Love And Pain, Me And Her - Bab 461 Berhubungan Dengan Isyana

Sutan mengangkat bahunya, menatapku dan berbicara dengan pelan, “Ugie, Isyana adalah Nona Grup Djarum. Akan tetapi dia juga tidak seharusnya bertindak sesuka hati. Hukum karma berlaku, seperti roda berputar. Bisa jadi suatu hari, nona Isyana akan memohon dengan Indoma? Kamu bujuklah dia, jangan membuntukan jalan, jika memang begitu sudah tidak ada jalan lain lagi”

Aku mengerti perasaan Sutan sekarang. Dia baru saja putus dengan Veni dan produk Indoma dihapus Store Nirami. Perlu diketahui, dari posisi Indoma dipasar sekarang ini, jika produk tidak bisa masuk ke Store Nirami, kerugiannya kecil tapi sangat memalukan Indoma.

Akan tetapi kata-kata Sutan, membuatku merasa tidak nyaman. Aku menatapnya, sedikit mencibir dan langsung berkata, “Sutan, kamu tenanglah. Jalan hidup Isyana tidak akan buntu. Karena aku adalah jalan terakhir dalam hidupnya, kecuali suatu hari aku dalam situasi putus asa. Jika tidak, jalan hidupnya tidak akan buntu.

Sambil berkata, aku berdiri dan tidak menyapa, berjalan langsung menuju pintu.

“Ugie”

Sutan berteriak dibelakangku.

Aku berhenti, tapi tidak membalikkan kepala.

Setelah terdiam beberapa saat, mendengar Sutan berkata dengan pelan,

“Ugie, aku ingin memohon satu hal lagi”

Aku memutarkan badan perlahan, melihat Sutan berkata dengan pelan,

“Aku berharap kamu bisa membantuku untuk menjaga Veni dengan baik”

Aku tidak bisa menangis atau tersenyum pada Sutan. Aku hanya mencibir dan berkata, “Sutan, kamu tenang saja, bukan hanya aku, kita akan menjaga Veni. Tapi aku ingin kasih tahu kamu, ini tidak ada hubungan dengan permintaanmu. Karena Veni adalah teman kita, teman seumur hidup”

Sambil berkata, aku tidak berbicara dengannya lagi. aku langsung mendorong pintu dan keluar.

Sesampai dikebun, aku baru saja ingin keluar. Seorang pria berseragam datang, dia dengan hormat berkata denganku, “Tuan Ugie, mobil menunggu anda didepan dan akan membawa anda kembali ke kota”

Aku mengangguk dengan diam. Aku tidak membawa mobil dan tempat ini susah untuk memanggil taksi. Sutan memiliki sedikit hati nurani, dia masih ingat menyiapkan mobil untuk menjemputku pulang.

Kembali ke kantor, orang-orang sudah pulang kerja. Aku langsung masuk ke ruang kerja, meminum segelas air sambil mengeluarkan ponsel, menelepon Isyana. Yang aku ingin tahu sekarang adalah apakah masalah produk Indoma tidak diterima berhubungan dengan Isyana.

Isyana menjawab panggilan dengan cepat, aku langsung bertanya, “Isyana, sudah pulang kerja?”

Isyana menjawab dengan lembut, “Sudah, aku sekarang di restoran. Aku akan memesan makanan, nanti akan kubawakan ke Veni. Oh ya, kamu sudah makan? Bagaimana kalau aku membawa sedikit untukmu”

Isyana semakin perhatian denganku. Aku tersenyum, berkata dengannya, “Aku tidak masalah, nanti aku siapkan makanan sendiri. Isyana, ada hal yang inginku tanyakan”

“Hal apa, sepertinya terlihat ragu-ragu”

Isyana berkata dan merasa aneh

Aku langsung berkata, “Siang ini, Sutan menyariku”

Aku belum selesai berkata, Isyana langsung memotong kata-kataku, “Apakah membahas masalah produk Indoma dihapus?”

“Iya!”

Aku menjawab.

Pertanyaan Isyana, membuatku tersenyum pahit didalam hati. Kelihatannya, masalah ini ada hubungan dengannya.

Mendengar Isyana terus berkata, “Benar, itu paman yang aku cari. Agar dia mengunduhkan dokumen, produk Indoma dihapus. Ugie, kamu bermaksud untuk membantunya memohon?”

Aku belum menjawab, Isyana malah berkata dengan tidak tenang, “Ugie, tahukah kamu aku sangat benci dengan Sutan sekarang? Hanya mendengar namanya saja membuat seluruh tubuhku tidak nyaman. Kamu belum melihat bagaimana Veni datang akhir-akhir ini. Hari-hari dengan mata dipenuhi dengan air, setiap malam tidak tidur dengan nyenyak. Dia memberikan segalanya kepada Sutan, bagaimana dengan Sutan? Demi uang busuk, selingkuh. Apakah ini dikatakan pria? Produk mereka dihapuskan itu masalah kecil, karena aku tidak ada kemampuan lain. Jika ada, aku akan membuat Indoma tutup dan bangkrut.

Isyana sangat cemas. Dia terus berbicara dengan cepat.

Aku hanya terkikik. Saat Isyana berhenti, aku bergegas berkata padanya, “Isyana, aku mengerti perasaanmu. Akan tetapi, caramu ini, tidak begitu bermanfaat. Apakah kamu pernah berpikir? Jika Indoma berbicara tentang kontrak dan dituntut apa yang harus dilakukan? Pada saat itu, apakah perusahaan akan menanggung kerugian”

Isyana tahu aku melakukannya demi kebaikan dia. Tapi dia segera membalasku dengan mengatakan, “Boleh kok, biarkan mereka menuntut saja. Aku tidak percaya, tidak mendapatkan alasan untuk menghapuskan produk? Ugie, kamu tidak perlu mengatur masalah ini. Aku tahu apa yang seharusnya aku lakukan. Baiklah, aku akan memesan makanan. Aku akan membicarakannya nanti”

Sesudah berkata, Isyana langsung mematikan telepon. Sedangkan aku hanya tersenyum pahit duduk disofa, menggeleng-gelengkan kepala dengan perlahan. Dalam hal ini aku tidak dapat mengatakan bahwa yang Isyana lakukan benar atau salah. Akan tetapi aku tahu, masalah ini membuat Isyana tidak tenang.

Aku melihat jam, sudah lewat jam enam. Aku berdiri, pergi ke dapur untuk membuat makanan. Baru saja berjalan, ponsel diatas meja berdering lagi. Kupikir Isyana sudah memesan makanan dan meneleponku kembali. Setelahku lihat, aku tersenyum seketika. Ternyata yang meneleponku adalah Viali.

Ketika aku memikirkan Viali, tampangnya yang dingin, serius dan cakap muncul didepan mataku. Begitu telepon terhubung, terdengar suara Viali yang serius, “Ugie, aku ingin menanyakan sesuatu”

Viali masih sama dengan dulu, jika ingin menanyakan sesuatu, langsung bertanya tanpa panjang lebar.

Aku tersenyum sejenak, sengaja bercanda dengan mengatakan, “Jika Presdir Viali ada instruksi, silakan memberitahu saya”

Viali mengabaikan ejekanku, dia langsung berkata, “Ada apa dengan Robi akhir-akhir ini? Apa yang terjadi dengannya?”

Pertanyaan Viali membuatku membeku. Aku bertanya dengan aneh kepadanya, “Baik-baik saja, seperti biasanya. Kenapa kamu bertanya seperti itu padaku?”

Viali berhenti sebentar, lalu berkata, “Siang hari tadi dia meneleponku. Dia menanyakanku negara yang memiliki perawatan medis tingkat lanjut terbaik didunia, maksudnya pengobatan untuk ketidakmampuan dalam menghasilkan keturunan”

Kata-kata Viali membuatku tersenyum pahit. Aku tahu, Robi mencari dokter medis itu untuk Veni. Karena Viali berpengetahuan luas dan pernah berkunjung ke banyak negara. Sehingga dia pergi konsultasi ke dokter dan menelepon Viali. Tapi dia tidak berpikir, Viali saja tidak punya pacar, pekerjaannya juga dibidang industri investasi keuangan. Bagaimana memahami hal ini?

Tapi masalah ini melibatkan masa depan Veni dan Robi, Aku tidak berani asal bicara, takutnya membawa masalah yang tidak semestinya. Setelah dipikir-pikir, aku berbohong dengan mengatakan, “Kalau itu aku tidak tahu, Robi tidak pernah bertanya kepadaku tentang hal itu”

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu