Love And Pain, Me And Her - Bab 283 Canggung

Melihat tatapan serius dari Viali, hatiku menjadi lebih kagum. Orang gila kerja ini sangat menakutkan, dia sudah dirawat inap di rumah sakit namun tidak mengganggu pekerjaannya sama sekali.

Asisten Viali berdiri di samping tempat tidur ketika melihat kami berdua masuk. Dia pun melirik kami dengan dingin, sikapnya sangat tidak bersahabat bahkan tidak menyapa sama sekali. Sepertinya dia mengeluh, jika saja kemarin kami tidak membawa Viali pergi ke jalan makanan,Viali tidak mungkin harus dirawat di rumah sakit.

Dan di hadapannya terdapat sebuah sofa besar dan duduk seorang pria berumur tiga puluh tahunan. Pria ini mengenakan setelan Armani, mencukur rambutnya dengan datar, wajah yang bulat, alis tebal dan mata yang besar membuat orang lain merasa dia adalah orang yang kuat dan tegas. Tidak perlu ada yang memperkenalkan dengan hanya pakaian dan auranya dapat diketahui bahwa dia adalah pebisnis elit.

Bangsal rumah sakit ini sangat sunyi. Aku dan Robi seakan menjadi orang yang transparan sama sekali diabaikan oleh orang lain. Aku pun semakin merasa canggung namun Robi sama sekali tidak peduli. Dia berjalan ke samping tempat tidur dan berjongkok di samping Viali, menarik dokumen yang dia pegang sambil tertawa berkata, "Kakak. Sudahlah jangan bekerja lagi, istirahat lah dengan baik. Ayo berikan dokumen ini kepadaku"

Tidak menunggu Robi selesai berbicara. Viali langsung menarik kembali dokumen ini. Kedua matanya menatap Robi dengan dingin. Dapat dilihat bahwa dia sedang marah. Jangan melihat Robi yang biasanya suka bercanda namun ketika Viali marah dia pun menjadi tidak berani.

Robi pun tersenyum, ketika dia ingin bicara. Viali langsung menunjuk ke arah sofa dengan dagunya dan berkata dengan dingin, "Pergilah ke sana, masalahmu kita bicarakan nanti!"

Aku belum pernah melihat Robi begitu patuh. Begitu Viali selesai berbicara dia benar-benar duduk di sofa dengan patuh. Senyuman bercandanya pun menghilang, di wajahnya berubah menjadi ekspresi yang serius.

Beberapa saat kemudian,Viali meletakkan dokumen yang dia pegang. Asistennya sangat mahir melihat gerakannya ketika dokumen diletakkan oleh Viali, dia pun segera maju dan membantu Viali untuk bisa duduk.

Setelah Viali duduk tegak, dia menyapu poni di dahinya dengan tangan ke belakang telinganya. Gerakannya sangat lembut dan elegan. Ini adalah tindakan paling wanita yang dilakukan olehnya sejak aku mengenalnya.

Kemudian dia memandang pria yang duduk di sofa di seberangnya. Dan langsung berkata, "Presdir Bong, kita adalah teman lama, aku tidak akan berbasa-basi langi denganmu. Aku secara singkat akan memberi pandangan akan rencana bisnis yang anda berikan ini. Tim teknis anda sangat baik, melihat dari deskripsimu, mereka kebanyakan memiliki pengalaman bekerja di perusahan jaringan di dalam dan luar negeri. Namun pembangunan tim anda yang lain sepertinya hanya biasa saja. Aku berpikir kemungkinan besar terakhir kali bisnis anda bisa gagal sebagian besar karena pembentukan tim yang tidak cukup berhasil. Ini adalah hal pertama. Yang Kedua model bisnis dari rencana Anda sudah baik tetapi model keuntungan tidak terlalu jelas. Aku sebagai seorang investor sangat memperhatikan model keuntungan. Dengan model keuntungan yang anda buat seperti ini. Aku merasa akan sangat sulit jika ingin melakukan ipo "

Setelah mendengar ini, Presdir Bong segera menjelaskan, "Bu Viali, tolong dengarkan terlebih dahulu. Aku berpikir hal utama yang saat ini diperlukan dari perusahaan kami bukanlah model keuntungan. Namun bagaimana bisa menarik pelanggan. Ketika sudah ada pelanggan maka model keuntungan pun akan bisa muncul. Tidak peduli apakah pendapatan dari iklan atau dari tempat lain. "

Sebelum Presdir Bong selesai berbicara, Viali segera memotongnya.

"Presdir Bong, Aku mengerti apa yang anda maksud. Tetapi ini hanyalah pendekatan sederhana. Pada tahap awal untuk melakukan pembakaran uang ini adalah pendekatan yang terlalu sederhana dan kasar. Perusahaan-perusahaan jaringan saat ini sudah tidak seperti di masa dulu, gelembung semakin lama akan semakin ditekan habis. Dan investor tidak mungkin lagi memasukkan uang yang banyak kepada perusahaan yang bahkan model keuntungannya masih sangat tidak jelas. Selain itu rencana anda ini masih kekurangan kompetitor utama. Anda harus mengerti bahkan jika memasukkan uang dan tenaga, walaupun pada awalnya cukup bagus. Bagi perusahaan seperti BAT pun juga akan bisa menginvestasikan uangnya kepada perusahaan sejenis dengan cara membakar uang sebagai cara bersaing. Apa yang bisa kita gunakan untuk bersaing dengan mereka? Uang mana yang lebih banyak? Atau saluran yang lebih banyak? "

Meskipun aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi perkataan yang Viali bicarakan membuatku terkagum. Pandangannya sangat jauh ke depan sebelum dikerjakan sudah bisa menunjukkan berbagai potensi krisis yang akan terjadi.

Presdir Bong terlihat agak kecewa. Sementara Viali mengambil rencana itu lagi dan melihat beberapa halaman dengan singkat dan kemudian berkata, "Presdir Bong, aku berharap anda bisa memperbaiki jalan pikiran anda dan membuat rencana kompetitor utama dan model keuntungan yang lebih nyata. Aku merasa masih ada kemungkinan untuk berinvestasi."

Presdir Bong kali ini terlihat lebih lega. Dia tertawa, bangkit berdiri dan mengambil rencana bisnisnya dan sambil menyindir diri sendiri berkata, "Mungkin karena terlalu terburu-buru. Aku sangat ingin keluar dari kegagalan yang terjadi sebelumnya. Baiklah aku akan mengikuti perkataan yang Bu Viali katakan, aku akan kembali merombak rencana ini dengan timku. Ketika sudah selesai, mohon bantuan Bu Viali. "

Viali mengangguk dengan sopan.

Ketika pembicaraan mereka berdua selesai, Presdir Bong mengambil tas kerjanya dan bersiap untuk berjalan keluar. Asisten itu pun segera mengantarnya. Karena aku terus berdiri, Presdir Bong pun mengangguk dengan sopan ketika dia melewatiku. Aku juga tersenyum kepadanya dengan sopan.

Dalam ruangan saat ini hanya tersisa kami bertiga. Viali memandang Robi dan bertanya dengan dingin, "Bicaralah, kapan kamu akan kembali?"

Robi memandang Viali dengan canggung dan berkata dengan sedikit ketidakpuasan, "Bukankah aku sudah memberitahumu kemarin? Beberapa bulan lagi aku akan pulang ke Beijing!"

Melihat sikap Robi yang buruk, kedua mata Viali langsung melotot. Yang membuatku terkejut adalah Robi langsung menjadi patuh. Dia menolehkan kepalanya ke samping dan tidak berani menatap Viali sama sekali.

Viali menatap Robi sejenak. Nada bicaranya pun menjadi lebih santai, walaupun masih dengan sikap yang dingin berkata kepadanya, "Oke, Robi karena kamu berkata beberapa bulan lagi, kali ini aku akan percaya kepadamu! Aku akan memberimu waktu setengah tahun jika setengah tahun kemudian kamu masih menolak untuk kembali ke Beijing, kamu tidak usah kembali lagi. Rumah ini tidak akan terbuka bagimu. Aku pun tidak akan mengakuimu sebagai seorang adik lagi! "

Mendengar nada bicara Viali yang serius dan penuh tekad, aku merasakan desahan emosi di hatiku. Meskipun identitasnya saat ini adalah kakak perempuannya namun yang aku dengar lebih terdengar seperti orang tua.

Robi menjadi jauh lebih patuh, dia pun menganggukan kepala kepada Viali. Dan Viali sambil melihat obat dalam botol dan kembali berkata , "Aku akan kembali ke Beijing sore ini! Sebelum kamu meninggalkan tempat ini dan aku kembali ke beijing. Kamu buat tabel hutangmu dan berikan kepadaku. Aku akan langsung membayar lunas hutangmu termasuk dengan bunganya! "

Perkataannya ini membuatku yang mendengarnya menjadi tidak nyaman. Robi hanya berhutang kepadaku sebesar dua ratus juta. Perkataan Viali ini sudah jelas ditujukan kepadaku.

Robi mengangguk ketika dia melihat Viali yang sudah menghangat. Diapun segera melangkah maju dan berkata, "Kak, Ugie baru akan memulai bisnisnya. Bukankah kamu adalah seorang malaikat investor?? Maukah kamu juga berinvestasi kepadanya?"

Aku memaki Robi dalam hati. Perkataannya ini langsung membuatku masuk ke dalam situasi yang canggung.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu