Love And Pain, Me And Her - Bab 122 Menyelidiki Secara Rahasia

Ternyata Jane ingin memahami masalah ini. Sayangnya, aku juga tidak tahu. Meskipun Bong Casa pernah memberitahuku bahwa dia pernah menyelidiki masalah ini, tapi masalah ini melibatkan lingkaran jaringan yang luas. Dia tidak ingin menyeret Kimia Farta ikut terjerat masalah, sehingga dia memilih untuk tidak membuat keributan. Tanpa diduga, Jane malah mengungkit masalah ini lagi pada hari ini.

Aku menggelengkan kepala sambil memberi senyuman pahit pada Jane, bertanya balik padanya, "Sang Reporter Jane! Aku hanyalah seorang salesman biasa di Nogo. Mengenai persoalan Kimia Farta, kamu seharusnya bertanya kepada karyawan Kimia Farta. Kenapa malah bertanya padaku?"

Pertanyaanku sepertinya membangkitkan minat Jane. Dia tersenyum dengan percaya diri, segera membantahku, "Ugie, pernyataanmu salah! Di konferensi pers, Direktur Isyana kalian yang cantik jelas mengatakan bahwa kamu adalah asisten istimewanya. Dan Bong Casa, Direktur Bong Casa dari Kimia Farta mengatakan bahwa kamu adalah perwakilan humas Kimia Farta. Menurutmu, jika aku tidak mencarimu, siapa yang harus kucari? "

Aku baru saja hendak berbicara, Jane segera melanjutkan, "Tidak peduli bagaimana kamu akan menyangkal, kamu tetap tidak akan bisa menyangkal apa yang kukatakan. Karena aku punya video untuk membuktikannya"

Sambil berkata, Jane tersenyum bangga. Benar saja, dia adalah pendebat terbaik, menangkap inti dalam satu pertanyaan. Hari itu, Isyana dan Bong Casa yang meninggikanku, tidak sangka itu malah menjadi pegangan Jane sekarang.

Aku tersenyum pahit, menggelengkan kepala dan berkata, "Walau kamu punya bukti, aku juga hanya bisa memberi tahumu bahwa aku tidak tahu masalah ini. Pihak Kimia Farta juga tidak memberi tahu aku. Tetapi aku masih tidak mengerti, masalah ini telah berlalu, kenapa kamu mengingatnya lagi sekarang?"

Jane menggelengkan kepalanya dengan segera, "Bukan aku mengingatnya, tapi aku tidak pernah melupakannya. Ketika kami menyiarkannya di stasiun TV pada waktu itu, kami berjanji pada public bahwa masalah ini akan terus dilaporkan. Ada beberapa pemirsa yang menelepon kami untuk menanyakan perkembangan masalah ini. Jadi, aku selalu ingin membuat laporan selanjutnya tentang masalah ini."

Aku tertawa! Jane ternyata adalah orang yang cukup gigih. Sayangnya, aku tidak bisa membantunya. Melihatku tidak berbicara, Jane tiba-tiba mencondongkan tubuh ke depan dan berbisik, "Ugie, tahukah kamu? Sebenarnya aku terus menyelidiki masalah ini. Hal yang paling mengejutkan aku adalah dua pasien itu ternyata pernah merupakan narapidana."

"Narapidana?"

Aku mengerutkan kening, menatap Jane dengan bingung. Jane mengangguk dan melanjutkan, "Mereka berdua pernah melakukan penipuan, bahkan meninggalkan catatan kriminal di kantor polisi. Jadi, aku bisa menyimpulkan. Tentu saja, kamu juga

telah mengatakannya pada konferensi pers. Ini adalah kecelakaan yang disebabkan ulah manusia. Selain itu, aku menyelidikinya dan menemukan bahwa sepertinya masalah ini juga berkaitan dengan Nogo."

Aku terbengong sesaat. Melihat Jane dengan bingung. Meskipun aku sudah tahu sejak awal bahwa masalah ini tertuju pada Nogo. Tapi aku tidak jelas, sampai sejauh mana Jane telah menyelidiki masalah ini.

Melihat kebingunganku, Jane memberi penjelasan padaku, "Aku menduga bahwa masalah ini terjadi karena ada seseorang di dalam Nogo yang berkolusi dengan orang luar, mungkin juga ada orang dari Kimia Farta yang ikut terlibat. Bersama-sama menciptakan masalah kosmetik kali ini."

Aku masih diam, tapi otak berputar cepat. Apa yang dikatakan Jane bukannya tidak logis. Sepertinya ada mata-mata yang ditanamkan di dalam Nogo. Kalau tidak, bagaimana bisa tempat, waktu, dan anggota konferensi pers kami dan Kimia Farta bisa diketahui dengan mudah oleh orang luar?

Tetapi aku masih tersenyum dan berkata, "Jane! Kamu hanya seorang reporter yang memerhatika arah mata pencaharian masyarakat, tetapi dari penjelasan-penjelasanmu, aku malah merasa kamu seperti seorang detektif?"

Sikap sok santaiku tampaknya membuat Jane tidak senang. Dia menatapku dan berkata, "Ugie! Kamu harus tahu, apa yang aku selidiki sekarang adalah mata pencaharian masyarakat. Tidak peduli apa tujuan mereka, apakah itu pertempuran internal atau konspirasi lainnya, mereka tetap tidak boleh mempergunakan kesehatan pengguna biasa sebagai umpan meriam mereka. Jika hal semacam ini tidak diungkapkanku, apakah aku masih layak menetap dalam pekerjaanku saat ini?"

Orang seperti Jane dilahirkan untuk menjadi wartawan. Karena dia memiliki rasa tanggung jawab sosial yang kurang ada atau bahkan tidak dimiliki orang biasa.

Tapi aku juga mengerti suatu prinsip. Waspada api, waspada pencuri, waspada reporter. Harus berhati-hati saat berurusan dengan mereka. Satu kata yang tidak sengaja diucapkan mungkin akan menjadi salah satu berita mereka.

Melihat aku tidak mengatakan apa-apa, Jane agak tidak berdaya. Sebenarnya, aku

juga benar-benar tidak tahu apa-apa. Jane mengeroncongkan mulut, menghela nafas dan berkata lagi padaku, "Ugie! Kuharap kamu bisa percaya padaku. Karena memperjelas masalah ini tidak hanya untuk Nogo, tetapi juga untuk kebaikan lainnya yang tidak merugikan. Jadi, aku harap kamu bisa menghubungi aku ketika kamu menemukan bukti atau apa pun."

Sehabis mengatakan itu, Jane dan aku bertukar nomor ponsel.

Aku akui bahwa apa yang dikatakan Jane benar. Sayangnya, aku tidak tertarik, setidaknya aku tidak tertarik bekerja sama dengannya. Jane tampaknya merasakan sikapku, tak berdaya, dia pun hanya bisa berpamitan.

Setelah meninggalkan kafe, aku naik taksi kembali ke perusahaan. Melihat hari sudah siang, aku mengirim pesan teks ke Isyana dan bertanya kepadanya, "Bagaimana hari ini? Apakah lancar?"

Setelah menunggu sebentar, tidak didapatkan balasan dari Isyana. Ketika sudah mau tiba di perusahaan, ponsel tiba-tiba berdering. Itu adalah panggilan dari Isyana. Aku mengangkatnya dengan tergesa-gesa, langsung terdengar suara Isyana yang kedengaran capek. Aku buru-buru bertanya padanya, "Isyana, kedengarannya kamu amat lelah. Apakah tidak mulus?"

Isyana menghela nafas, dia berkata dengan pasrah, "Ya! Memang tidak berjalan baik, pihak mereka adalah perusahaan asing yang baru saja memasuki pasar Tiongkok belum lama ini. Aku awalnya ingin menemui direktur pemasaran mereka yang menangani pasar di Tiongkok, tetapi sayangnya, dia tidak punya waktu. Beberapa dari kami masih terbengong-bengong menunggu bodoh menunggunta di lantai bawah. Kami sudah menunggu lebih dari tiga jam."

Mengingat Isyana berada di kota Beijing yang asing baginya, menunggu pelanggan yang belum bisa ditemuinya, aku merasa tertekan. Segera menghiburnya, "Bukan masalah urgensi untuk menemui pelanggan. Bagaimana kalau kalian pergi makan dulu, kemudian menunggunya lagi setelah makan."

Isyana menghela nafas tanpa daya, berkata pelan, "Tampaknya cuman bisa begitu, tidak ada pilihan lain."

Setelah mengobrol sebentar dengan Isyana, aku mematikan telepon. Dalam hatiku mulai merindukan Isyana. Nada bicaranya tadi terdengar kesal. Tidak heran juga, dia seorang wanita yang dimanja dan disayang sejak kecil, sekarang harus membawa orang untuk bertemu klien dengan pribadi. Apalagi sekarang dia ditolak oleh pihak klien. Perasaannya pasti akan sangat sedih. Tetapi hal yang paling disesalkan adalah aku tidak bisa membantu.

Di sore hari, aku ingin menelepon Isyana lagi. Tapi setelah dipikir-pikir, Isyana pasti sedang sibuk pada waktu segini. Jadi mendingan meneleponnya pada malam hari saja ketika pulang rumah, sekaligus menghiburnyan.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu