Love And Pain, Me And Her - Bab 312 Pertemuan

Pada tanah kosong di depan kantor, pintu berpelangi itu sudah didirikan sejak awal. Mobil petasan juga sudah berderet di samping. Pada panggung podium, pembawa acara langsung mengumumkan bahwa acara dimulai. Karena hari ini ada wawancara ulang sehingga aku menyuruh pembawa acara untuk membuat proses acara pembukaan ini lebih cair.

Setelah bunyi ledakan. Acara pun secara resmi dimulai. Pertama-tama aku naik ke atas panggung untuk menyampaikan pidato terima kasih dan pada saat yang sama menyampaikan bahwa Workshop Marketing Boss sudah secara resmi dibuka. Kemudian aku mengundang Bong Casa sebagai pihak tamu untuk menyampaikan kesan pesannya. Sementara aku menghilangkan proses pemotongan pita.

Setelah keseluruhan prosedur ini sudah selesai, ada dua orang penyanyi yang menyanyi di atas panggung. Aku tidak terlalu tertarik dengan aktivitas ini. Setelah turun panggung, Jane langsung membawa kameramen datang kepadaku dan bertanya," Ugie, apakah sekarang kami sudah bisa mewawancaraimu?"

Dengan background workshop, kami pun memulai proses rekaman ini. Pertama kali Jane menghadap kamera menceritakan secara singkat kegiatan harian di Workshop Boss dan kata pembuka mengenai General Manager dari Workshop Boss, Ugie yang akan memulai rencana meja makan Boss.

Setelah selesai mengatakan ini, dia berbalik dan sambil tersenyum bertanya kepadaku," Pak Ugie, rencana meja makan Boss yang anda canangkan ini tidak terdengar seperti nama acara sosial. Dan lebih seperti acara pertemuan antara teman. Apakah anda bisa menjelaskannya kepada kami mengapa menggunakan nama ini. Selain itu mengapa berpikir untuk membuat rencana sosial seperti ini?"

Gaya wawancara Jane sangat berbeda dibandingkan dengan reporter lain. Walaupun ini adalah program survey masyarakat namun dia melakukannya dengan sederhana, langsung pada inti dan sangat jarang ada penambahan.

Ketika mengatakan ini, Jane menyerahkan mikrofon kepadaku. Dan aku sambil tersenyum berkata," Aku mengambil nama Rencana Social Boss. Dia memiliki dua sisi, sisi pertama adalah aku ingin semua orang tahu nama workshop kami adalah Workshop Marketing Boss. Sisi kedua adalah saat ini kehidupan di dalam masyarakat dipenuhi keegoisan dan hedonisme. Namun aku tidak merasa demikian. Karena aku dikelilingi oleh banyak teman baik, mereka akan menyumbangkan sedikit tenaga mereka untuk pekerjaan sosial. Namun saat ini semua orang semakin lama semakin sibuk, sangat sibuk hingga menjadi sangat sulit untuk bisa bertemu dengan teman lama. Aku ingin dengan rencana yang dicanangkan ini, kita bisa menghubungi teman di sekitar. Supaya kita bisa bersama-sama melakukan kegiatan sosial, selain bisa berkumpul juga bisa membantu anak-anak di daerah terpencil yang membutuhkan. Ini"

Walaupun aku belum selesai mengatakannya, namun tiba-tiba aku membeku. Aku segera menggelengkan kepala, memohon maaf sambil menatap kepada kameramen dan Jane dan berkata," Maaf, barusan fokus ku teralih."

Tidak tahu apa alasannya, ketika tadi menyebutkan teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Aku teringat akan Isyana, aku tidak tahu dimana dia sekarang? Apakah teleponnya aktif? Mengapa tiba-tiba tidak bisa menghubunginya?

Jane hanya tersenyum pahit. Dia mematikan mikrofon dan dengan berbisik berkata kepadaku," Ugie, selesaikan wawancara ini terlebih dahulu. Setelah itu baru memikirkan Isyana. Waktu kita terbatas, sore ini kita harus melakukan pengeditan video."

Aku dengan bersalah mengangguk dan berkata kepada Jane dan kameramen, "Maaf, Ayo lanjutkan."

Aku mencoba menenangkan diri dan mulai menjawab pertanyaan dari Jane. Namun kali ini aku menjawab dengan fokus. Menjawab dengan lancar dan terperinci arti dan visi misi dari rencana meja makan Boss, cara operasional kami serta kondisi dana operasional dan yang lainnya.

Setelah wawancara ini selesai, kameramen segera memberi tanda "OK" dengan tangannya. Dia pun berkata kepada Jane," Kak Jane, sangat bagus! Aku rasa video ini sudah cukup."

Jane juga menganggukkan kepala, dia pun menyerahkan microphone kepada staff di sampingnya, sambil tersenyum berkata kepadaku," Ugie, kami tidak akan berpartisipasi pada kegiatan setelah ini. Kami harus segera kembali untuk mengedit video ini. Video ini akan ditayangkan pada berita malam ini dan acara survey masyarakat. Jangan lupa untuk menontonnya."

Aku pun mengangguk sambil tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada mereka. Sebenarnya dalam hatiku, aku merasa bersalah karena membuat Jane dan orang yang dia bawa menunggu terlalu lama. Pada akhirnya bahkan mereka tidak sempat makan dan harus segera kembali untuk mengeditnya.

Jane terlihat tidak masalah, dia tersenyum dan melambaikan tangan untuk pamit dan pada saat yang sama juga berkata," Ingat, jika ada waktu luang traktir kami untuk makan ya! "

" Pasti !"

Aku pun menunggu Jane masuk ke dalam mobil, baru membalikkan badan untuk kembali ke workshop dan bersiap untuk mengundang semua orang untuk makan bersama.

Ketika menolehkan kepala, seluruh tubuhku terpaku. Karena aku melihat Isyana yang menatapku dengan tersenyum, dia mengenakan syal dengan kedua tangannya masuk ke dalam kantong jaket luar berwarna putih dan sedang berdiri di bawah sebuah pohon.

Senyum Isyana sangat murni dan bersih. Seperti senyuman yang tulus dari hati dan tidak ternoda. Senyuman ini sudah lama tidak aku lihat.

Tidak tahu mengapa, aku yang terus khawatir dengan keberadaan Isyana. Saat ini hidungku menjadi masam. Sebuah perasaan yang campur aduk membuatku untuk sementara tidak tahu apa yang harus aku katakan.

Isyana berjalan ke arahku, dia sambil tersenyum menatapku dan dengan lembut berkata," Ugie, aku pernah berjanji aku akan datang, maka aku pasti akan datang berkunjung."

Ketika mendengar suara Isyana yang lembut, aku pun mengangguk sambil tersenyum, pada saat yang sama aku juga dengan suara yang lembut meresponnya," Aku tahu! Hanya saja aku tidak menyangka kamu akan datang selambat ini."

Isyana hanya memiringkan kepala, dia sama sekali tidak menjelaskan alasannya datang terlambat. Dia menatap ke arah tempat Jane tadi pergi dan dengan tenang berkata," Ugie, wawancaramu barusan sangat bagus."

Aku sedikit terkejut dan bertanya balik kepadanya," Apakah kamu mendengarkan semua nya?"

Isyana menganggukan kepalanya," Ya, tepat ketika aku datang. Namun karena takut mengganggumu maka aku tidak langsung mencarimu."

Aku hanya tersenyum pahit! Sejujurnya aku dan Isyana sudah cukup lama tidak mengobrol dengan suasana yang tenang dan tulus seperti ini. Suasana seperti ini membuatku tidak berani menanyakan kemana dia pergi dan lebih tidak mau menyebutkan masalah gaji masyarakat desa. Aku takut akan merusak suasana yang sempurna ini. Namun aku tahu, ada beberapa hal yang cepat atau lambat harus dihadapi. Karena jika terus menghindar sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah.

Sebelum aku berbicara, aku mendengar suara Robi dari pintu yang berkata," Apakah kalian berdua sudah selesai? Masih banyak waktu untuk berbulan madu. Kami sudah lapar, ayo kita pergi makan."

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul satu. Semua orang sudah kelaparan. Aku pun melambaikan tangan kepada Robi menyuruh semua orang keluar. Kita akan pergi makan di restoran di sebelah.

Lulu melihat Isyana sudah datang dan langsung menghampiri. Kami bertiga mengikuti rombongan di paling belakang. Baru berjalan beberapa langkah, Lulu langsung berkata kepada Isyana," Presdir Mirani, baru saja ada karyawan dari perusahaan konstruksi luar yang datang kesini mencari anda. Mereka berpikir Workshop Ugie ini juga dibuka oleh kita. Sehingga"

Rencana awalku adalah aku baru akan menceritakan masalah ini kepada Isyana setelah selesai makan. Siapa yang menyangka Lulu sudah menyampaikannya terlebih dahulu. Isyana sangat terkejut, sepertinya dia tidak menyangka karyawan konstruksi perusahaan luar itu akan mencarinya sampai kesini.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu