Love And Pain, Me And Her - Bab 91 Mengeluarkan Undangan

Setelah masuk ke dalam ruangan, Isyana menyuruhku duduk sambil menunggunya sebentar. Dan dia pergi ke ruangan pribadi yang ada di dalam kantornya. Tidak lama kemudian, Isyana keluar sambil memegang satu stel jas. Ketika sampai di hadapanku, dia langsung berkata,

"Yuk, berdiri. Coba lihat, cocok atau tidak"

aku tidak mengerti apa yang diinginkan Isyana. Menatapnya dengan tatapan bingung, dan Isyana hanya melihat ke atas, dengan nada tidak sabar dan berkata, "Tunggu apa lagi? Bangun dan bantu aku cobain jas ini"

Saat itu juga aku baru mengerti, sepertinya Isyana ingin memberikan kado pada seseorang. Memintaku untuk bantu mencobanya. Dan seketika timbul perasaan kecewa di dalam lubuk hatiku. Jas Armani ini, ingin diberikan pada siapa? Apa mungkin Don Juan?

aku pun mengenakan jas tersebut, Isyana dengan teliti memperhatikan setiap sisi. Tampak jelas suasana hatinya cukup baik, bahkan bisa bercanda dengan aku,

"Ugie, aku baru sadar, ternyata kamu tampan juga?"

aku pun tertawa. Tetapi aku sedang tidak ingin bercanda dengannya.

Melepaskan jas, Isyana pun langsung membungkus jas tersebut. Sambil memasukkan jas sambil berkata, "Sesampainya di rumah langsung gantung jasnya, akhir pekan pakailah jas ini"

Kata-kata Isyana membuatku terbengong sampai lupa menutup mulut. Jas berharga puluhan juta ini, dia berikan padaku?

Melihat wajahku yang terkejut, Isyana pun tertawa, sambil menjulurkan bungkusan itu, berkata, "Kenapa? Ekspresi ini seperti sedang bertemu alien saja"

aku tidak berani menerima bungkusan itu, juga tidak mengerti apa yang diinginkannya. Ekspresi wajah Isyana langsung berubah, dengan wajah serius berkata, "Pesta koktail akhir pekan ini kamu pergi bersamaku. Menjadi pasanganku!"

aku yang terus menatap Isyana dengan ekspresi wajah terkejut yang sejak awal tidak berubah. Dalam hati timbul secercah kebahagiaan, dan juga kebingungan. Bahagia karena, Isyana tidak menjawab undangan Don Juan, malahan memilihku sebagai pasangannya. Dan bingung karena, tamu yang hadir hari itu pasti para bagian eksekutif perusahaan, aku yang hanya seorang marketing kecil, juga tidak pantas pergi kesana. Bahkan bisa membuat Isyana malu.

Berpikir tentang hal itu, aku langsung menggelengkan kepala, "Isyana, lupakan saja. Kamu menyuruhku pergi hanya akan membuatmu malu, sebaiknya kamu mencari orang lain saja"

Ucapanku membuat ekspresi Isyana bertambah buruk. Dia memelototiku sekilas, dengan tidak senang berkata, "Kamu malu pergi bersamaku ke pesta? Meskipun aku sedikit rakus, sedikit pemalas. Tetapi untuk penampilan bisa dikatakan tidak buruk, tidak sampai memalukan orang lain?"

aku pun tertawa. Isyana yang biasanya sombong dan dingin, bisa-bisanya belajar mengejek dirinya sendiri.

Bagaimanapun aku tetap harus menolak. aku yang tidak pernah datang ke pesta semacam itu. Membayangkan pun terasa memalukan. Terakhir kali aku makan di rumah Isyana, sudah sangat membuatnya malu. SHOPI Advertising kali ini dihadiri banyak orang terhormat, aku tidak ingin mempermalukannya lagi.

Isyana melihatku yang tetap tidak berubah pikiran, wajahnya langsung cemberut, dan berkata, "Ugie, ini tugas! Dan pakaian ini dibeli karena pekerjaan. Apa kamu mengerti?"

aku terus menatap Isyana, ekspresinya yang serius. Dan kali ini aku tidak bisa menolak lagi, hanya bisa menganggukkan kepala mengiyakannya.

Memegang jas, keluar dari ruang kantor. Dan baru sampai di pintu masuk kantor, Isyana yang ada di belakangku tanpa naluri pun berkata, "Ugie, sebenarnya kamu itu pengecut, bernyali kecil"

aku menoleh menatap Isyana, dan dia malah menundukkan kepala menatap berkas di atas mejanya, tidak melihatku sama sekali.

aku yang hanya bisa tersenyum masam, berjalan keluar dari kantor Isyana. Juga tidak mengerti apa maksud dari perkataannya. Apa mungkin karena aku tidak ingin pergi ke pesta, dia mengataiku seorang pengecut?

Ketika sampai di departemen penjualan, lalu meletakkan pakaian tersebut di dalam lemari. Kalin langsung memanggilku datang ke kantornya. Begitu aku masuk, Kalin langsung menjulurkan kedua tangannya, memutar pinggang, dan dengan 3 langkah berjalan ke hadapanku. Dia yang belum sampai di depanku, aroma tajam dari tubuhnya, sudah tercium sengat.

Dia berjalan sambil tersenyum, "Ugie, akhirnya kamu keluar juga? Selamat kembali ke departemen penjualan lagi"

Antusiasmenya membuat aku sangat tidak nyaman, bagaimanapun dia sudah berjalan ke depan hadapanku. Dengan aneh aku pun membalas pelukannya. Tidak tahu Kalin sengaja atau tidak, di saat aku memeluknya, aku merasa dia dengan sengaja menekan bagian dadanya yang berisi ke tubuhku.

Setelah menyapa Kalin dengan beberapa pembicaraan. Dia pun bertanya tentang masalah proposal padaku. Dan aku menjawab setiap pertanyaannya.

Dan tiba-tiba topik pembicaraan Kalin pun berganti, dia memandangku, dengan tatapan kedua mata yang penuh rayuan dan berkata, "Ugie, akhir pekan ini ada waktu?"

aku tidak mengerti maksud perkataannya, dan langsung balik bertanya, "Kalin, ada hal apa?"

Kalin tersenyum, dia memiringkan kepala dan melihatku. Tatapan penuh rayuannya itu, membuatku berpikiran aneh.

"aku ingin menghadiri sebuah pesta, mengajakmu menjadi pasanganku, bagaimana?"

aku terdiam, tetapi langsung tertawa. aku tahu acara SHOPI Advertising ini diadakan khusus untuk para atasan, setahun satu kali. Dan para bagian eksekutif setiap perusahaan pasti akan pergi menghadirinya. Tetapi yang aku tidak kira kalau Kalin akan mengajakku. Dan barusan aku juga sudah berjanji pada Isyana. Tidak akan mungkin untuk membohonginya, karena hari itu pasti akan bertemu dengannya.

aku pun hanya bisa berkata jujur, "Kalin, maaf sekali! Barusan saja Presdir Mirani berkata padaku, dia menyuruhku pergi bersamanya"

Kalin terbengong sejenak. Ekspresinya yang sangat terkejut, seperti sedang meragukan apa yang aku katakan itu benar atau tidak. Dan dilanjutkan, dengan tawa terbahak-bahak, dengan sepasang mata besarnya menatapku, dan berkata dengan penuh maksud,

"Ai! Sudah ada Presdir, tidak akan mungkin ingat dengan Direktur ini, benar tidak?"

Senyumanku yang tidak wajar, dan jawaban ini juga susah untuk dijelaskan. Karena bagaimanapun, semua jawaban tetap akan salah. Dan aku lebih baik tutup mulut saja.

Kalin menghela nafas panjang, dengan tak berdaya berkata, "Sepertinya aku harus mencari lelaki lain"

Dan aku tetap tidak berbicara.

Ekspresi Kalin pun seketika berubah, dia tertawa. Maju selangkah, sangat dekat denganku, bahkan tubuhnya hampir bersentuhan dengan tubuhku. Berkata dengan nada suara kecil,

"Ugie, kamu jangan lupa, aku pernah berkata padamu. Semakin dekat hubunganmu dengan Presdir Mirani, dan berarti waktu kamu meninggalkan PT. Nogo tidak lama lagi"

Tentu saja aku terus mengingat perkataan Kalin ini. Hanya saja aku tidak mengerti apa maksud dari kata-katanya. Ketika dia mengingatkanku untuk kedua kalinya, aku tetap saja sangat ragu. Tetapi aku juga tidak banyak bertanya.

"Sudahlah, kamu pergi kerja saja! aku harus mencari orang lain lagi"

Setelah Kalin berkata, aku menganggukkan kepala dan pamit keluar. Ketika baru berbalik badan ingin keluar, tiba-tiba Kalin berkata, "Ugie, kamu harus ingat apa yang aku katakan. Ini juga demi kebaikanmu"

aku menganggukkan kepala dengan pelan, keluar dari ruang kantornya. Sepanjang siang ini, seluruh otakku penuh dengan perkataannya Kalin. aku sangat tidak mengerti, apa dasar perkataannya itu?

Setelah pulang kerja, aku sengaja pulang lebih telat. Takut para rekan kerja yang lain melihat aku membawa jas ini. Melihat mereka sudah pada pulang, akhirnya aku pun turun sendirian. Baru keluar dari pintu utama, lalu melihat Lulu di tempat yang tidak begitu jauh, berjalan mondar-mandir sambil menundukkan kepala. Sudah waktunya pulang kerja, kenapa perempuan ini masih belum pulang, dan dengan tampang penuh masalah seperti itu?

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu