Love And Pain, Me And Her - Bab 363 Perasaan Sutan

Aku terdiam! Bagaimanapun Sutan bisa menjadi direktur, itu tetap saja bukan topik yang akan kita bahas hari ini.

Aku mematikan rokok yang sudah habis dan menyalakan rokok yang baru sambil melihat Sutan dan bertanya: "Apakah kamu memikirkan perasaan Veni?"

Sutan pun menghela nafas dan sedikit menggelengkan kepalanya: "Aku ada memikirkannya! Ugie, jangan khawatir, aku akan menangani masalah ini dengan baik!"

Aku langung bertanya kembali: "Bagaimana kamu menanganinya? Kamu dirumah hanya diam-diam saja, tetapi diluar kamus sudah seperti binatang liar!"

Aku terus-terusan berusaha menyindir Sutan, tetapi sebenarnya aku sedang membujuknya. Alasan mengapa aku tetap disini dan minum anggur ini bersamanya adalah untuk membujuknya agar meninggalkan Wulandari dan menjalani kehidupan yang baik dengan Veni.

Sutan merasa sedikit kesal. Jelas, sindiran ini membuat dirinya merasa tidak nyawan. Jadi, dia pun langsung berkata: “Ugie, kamu harus percaya padaku, aku pasti bisa menanganinya!"

Nada bicara Sutan terdengar lebih tinggi dari sebelumnya. Sambil mengatakan itu, dia sambil meminum bir sampai tak tersisa.

Aku juga sama meminum bir itu sampai habis dan menatap Sutan lalu melanjutkan: "Sutan, aku ingat sehari sebelum paman kamu dirawat di rumah sakit dan kamu sedang bersiap untuk pergi mengambil surat nikah dengan Veni di esok harinya. Tapi kamu tidak, apakah semua ini ada hubungannya dengan Wulandari? "

Sutan segera menggelengkan kepalanya dan berkata dengan matanya yang berbinar-binar: "Ugie, aku benar-benar ingin menikahi Veni, tetapi bagaimana bisa aku melakukannya?Apakah kamu tahu? Biaya operasi ayah aku lebih dari 40 milliar dan sekarang aku menjadi memiliki hutang dimana-mana. Bagaimana aku bisa menikahinya? Selain itu, setelah aku menikah, keluarga aku pasti akan mendesak kita untuk memiliki anak. Tetapi Veni juga tidak bisa melahirkan seorang ank lagi. Jika ayah aku tahu tentang ini, dia pasti akan mengalami serangan jantung lagi. "

Sutan berkata sambil menghela nafas yang dalam.

Keluarga Sutan berasal dari pedesaan dan harapan orang tuanya pasti lebih besar dari orangtua biasanya. Aku bisa mengerti, tetapi ini juga bukan alasan yang bisa dibuat untuk tidak menikahi Veni.

Aku juga tidak ingin membahas lebih dalam tentang topik ini lagi, jadi aku melihat Sutan sambil menghela nafas: "Sutan, sebenarnya aku tidak menyangka kamu bisa memiliki hubungan seperti ini dengan Wulandari. Kamu dan Veni adalah teman baikku dan aku juga tidak ingin melihat kalian berpisah. Sebagai teman kamu yang baik, aku sarankan kamu mengakhiri semuanya dengan Wulandari dan Indoma Food, bersenang-senanglah dengan Veni! Jika tentang hutangmu, Veni juga bukan tipe wanita mata duitan."

Setelah aku selesai mengatakannya, Sutan langsung menggelengkan kepalanya lalu menatapku dan berkata: "Tidak mungkin! Ugie, apa yang kamu katakan tidak akan mungkin terjadi!"

Suara Sutan sangat keras, suaranya itu sedikit membuatku merasa kesal dan aku pun mulai melototinya dan bertanya: "mengapa tidak mungkin?"

Sutan meremas kaleng birnya dan berpalan berkata kepadaku: "karena biaya operasi ayahku, aku telah meminjam uang dengan Wulandari!"

Aku tertengun! Melihat Sutan, aku merasa sedang melihat orang asing. Dulunya, Sutan bukan orang seperti ini. Dia selalu sangat berambisi dan tidak terlalu memikirkan uang. Namun kini, dia telah menjadi orang yang begitu realistis. Baginya tanpa uang, semuanya tidak akan bisa didapatkan.

Aku sedikit cemas dan berteriak pada Sutan: "Lalu apa yang kamu inginkan? Menjual diri kamu untuk membayar hutang?"

Begitu aku berkata demikian, Sutan juga sudah terlihat kesal. Dia melempar kaleng bir dengan keras di atas meja, lalu melototiku dan meneriakiku: "Ugie! Apakah aku begitu buruk di matamu? Bagaimana aku bisa meninggalkan Indoma Food? Jika aku keluar dari Indoma Food, aku tidak akan mempunyai apa-apa lagi! "

"Setidaknya kamu masih memiliki Veni!”

Aku juga berteriak padanya.

"Jadi bagaimana aku menjalani hidup dengan Veni? Bagaimana aku bisa membayar hutangku? Kesehatan Veni juga tidak terlalu baik, kedepannya apa yang haru aku lakukan? Ugie! Kamu tidak boleh hanya menyindirkku dan tidak melihat masalah yang sedang kupertimbangkan! Apakah kamu pikir aku juga tidak ingin bertanya kepadamu seperti itu, Mengapa kamu mengejar presdir cantik dan kaya itu selama ini? Selama kamu berhasil, kamu bisa hidup dengan nyaman 20 tahun berikutnya, tetapi bisakah aku melakukannya? "

Kata-kata Sutan membuatku frustrasi. Di matanya, hubungan Isyana dan aku hanyalah untuk saling menukarkan keuntungan.

Aku menatap ke Sutan dan perasaan kecewa menyebar di dalam hatiku.

Sutan sepertinya telah menyadari bahwa kata-katanya tadi sudah sedikit keterlaluan. Dia menyalakan sebatang rokok dan menghirupnnya dalam-dalam, lalu berkata setelah merendahkan suaranya: "Ugie, aku benar-benar tidak tahu harus berbuat bagaimana! Dulu aku selalu merasa bahwa aku adalah orang yang hebat dan aku pasti akan menjadi orang yang sukses di kemudian hari. Tetapi ketika aku melihat ayahku di atas ranjang rumah sakit, aku sangat tidak berdaya. Aku bahkan tidak mampu membayar biaya operasi. Terlebih lagi, ayahku malah dimarahi di dalam rumah sakit. Apakah kamu tahu karena apa? Karena dia tidak tahu cara menyiram di dalam toilet. Ketika dia meminta maaf kepada petugas kebersihan di bawah, aku benar-benar tidak tahan melihat itu semua. Ugie, aku bersumpah pada waktu itu. Aku harus menghasilkan uang yang banyak, aku akan membiarkan mereka yang memandang rendah aku dan ayah aku lihat ! Pada awalnya, mereka memandang rendah kami, tetapi akhirnya kita yang akan merendahkan mereka!!”

Sutan mengatakan ini semua sampai menangis! Dia menoleh ke samping dan air matanya itu masih saja mengalir.

Aku mengerti perasaan Sutan sekarang. Aku bahkan bisa membayangkan ketika dia melihat ayahnya meminta maaf. Tetapi aku masih memandangnya dan berkata: "Sutan, aku mengerti perasaanmu! Aku juga mendukung karirmu! Tapi kamu sama sekali tidak ada alasan untuk selingkuh! Jangan lupa Veni, dia sudah mengikutimu sejak sekolah. Dia telah mengalami kesulitan dengan kamu dan berbagi kebahagiaan dengan kamu. Dia ada di sisi kamu saat kamu berada di masa terburukmu”

Sebelum aku selesai berbicara, Sutan mengengam tanganku lalu menatapku dan berkata: "Ugie, aku tahu! Aku tahu semua yang kamu katakan, aku tahu semuanya! Aku bukan benar-benar bermaksud untuk menyakiti Veni. Kamu beri aku waktu, hanya sampai tahun baru ini lewat. Aku akan segera mengakhiri hubunganku dengan Wulandari dan aku hanya akan menjadi kolega biasanya seperti dulu. Bagaimana?"

Kata-kata Sutan membuat hatiku sedikit terhibur. Tapi aku masih saja merasa sedikit khawatir, jadi aku bertanya kepada Sutan lagi: "Sutan, bagaimana jika Wulandari tidak setuju, apa yang akan kamu lakukan?"

Sutan pun tertawa, menggelengkan kepalanya dan berkata: "jangan khawatir, tidak akan! Dia bersamaku bukan karena memiliki perasaan denganku. Dia hanya merasa sendirian dan ingin bermain-main denganku saja. "

Kata-kata Sutan membuatku merasa sedikit ragu. Di mataku, jika Robi yang mengatakan ini, aku mungkin akan mempercayainya karena karakter Robi yang tidak serius. Tapi Sutan berbeda, menurut kesanku. Dia adalah tipe orang yang polos dan lugu, seharusnya dalam masalah hubungan dia juga akan sama saja.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu