Love And Pain, Me And Her - Bab 215 Berita Yang Mengejutkan

Setelah meletakkan telepon, aku mulai mengetikkan keseluruhan isi konten ke dalam komputer. Bersiap mengobrol malam ini dengan sutradara dan mendengar pendapatnya. Ketika selesai mengetikkan gagasan yang aku pikirkan, Terdengar suara ketukan pintu dengan ringan dari luar. Setelah berteriak masuk , aku melihat Isyana mendorong pintu dan masuk ke dalam .

aku langsung berdiri ketika melihat Isyana. Sambil tersenyum menatapnya berkata, "Presdir Mirani, mengapa kamu begitu sopan. Memasuki kantor aku masih harus mengetuk pintu?"

aku dengan sengaja bercanda dengan Isyana. Isyana juga tersenyum, dia melirik ke arahku dan kemudian bertanya, "Apakah kamu sibuk sekarang?"

aku memandang Isyana dengan rasa ingin tahu dan bertanya, "Biasa saja , Ada masalah ?"

Isyana mengangguk, "aku baru saja mendengar bahwa Professor Li dirawat di rumah sakit. Jika kamu mempunyai waktu, ayo pergi bersama menjenguknya"

aku terkejut ketika mendengarnya. Dengan cepat bertanya kepada Isyana, "Apa yang terjadi, apakah serius?"

Isyana memberitahuku apa yang dia tahu. Ternyata meskipun Professor Li sudah pensiun, dia dipekerjakan kembali oleh sekolah. Ketika dia berada di kelas pagi ini, dia tiba-tiba pingsan dan dibawa ke rumah sakit oleh pihak sekolah. Isyana tidak tahu persis apa yang terjadi.

Professor Li adalah mentor aku, Tanpa dia, khawatir aku tidak akan pernah lulus kuliah. Dan berkat perkataan darinya membuat Isyana memutuskan untuk merekrut aku ke Nogo. Semua anak Professor Li berada di luar negeri, istrinya juga sudah meninggal, dan tidak ada kerabat lagi di sekitarnya. Ketika dia dirawat di rumah sakit, sesibuk apapun diriku ,aku harus pergi menjenguknya.

Isyana membawa mobil, kami berdua pergi membeli bunga dan keranjang buah terlebih dahulu, kemudian langsung pergi ke rumah sakit. Professor Li berada di bangsal kardiovaskular dan serebrovaskular di lantai enam. Ketika kami mengetuk pintu dan masuk, Professor Li sudah bangun. Dia berbaring di tempat tidur rumah sakit sedang diinfus.

Setelah tidak pernah bertemu selama beberapa saat, Professor Li terlihat lebih kurus. Ketika dia melihat Isyana dan aku, dia langsung berusaha duduk. Kami berdua bergegas maju tidak membiarkannya bangun. Setelah itu kami menanyakan kondisi penyakit Professor Li. Ternyata dia mengalami infark serebral dan tekanan darah yang tinggi. Karena cuaca beberapa saat ini yang berubah menjadi dingin , tekanan darahnya tiba-tiba naik, membuatnya pingsan. Beruntung masalahnya tidaklah besar.

Setelah beberapa saat mengobrol dengan Professor Li. Isyana dan aku berencana akan pergi. Namun Professor Li tiba-tiba menatapku dan bertanya, "Ugie, bagaimana perasaanmu sekarang di perusahaan Isyana?"

Begitu Professor Li menanyakan hal ini, Isyana dan aku saling memandang,dan kami berdua tertawa. aku pun segera menjawabnya, "Prof, semuanya baik-baik saja. Anda tidak perlu mengkhawatirkan aku"

Professor Li tersenyum puas, dia menghela nafas sedikit dan melanjutkan, "Ugie, kamu adalah murid yang cukup aku harapkan. Ketika aku mengetahui mengenai hubunganmu dan Raisa, aku selalu merasa sangat menyesal. Tapi hubungan cinta memang seperti itu,tidak bisa dipaksakan. Namun kamu saat ini harus belajar untuk memperjuangkannya. Manusia dalam hidupnya sangat sulit mendapatkan orang yang mencintaimu. Kamu? Memiliki kepribadian yang pasif, Sehingga kamu harus berubah, harus mengambil inisiatif untuk memperjuangkan kebahagiaanmu. "

Professor Li merujuk pada hubunganku dan Isyana. Mendengarkan perkataannya yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit, membuat hatiku terasa campur aduk. Professor Li memiliki karakteristik seorang sastrawan zaman dulu. Temperamen yang lembut yang digabungkan dengan pemikiran dunia.

aku melirik Isyana. Ada sedikit ekspresi malu di wajah Isyana. Dia juga mengerti apa yang dikatakan Professor Li.

aku segera berkata kepada Professor Li, "Professor Li, anda tenang saja. Kali ini aku pasti akan memperjuangkannya dengan sepenuh tenaga."

Professor Li kali ini baru bisa tersenyum dengan puas.

Ketika melihat ekspresi wajahnya yang kelelahan, aku dan Isyana tidak berani tinggal terlalu lama. Setelah menghiburnya dengan beberapa patah kata, kami berdua keluar dari bangsal rumah sakit.

Mungkin karena terpengaruh oleh perkataan dari Professor Li. Ketika turun lift, Isyana tiba-tiba bertanya kepada aku, "Ugie, menurutmu bagaimana kita ketika kita sudah tua nanti ya?"

Isyana mengatakan ini dengan ekspresi wajah yang kosong. Dia selalu memiliki ketakutan yang tidak bisa terkatakan akan masa depan . aku tahu ini berkaitan dengan keluarganya.Sementara aku secara resmi perlahan membuka hatinya.

aku tersenyum sambil menatap Isyana berkata, "Apa yang salah dengan menjadi tua? Apakah khawatir tidak ada orang yang akan menjagamu? Jangan lupa, masih ada aku"

Isyana menatapku dan tersenyum dengan gembira.

Kami berdua mengobrol sambil berjalan,Ketika lift mencapai lobi dan bersiap untuk keluar, Isyana tiba-tiba melihat ke kejauhan dan berbisik, "Ugie, lihat,apakah orang itu seperti Robi?"

aku bergegas memalingkan kepala. Lobby rumah sakit ini dipenuhi oleh orang banyak, aku mengikuti pandangan dari Isyana dan melihat sebuah bayangan yang familiar. Orang ini benar-benar adalah Robi.

aku dan Isyana bergegas maju mengejar Robi. Hal yang tidak aku pikirkan adalah Robi menghilang ketika dia sampai di sudut koridor. Ketika aku ingin menelponnya .Beberapa saat kemudian aku melihatnya kembali lagi di lobby sedang menopang seorang wanita yang lemah.

Saat melihat wanita ini, aku dan Isyana terpana.

Wanita itu adalah Veni!

Wajah Veni pucat, tubuhnya sedikit bungkuk,dia berjalan dengan langkah yang perlahan.Sementara Robi dengan hati-hati menopang Veni, seakan takut meninggalkannya.

aku tidak banyak berpikir langsung bergegas ke depan. dan memblokir di depan mereka berdua. Veni mendongak dan melihat aku dan Isyana. Ekspresinya tiba-tiba menjadi sangat canggung.

Robi juga terkejut kemudian berkata, "Wow! Kenapa bisa selalu bertemu kalian dimana-mana!"

Sebelum aku berbicara, Isyana sudah maju kedepan, Dia menopang tangan Veni yang lain dan bertanya dengan lembut, "Veni, ada apa denganmu?"

aku juga menatap Veni dengan rasa ingin tahu.

Veni menggelengkan kepalanya dengan canggung, "Tidak ada apa-apa, Hanya merasa tidak enak badan"

"Sutan dimana?"

Ketika aku menanyakannya,Ekspresi Robi menjadi tidak sabar. Dia mengerutkan kening dan berkata kepada aku, "Ayo pergi, kita bicarakan di luar! Kebetulan Isyana membawa mobil, biar nanti kita pulang ikut dengan mobil Isyana"

Robi terlihat agak kesal.

Ketika sampai tempat parkir, Isyana dan Robi dengan hati-hati menopang Veni masuk ke dalam mobil. Robi dan Veni duduk di belakang, sementara aku duduk di samping Isyana.

Begitu aku masuk ke dalam, aku kembali menatap Veni. sementara dia terus memandang ke luar jendela, tampak kesepian. Sudut-sudut matanya tampak agak basah. Isyana melirik ke arahku, kami berdua tidak tahu apakah harus terus bertanya.

Robi mengerutkan kening. Dia menatap Veni terlebih dahulu kemudian berkata, "Veni, tidak ada yang perlu disembunyikan dari Ugie. Isyana juga bukanlah orang asing, Jadi aku beritahu mereka ya?"

Begitu Robi selesai berbicara, air mata Veni mulai mengalir jatuh.

Melihat Veni yang diam, Robi tidak memperdulikan terlalu banyak , dia menatapku dan langsung berkata, "Veni baru saja menggugurkan kandungan"

Kata-kata Robi mengejutkan aku. aku dan Isyana saling melirik, Kedua wajah kami kosong.

Veni dan Sutan selalu ingin menikah. Veni juga sangat menyukai anak-anak. Sekarang ketika sudah mengandung seharusnya bisa dengan lancar melaksanakan pernikahan. Namun mengapa tiba-tiba menggugurkan kandungan. Dan yang terpenting adalah Sutan tidak datang , Raisa juga tidak datang, dan yang menemaninya adalah Robi.

Tidak tahu mengapa, dalam hati aku muncul suatu firasat yang sangat buruk. Firasat ini sedikit membuatku takut. Untuk sesaat, aku tidak berani bertanya lebih banyak lagi.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu