Love And Pain, Me And Her - Bab 368 Catering Online

Eddy yang ada di depannya, kebetulan adalah pelanggan seperti itu. Meskipun aku diam, tapi hatiku mulai memikirkannya. Kalau dia masih menganggap pemasaranku sebagai sebuah ide, aku akan memikirkan kembali nilai proyek ini.

Eddy yang melihat aku tidak berbicara, dia memandangku dan berkata, “Kak Ugie, bicaralah. Apa yang harus dilakukan dengan restoranku ini, agar bisnisnya kembali bagus?”

Aku memandang Eddy , berpikir bocah ini lebih parah dari yang dikatakan Kalin. Bocah yang bodoh dan sama sekali tidak memiliki keterampilan apa pun. Tapi aku tetap sabar dan menjelaskan kepadanya, “Pak Eddy !Kalau kamu ingin menggunakan studioku, untuk memberimu ide pemasaran. Pertama-tama aku harus memahami keadaan perusahaanmu. Termasuk struktur organisasi di perusahaanmu, dan pembagian kerja di setiap divisi. Bahkan keuangan, pelanggan, metode pemasaran dan lainnya, setelah aku memahami ini semua baru bisa membuat rencana pemasaran yang matang untukmu. Alih-alih hanya mengobrol denganmu seperti yang Anda katakan.”

Eddy mematikan rokok yang ada di tangannya ke asbak, memandangku dengan gelisah, “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu semua, kamu hanya perlu memberitahuku bagaimana membuat bisnis restoran menjadi bagus.”

Melihat penampilan Eddy yang masih muda dan tampan, hatiku semakin marah. Aku menekan kemarahanku, menggelengkan kepala dan berkata dengan dingin, “Maaf, aku tidak bisa melakukan apa yang Anda katakan!”

Aku mengatakannya sambil mengingat. Bekerja begitu lama, aku tidak pernah bertemu orang yang begitu aneh, pelanggan yang berbicara tidak masuk akal. Hatiku sudah mengerti, proyek ini tidak boleh diterima, meskipun aku berlutut, melakukan proyek ini dengan hati-hati. Aku tebak pada akhirnya dia hanya akan melemparkan uang puluhan juta kepadaku. Karena dia sama sekali tidak mengerti apa yang disebut pemasaran.

Begitu aku selesai berbicara, Eddy tampak tidak senang. Dia memiringkan kepala memandangku dan berkata dengan tidak puas, “Apa maksudmu? Kalau kamu seperti itu, tidak ada yang perlu kita bicarakan!”

Kalin melihat kami berdua berdebat, dia segera menyela dan berkata,“Eddy ,bagaimana pun kamu harus membiarkan Direktur Ugie memahami keadaan perusahaanmu, baru bisa mengeluarkan ide. Mana ada orang sepertimu, langsung menginginkan ide dari orang lain.”

Ucapan Kalin tidak memberikan manfaat apa pun. Eddy mengabaikannya, dia memiringkan kepala, menatapku dengan tidak puas dan seperti memprovokasi.

Aku tersenyum, dia yang seperti ini aku merasa lega. Aku langsung berdiri menatap Eddy , berkata kepadanya,“Pak Eddy ,kalau begitu, tidak ada yang perlu kita bicarakan. Maaf hari ini telah mengganggumu. Aku pamit dulu.”

Kalin sedikit gelisah, segera berdiri, dan berkata kepadaku, “Ugie, kalian bicarakan baik-baik, Eddy hanya cemas.”

Aku tersenyum dan menggelengkan kepala kepada Kalin. Langsung menuju pintu keluar tidak mengatakan apa-apa.

Sesampai di depan pintu, baru saja hendak membuka pintu. Tiba-tiba terdengar suara Eddy dari belakang, “Berhenti!”

Nada suara Eddy terdengar kasar. Aku menoleh menatapnya dan melihat Eddy berdiri. Dia menatapku dengan wajah tegas, dan perlahan berkata, “Bukankah pemasaran tentang bagaimana menemukan, menciptakan dan memberikan nilai untuk memenuhi kebutuhan target pasar sambil menghasilkan keuntungan? Ugie, apakah kamu pikir aku benar-benar idiot, sampai tidak mengerti apa itu pemasaran?”

Aku tercengang, apa yang baru dikatakan Eddy adalah konsep pemasaran yang ada di dalam buku. Aku menatapnya dengan bodoh, wajahnya yang dingin sebelumnya, sekarang berubah menjadi tersenyum. Dia tersenyum dan berkata, “Kak Ugie, jangan marah. Aku tadi hanya ingin mengujimu, untuk melihat apakah kamu mengerti tentang pemasaran. Tidak disangka, kamu benar-benar ahli.”

Aku tersenyum masam menatap Eddy . Apa yang ada di kepala orang ini? Mana ada menguji pelanggan seperti ini? Ini cara pengujian anak sekolah dasar.

Eddy berkata kepada Kalin, “Kak Kalin, kamu tidak tahu. Selama setahun ini aku bertemu dengan puluhan studio pemasaran. Begitu bertemu, satu per satu dari mereka pintar membual. Mulut mereka penuh dengan kata-kata profesional, satu per satu memukul dada mereka dan menjamin kepadaku. Hanya perlu memberikan waktu beberapa bulan kepada mereka, mereka pasti bisa membuat bisnis Geprek menjadi lebih bagus. Tapi aku tidak mempercayai mereka. Mereka semua penipu. Aku takut kak Ugie orang seperti itu, jadi tadi aku mengujinya.”

Setelah itu, Eddy menatapku, “Kak Ugie, maaf, kamu jangan tersinggung denganku. Sini, duduk, kita lanjutkan pembicaraan!”

Aku tersenyum dan memandang Eddy dengan acuh tidak acuh. Lalu sedikit menggelengkan kepala dan tetap pergi duduk.

Begitu aku duduk, Eddy berkata kepada Kalin, “Kak Kalin, hari ini Don Juan mencariku. Dia tahu perusahaan kita akan melakukan pemasaran, lalu memintaku pergi ke perusahaan mereka.”

Aku tertegun mendengarnya. Tidak disangka Eddy mengenal Don Juan. Tampaknya mereka semua orang dalam, hanya aku yang orang luar.

“Kamu menyetujuinya?”

Tanya Kalin.

Eddy segera menggelengkan kepala, dan berkata dengan jijik, “Bagaimana mungkin menyetujuinya? Don Juan lebih pintar bermain dari pada diriku, begitu dia bermain, itu baru namanya gila. Kalau aku menyerahkan pemasaran kepadanya, aku takut dia mengambil uang pemasaranku untuk berfoya-foya.”

Setelah Eddy selesai berbicara, aku dan Kalin tidak bisa menahan tawa. Bisa dirasakan, Eddy ini tidak jahat. Hanya saja latar belakang keluarganya sangat bagus, dan sedikit playboy saja. Ditambah tidak licik, sedikit polos dan kekanak-kanakan.

Begitu duduk,Eddy meminta gadis di sebelahnya membuka sebotol anggur. Kali ini dia sangat baik padaku dan sangat menghormatiku. Setelah menuangkan anggur ke gelasku dan Kalin, dia memandangku dan berkata, “Kak Ugie, kali ini perusahaanku akan merepotkanmu. Kak Kalin sebelumnya pernah mengatakan kepadaku sebelumnya, kamu adalah seorang master dalam pemasaran.”

Eddy belum selesai berbicara, Kalin sudah menyela, tertawa keras dan berkata,“Eddy ,kalau kamu tidak percaya ucapanku, kamu boleh bertanya kepada Isyana? Ucapannya bisa kamu percaya, kan?”

Eddy tertegun. Dia menatapku, berpikir sejenak lalu berkata: “Tuan besar pernah berkata kepadaku, dia berkata Isyana menjalin asmara dengan asistennya. Apakah orang yang dibicarakan itu kak Ugie?”haha, menarik sekali. Namun, kamu dan kakak Isyana terlihat sangat serasi, pria ganteng dan wanita cantik.”

Eddy yang mengucapkan kata-kata ini, membuatku bisa mendengar dengan jelas, hubungannya dengan Isyana tampak sangat baik.

Kita bertiga cheers, setelah minum seteguk. Eddy menatapku dan berkata, “Kak Ugie, aku perkenalkan kepadamu Resto Geprek kami. Kami menjalankan catering online, dan ke depannya akan mempersiapkan IPO.”

Novel Terkait

Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu