Love And Pain, Me And Her - Bab 475 Gadis Terampil

Robi tidak berani melakukan apapun terhadap Viali, sehingga melampiaskan amarah dia terhadap Viali kepada aku. Aku tidak beromong kosong lagi dengan dia dan mematikan telepon. Lalu keluar mengemudi menuju ke toko bunga Robi.

Saat ini sudah memasuki pertengahan musim panas, cuaca semakin panas.

Setelah tiba di depan pintu toko bunga, aku memparkirkan mobil. Begitu aku masuk langsung melihat lantai pertama dalam toko bunga kosong tidak berwarna, diatas rak bunga hanya tersisa bunga bakung. Bahkan bunga mawar sebelumnya tidak di pajangkan lagi. Aku tertawa pahit, dan mengetahui mengapa Robi melakukan ini, dan alasannya karena dia masih belum menyerah terhadap Veni.

Saat tiba di lantai dua, aku melihat Viali yang mengenakan gaun putih sedang duduk bersama Robi di dekat jendala di dalam kafe yang terbuka dan luas.

Aku sudah lama tidak bertemu dengan Viali, dia terlihat lebih cantik dari sebelumnya. Terutama karena dia tidak mengenakan pakaian kerja hari ini, dan mengenakan gaun putih, ini menampilkan bentuk lekuk tubuhnya yang indah. Tetapi ada dari Viali yang tidak berubah, yaitu wajah cantiknya masih tetap datar, serius, seperti patung yang indah.

Aku berjalan ke Viali, tersenyum dan berkata, " Viali, kapan kamu datangnya ? Kenapa kamu tidak menelepon ? "

Belum menunggu Viali jawab, Robi yang disampingnya langsung menyela, " Kenapa harus menelepon kamu, kamu siapanya dia ? "

Aku menoleh melotot sebentar ke Robi, memarahinya dengan suara pelan, " Enyahlah, jangan menyela saat kami sedang berbicara "

" Iiss ! "

Robi masih tetap bersikap banyak tingkah.

Aku duduk di kursi sebelahnya, Viali melirik sekilas ke Robi lalu berkata kepada aku, " Aku terpaksa datang sendiri langsung kemari karena kalian berdua tidak berkata jujur kepada aku. "

Aku terkejut sejenak, Viali tiba - tiba mengatakan ini, membuat aku sedikit bingung. Aku bertanya kepada Viali dengan bingung, " Apa yang tidak jujur, kamu juga tidak bertanya apa-apa ? "

Viali masih tetap tanpa ekspresi melirik aku, lalu berkata dengan tenang, " Tentang Robi meminta aku untuk membantu menghubungi rumah sakit pengobatan infertilitas "

Aku baru teringat Viali memang pernah menanyakan ini kepada aku, tapi ini sudah lebih dari sebulan. Dan aku sudah melupakan hal ini sejak lama, tidak di sangka dia akan secara khusus datang kemari hanya karena masalah ini.

Karena Robi tidak berkata sebaliknya aku juga tidak boleh banyak berbicara. Viali melirik ke kami berdua, lalu bertanya ke Robi lagi, " Robi, kamu jangan selalu bersikap santai dan tertawa setiap kali aku membicarakan kamu. Sebenarnya apa yang terjadi, kamu harus memberitahu aku hari ini. Jika tidak, aku pastikan toko bunga kamu ini tidak bisa dibuka lagi "

Viali selesai berkata menoleh ke melihat sekitaran kafe.

Viali terdengar sedang mengancam, sayangnya Robi tidak menganggapnya serius sama sekali, dia melihat ke Viali dan berkata memancing konflik, " Kenapa, apakah kamu ingin menghancurkan toko aku ini ? "

Viali segera tertawa dingin, berkata merendahkan, " Otak babi ! Menggunakan kekuatan untuk menyelesaikan masalah. Menurut kamu, apakah masalah di dunia ini hanya dapat diselesaikan dengan kekerasan ? Aku bisa menyewa dua kali, tiga kali, atau bahkan sepuluh kali lipat lebih mahal toko bunga kamu ini, ataupun membelinya. Menurut kamu akankah pemiliknya mengusir kamu "

Perkataan Viali sangat sombong, dia sambil berkata sambil memiringkan kepala melihat ke Robi. Ekspresi wajahnya penuh dengan kemenangan.

Robi mengangkat bahu dan lanjut berkata memancing konflik, " Viali, aku memiliki tanda tangan kontrak dengan pemilik sebelumnya "

Belum menunggu Robi selesai berkata, Viali sudah tersenyum dingin menghina, " Lalu kenapa jika mempunyai tanda tangan kontrak ? Paling - paling membayar kompensasi kepada kamu sesuai dengan kontrak saja "

Selesai berkata wajah Viali berubah, menatap ke Robi dan berkata, " Robi, kamu jangan mengira aku sedang bercanda kepada kamu ! Yang aku katakan serius ! "

Robi tidak bisa berkata - kata. Meskipun aku tidak begitu memahami Viali sebaik Robi, tapi menilai dari ekspresinya Viali pasti tidak sembarang berkata begitu saja. Robi mengerutkan kening melihat sebentar ke aku.

Aku tertawa pahit dan menatap Robi juga, lalu berkata, " Robi, masalah kamu dan Veni juga bukan hal yang memalukan, kamu beritahu Viali saja, tidak apa - apa "

Mendengar perkataan aku ini wajah Viali menampilkan sebuah senyuman yang sulit di tebak. Tetapi Robi terus melawan, dan bergumam kepada aku, " Jika kamu ingin mengatakannya maka katakan saja, aku tidak ingin mengatakannya "

Aku tertawa, Robi akhirnya menyerah hanya saja dia tidak ingin berbicara dengan Viali, sebaliknya menyuruh aku yang mengatakannya.

Aku melihat ke Viali dan saat baru ingin berkata, tiba - tiba seorang gadis berusia dua puluhan naik ke lantai atas, aku meliriknya dengan santai, mengira wanita ini datang kemari untuk minum kopi, tetapi juga terlihat seperti tidak, karena dalam tangannya sedang menyeret kotak troli merah muda. Kotak troli miliknya sedikit lebih besar dari koper biasa, dan juga ada logo diatasnya, hanya saja karena terlalu jauh aku tidak bisa melihatnya dengan jelas logo yang tertempel diatasnya.

Gadis ini terlihat berkarakter tinggi. Begitu dia tiba di mulut tangga, dia berdiri dengan hormat di tempat, berkata kepada kami bertiga, " Hai, aku adalah montir kecantikan no. 207 dari perusahaan " Cantique ". Ada seorang nona Viali yang membuat janji untuk perawatan tangan di platform kami. Permisi, nona Viali yang mana ? "

Selesai berkata Robi langsung menoleh melihatnya dengan malas, lalu berkata dengan senyuman konyol, " Hai cantik, kami bertiga disini semuanya laki - laki, mana ada nona Viali ? "

Kata Robi sarkastik bahkan terhadap kakak sepupunya sendiri. Dia sedang mengejek karakter cakap Viali yang seperti laki - laki.

Viali segera melotot ke Robi, dia mengambil asbak di atas meja dan mengarahkan ke Robi. Dan Robi segera melindungi kepalanya dengan kedua tangannya, melihat bentuknya itu menurut aku Viala sering menggunakan hal semacam ini untuk memukulnya.

Viali meletakkan asbak lalu baru menoleh berkata kepada gadis itu, " Aku yang membuat janji dengan kamu, silakan kemari "

Aku tidak ada menyela dalam percakapan tadi. Hanya mendengar, namun sebaliknya dalam hati merasa sangat terkejut. Karena aku tahu, platform kecantikan o2o "“ Cantique " ini adalah perusahaan yang di rintis oleh Papang Yan.

Terakhir kali setelah aku selesai berbicara dengan Papang Yan, meskipun kami tidak saling menghubungi lagi tetapi aku masih memeriksa dengan cermat beberapa informasi yang relevan mengenai perusahaan mereka. Nama perusahaan mereka sangat menarik, dengan nama " Cantique ". Ini adalah sebuah platform o2o yang berfokus pada janji temu online dan perawatan kecantikan secara offline.

Dan Viali hari ini baru tiba sudah mengundang kemari seorang montir kecantikan untuk perawatan tangan. Aku merasa sedikit bersyukur, karena aku tahu Viali melakukannya ini agar aku bisa melihat dari jarak dekat dan memahami pola Cantique . Meskipun aku sudah tahu pola ini sejak lama tapi aku tetap menghargainya.

Gadis itu sangat profesional, setelah tiba di samping Viali dia lalu membuka kotak troli. Begitu terbuka langsung membuka lebar mata aku. Didalamnya terisi dengan berbagai macam produk kecantikan dan alat kecantikan.

Gadis itu mulai memberi Viali perawatan tangan sesuai dengan permintaan Viali. Aku melihat dari samping, gadis itu dengan terampil mengoleskan minyak esensial ke tangan Viali, melakukannya sedikit demi sedikit mengikuti sesuai dengan titik akupunktur bagian tangan.

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu