Love And Pain, Me And Her - Bab 308 Tagih Hutang

Jika hal ini terjadi pada sebelumnya, Robi bercanda begini, aku tidak merasa apa pun. Tetapi sekarang berbeda, aku telah mengetahui Lulu menyukai Robi. Walaupun gadis itu sangat lapang dada, tetapi Robi mengatakan begini di depan begitu banyak orang, tentunya sangat mempermalukan Lulu.

Kata-kata Robi membuat wajah Lulu memerah. Dia memelototi Robi dan berteriak dengan marah, "Robi!".

Suara Lulu sangat keras sehingga mengejutkan Robi. Terutama melihat mata Lulu yang sedikit merah. Robi menjadi bingung.

Aku sedang berpikir bagaimana mengurangi rasa canggung ini, Rose tiba-tiba berkata dengan Robi, "Sekarang aku belum bisa mengejar Lulu, tunggu aku terkenal dulu. Tanpa kamu katakan, aku juga akan merebut Lulu kembali."

Setelah mengatakan itu, dia mengeluarkan koleksi puisi dari tasnya. Berikan kepadaku dan berkata, "Ugie, ini adalah hadiah pembukaan untukmu. Kamu harus menyimpannya dengan baik, di dalamnya terdapat tanda tangan aku."

Aku mengangguk dan mengambilnya dengan tak berdaya.

Aku mengira masalah ini sudah berakhir. Tanpa diduga, Rose kemudian mengeluarkan beberapa buku lagi. Dia mulai membagikannya kepada semua orang, dan berkata, "Semua orang melihat ke sini, ini merupakn koleksi puisi pertamaku! Versi ini tidak tersedia di pasaran, hanya keluar satu versi ini saja. Sangat berharga."

Semua orang menatapku dan mengambil koleksi puisi itu. Diluar dugaanku, setelah dia membagi koleksi puisi tersebut, dia mulai berkata kepada semua orang, "Harga koleksi puisi ini adalah 76 ribu, karena semua orang yang berada di sini merupakan teman Ugie. Maka, aku memberikan kalian harga persahabatan, 60 ribu!".

Aku hampir gila. Tujuan Rose datang ke sini hari ini adalah untuk menjual koleksi puisi ini. Semua orang tercengang, memegang koleksi puisi, tidak tahu harus membayar atau tidak.

Aku baru saja ingin mengatakan beberapa patah kata. Robi langsung berbicara terlebih dahulu, mungkin karena dia juga menyadari bahwa lelucon tadi keterlaluan. Dia menepuk pundak Rose dan berkata, "Rose, kamu tidak perlu meminta uang dengan mereka. Aku membeli semua bukumu. Kamu menghitungnya, aku akan membayarmu!".

Rose tersenyum, dia memberi acungan jempol kepada Robi, "Mantap kamu, mengetahui nilai koleksi puisi aku berharga! Tidak perlu menghitung lagi, aku sudah menghitung di rumah. Aku membawa 20 buku, total 1,2 juta".

Semua orang melihat dua orang ini. Aku semakin tak berdaya dan tersenyum masam. Rose ini sudah mempersiapkan dari rumah.

Robi dengan murah hati langsung memberikan uangnya kepada Rose. Setelah mengambil uang, Rose tertawa sambil menatap Robi dan bertanya lagi, "Oh ya, di rumah aku masih ada sedikit. Apakah kamu ingin membelinya lagi?".

Kata-kata Rose membuat Robi terkejut hingga menggelengkan kepala. Tetapi dia langsung berkata, "Rose, salah ini! Punya Ugie itu kamu memberikan kepadanya secara gratis. Berarti kamu sudah menagih lebih denganku, tidak bisa, kamu harus mengembalikan 60 ribu kepadaku".

Robi mulai bermain-main lagi. Setelah mendengarkan, Rose segera menyimpan uang. Berbalik dan berjalan keluar, berkata sambil berjalan,

"Buku tersebut anggap saja kita berdua yang memberikan hadiah kepada Ugie! Tulisan itu ditulis olehku, dan buku itu dibeli oleh kamu. Kamu juga tidak rugi."

Kemungkinan Rose takut Robi akan menyesal. Sehingga dia berjalan dengan sangat cepat, kemudian langsung keluar.

Semua orang tertawa. Hanya Lulu yang duduk di samping dengan muka masam. Dia benar-benar sangat emosi hari ini!.

Lelucon Rose baru saja berakhir. Aku melihat Jane datang dengan membawa kamera, masuk bersama dua staf lainnya. Aku bergegas menyambutnya, Jane segera tersenyum dan berkata, "Ugie, selamat!".

Aku tersenyum dan mengbrol dengan Jane. Jane bertanya kepadaku lagi, "Apakah kamu sudah membaca garis besar wawancara yang aku kirim semalam?".

Aku segera mengangguk dan menjawab, "Iya, aku sudah melihatnya!".

"Wawancara sebelum peresmian, atau setelah peresmian?".

"Setelah peresmian saja, kalau tidak sangat berantakan, aku khawatir hasilnya tidak baik."

Setelah aku selesai berbicara, Jane tersenyum. Dia mengangguk dan berkata, "Oke, semuanya mendengarkan kata bos Ugie. Hari ini kita semua adalah pelayan dan kami akan melayani bos Ugie".

Aku juga tertawa. Sejujurnya, aku benar-benar sangat berterima kasih kepada Jane. Tanpa bantuannya, pembukaan aku kali ini pasti sangat gagal. Awalnya, aku ingin mengucapkan beberapa kata terima kasih, tetapi di sampingnya terlalu banyak orang sehingga aku tidak mengucapkannya.

Waktu untuk peresmian segera sampai. Tiba-tiba ada suara yang ribut di pintu. Karena Deren berada di pintu, aku berjalan dan bertanya kepadanya, " Deren , ada apa?"

Deren melirik ke arahku, ekspresinya canggung.

Pada saat ini, sekitar tujuh atau delapan pria masuk. Orang-orang ini memakai pakaian pekerja yang kumuh, terdapat bekas bintik-bintik cat dan lumpur. Dua orang masih memakai topi pelindung. Dari segi pemakaiannya, mereka sepertinya adalah pekerja kontruksi.

Begitu mereka datang, suasana menjadi sunyi. Semua orang menatap mereka dengan penasaran. Salah satu pemimpin mereka bertanya kepada kami semua, "Dimana bos, aku ingin mencari bos kalian".

Logat orang ini sangat berbeda, kedengarannya dia bukan orang lokal. Aku menebak mereka merupakan pekerja migran yang datang untuk bekerja di kota.

Aku berjalan ke sana dan menatapnya dengan bingung kemudian bertanya, "Halo, aku merupakan bos di sini. Ada apa ya?".

Ketika pemimpin menatapku, dia tertegun. Berbalik dan melirik ke teman-teman di sekitarnya, dan berkata dengan heran, "Bukankah bos itu seorang wanita?".

Aku semakin bingung, tidak mengerti maksud mereka. Dan mereka juga menggelengkan kepala.

Pemimpin itu menatap aku lagi, dengan kasar langsung berkata, "Terserah kamu itu laki-laki atau perempuan. Hari ini kamu harus membayar upah kepada kami. Jika kamu tidak ingin membayar, kami tidak akan pergi hari ini, kamu juga tidak perlu peresmian lagi".

Aku semakin risau, menatap pria ini dengan aneh. Aku baru saja ingin berbicara, Jane yang berada di sampingku bertanya, "Ugie, apakah kamu punya hutang dengan mereka?".

Aku menggelengkan kepala dengan senyuman masam. Apa yang terjadi dengan pembukaan hari ini? Apakah salah memilih hari? Tadi dikacau oleh Rose, sekarang tiba-tiba muncul beberapa pekerja migran yang tidak tau berasal dari mana. Tidak mempertimbangkan kondisi sama sekali, langsung berbicara tentang uang.

Aku menatap pemimpin itu dan bertanya kepadanya, "Apakah kamu salah alamat? Aku bahkan tidak mengenal kalian, kapan aku berutang dengan kalian? Aku baru saja membuka perusahaan, sama sekali belum melakukan apa pun. Aku ingin berutang dengan kalian juga tidak bisa!".

Aku mencoba dengan tenang menjelaskan kepada mereka. Masalah hari ini benar-benar membuatku tak berdaya, sungguh menyebalkan, tiba-tiba ada yang datang untuk meminta tagihan!.

Setelah aku mengatakan demikian, lelaki itu cemberut, "Kamu jangan pura-pura lagi. Apakah kamu mengira kami tidak tahu? Apakah kamu dari PT.Nogo?".

Kata-katanya tidak hanya membuatku terpana, tetapi semua orang yang berada di situ juga ikut terkejut.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu