aku perlahan-lahan berjalan ke jendela, mengulurkan tangan membuka jendela. Udara dingin dari luar langsung bertiup masuk, semua orang menahan rasa dingin. Aku berbalik menatap Asisten Han, berkata: “Sekarang, yang ingin aku katakan adalah apa yang terjadi malam itu sampai menyebabkan CEO Mirani tiba-tiba meninggal.”

Begitu aku mengatakannya, Isyana tampak gugup. Dia memiliki banyak kecurigaan dengan kematian ayahnya. Tapi dia tidak tahu apa yang terjadi.

Ekspresiku juga menjadi dingin, dan perlahan-lahan mulai mengingat situasi hari itu.

“Pertama-tama, CEO Mirani tiba-tiba mengatakan ingin menemuiku di vila gunung Moon, ini jelas bukan keinginannya. Bisa dibilang ini juga diatur oleh Direktur Tyas. Semua orang tahu CEO Mirani, tidak tahan berjalan jauh. Tapi Direktur Tyas memerintahkan Asisten Han untuk memilih tempat pertemuanku dan CEO Mirani diadakan di vila gunung Moon. Setelah aku pergi hari itu, CEO Mirani merasa lelah dan tidak nyaman. Dia menelepon Asisten Han, memintanya untuk mengantarkan obat. Asisten Han tidak mengantarkan obat kepada CEO Mirani. Sebaliknya, dia mengejek CEO Mirani, ini berkait dengan Isyana, apa hubungannya denganku.”

Setelah itu, aku mengalihkan tatapanku kepada Tyas. Wajah Tyas berubah drastis. Dia menatapku dengan ngeri. Dan aku menatapnya dan berkata dengan dingin: “CEO Mirani sangat tegas. Selain Isyana, tidak ada orang yang berani membantahnya seperti ini. Saat itu, dia marah sampai penyakit jantungnya kambuh, dan Asisten Han mematikan teleponnya dengan acuh tidak acuh. Dia tidak hanya tidak mengambil tindakan penyelamatan, malah sebaliknya sengaja menunda waktu. Setelah setengah jam, Asisten Han baru muncul di ruang kerja. Sayangnya, penyakit jantung CEO Mirani sangat parah. Ditambah langkah penyelamatan dan pertolongan yang tidak cepat. Ketika Asisten Han muncul, CEO Mirani sudah meninggal. Selanjutnya, kalian mengatur supir lain untuk memalsukan surat wasiat CEO Mirani. Untuk membantu Tyas mendapatkan ekuitas dari CEO Mirani.”

Setelah itu, aku menoleh dan menatap Asisten Han. Melihatnya, berkata dengan getir: “Asisten Han,kamu seorang dokter. Seharusnya menyelamatkan pasien yang sekarat, tapi demi memuaskan kepentingan pribadi Tyas. Kamu membantu orang jahat melakukan hal buruk, menggunakan cari ini untuk membunuh CEO Mirani. Kuberitahu kamu, kamu pembunuh, kamu tahu tidak?”

Kata-kata terakhirku, tiba-tiba nadanya meninggi, meneriaki Asisten Han. Meski kualitas psikologisnya sangat bagus, tapi aku yang menguak kebenaran, ditambah tiba-tiba berteriak, membuatnya ketakutan dan menggigil.

Setelah itu, aku perlahan berjalan ke arah Asisten Han. Saat aku berjalan, aku memelototinya. Wajah Asisten Han berubah drastis, tanpa sadar dia melangkah mundur. Seluruh tubuhnya menempel di pintu.

Aku tahu, garis pertahanan dalam hati Asisten Han mulai runtuh. Demi bisa bersama dengan Tyas, dia mengambil risiko. Hanya saja dia tidak menyangka, aku akan membongkar semuanya hari ini.

Aku sudah berjalan di hadapan Asisten Han, aku bisa merasakannya dengan jelas. Tubuhnya gemetar, dia mulai takut. Dan Isyana gemetar karena marah, dia menatap Tyas, berkata dengan kejam: “Dasar kalian binatang, beraninya berbuat hal seperti ini pada ayahku.”

Isyana belum selesai berbicara. Sutan menepuk meja dengan keras, lalu berdiri. Berteriak padaku: “Ugie, jangan bicara omong kosong di sini. Aku tanya padamu, mana buktinya? Kalau tidak ada bukti, cepat keluar dari sini.”

Aku tersenyum. Sebelumnya aku ingin membawa Isyana pergi, sayangnya mereka tidak mengijinkan. Sekarang Sutan inisiatif ingin aku keluar. Sangat sederhana, dia juga takut. Aku menoleh, menatap Sutan, aku berkata dengan nada mencibir: “Direktur Sutan, Anda jangan gelisah. Buktinya cepat atau lama akan ada di hadapanmu. Namun, ceritaku masih belum selesai diceritakan, banyak yang ingin aku katakan kepada Asisten Han.”

Begitu aku selesai mengatakannya, Tyas segera berteriak kepada Asisten Han: “Asisten Han, buka pintu. Biarkan mereka keluar.”

Asisten Han memandang Tyas dengan bodoh, dia masih tenggelam dalam ketakutan, tidak memberi respon sama sekali. Dan aku kembali menatap Tyas, tersenyum dan balik bertanya padanya: “Direktur Tyas, kenapa, takut? Takut aku menceritakan cerita selanjutnya?”

Setelah itu, aku tidak menunggu Tyas berbicara. Aku menoleh, menatap Asisten Han lagi. Mengangkat tanganku, menepuk pundaknya. Tindakan acakku ini, membuat Asisten Han terkejut dan menggigil lagi.

Karena dia tahu, dia telah melakukan pembunuhan. Tindakan kejahatan ini akan membuatnya menghabiskan hidup di dalam penjara. Sekarang dia mulai stress.

Novel Terkait

Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu