Love And Pain, Me And Her - Bab 234

Menyalakan rokoknya. Isyana senyum dan menatapku lagi, dia berkata dengan sengaja, " Ugie, aku menyadari bahwa ketika kamu marah sama sekali tidak menakutkan. Justru sangatlah lucu".

Kata-kata dia membuatku nyaris tersedak oleh asap rokok di mulutku. Aku baru pertama kali mendengar ada orang menggunakan kata lucu mendeskripsikan aku.

Melihat aku batuk, Isyana tertawa terkikik. Dia menatapku dan berkata, "Sudahlah, tidak mengejekmu lagi. Aku mengatakan kepadamu, sore hari aku bersama Presdir CB dari dalam negeri Pak Milu. Aku mengundangnya untuk makan dan kami membicarakan banyak hal. "

Kata-kata Isyana sedikit membingungkan. Aku menatapnya dan bertanya, "Isyana,bukankah kita dan CB akan bernegosiasi secara formal besok sore? Mengapa kalian tiba-tiba bertemu duluan.?"

Terdapat satu alasan lain mengapa aku curiga, sebelumnya Isyana datang ke Beijing, dia ingin bertemu Presdir CB, tetapi mereka tidak memberinya kesempatan sama sekali, selalu diwakilkan oleh direktur pemasaran Abby untuk membahas dengan Isyana.Dan sekarang, bagaimana mungkin presdir CB ingin menghabiskan waktu makan bersama dengan Isyana.Bukankah perlakukan ini berubah terlalu cepat?.

Berbicara tentang pekerjaan, sikap Isyana berubah segera menjadi sangat serius. Dia menatapku dan menjelaskan, " Ugie, pada kenyataannya, segala sesuatunya tidak selancar yang kita bayangkan. Walaupun iklan online kita berjalan dengan baik, tetapi terdapat beberapa anggota CB berpikir bahwa pengelola Nogo kita terlalu kecil. Proyek besar seperti itu sangat sulit dikendalikan, sehingga mereka tidak menyetujui penandatanganan CB dan Nogo. Tetapi sekarang, Pak Milu sangat tertarik dengan Nogo. Sehingga dia lebih awal bertemu denganku dan memberitahu kepadaku beberapa detail hal. Menyuruhku bersiap lebih awal untuk menghadapi pertanyaan beberapa anggota CB besok sore".

Aku tidak berbicara, merokok dengan galau, dan terus berpikir. Presiden CB melakukan hal ini dengan jelas membocorkan isi dari pertemuan internal mereka kepada Isyana.Karena dia telah menyetujui, dan Isyana juga sudah mengetahui isi dalamnya.Proyek ini sudah pasti akan tergarap.

Tetapi aku masih memiliki pertanyaan, sehingga aku bertanya lagi kepada Isyana,"Mengapa kamu mematikan telepon?".

Ketika Isyana ingin menjawab, aku segera menambahkan, "Jangan mengatakan kepadaku bahwa teleponmu tidak ada baterai".

Isyana tertawa, dia menatapku dengan pandangan kosong dan melanjutkan, "Ini merupakan perjanjian aku bersama Pak Milu hari ini. Kami takut diganggu oleh orang lain, sehingga mematikan telepon!".

Aku mencibir, mengomel dengan tidak senang, "Ini merupakan cara yang bagus, mematikan telepon bersama, tidak ada yang mengganggu. Hal ini cukup romantis."

“ Ugie, Apakah kamu cemburu?”.

Melihat ketidaksenangan aku, Isyana sambil tersenyum dan bertanya kepada aku dengan penafsaran. Jika mengatakan tidak cemburu, itu bohong. Tentu saja, ini merupakan pekerjaan Isyana,dan aku juga memahaminya.

Melihat aku tidak berbicara, Isyana tiba-tiba berjalan ke depanku. Dia tersenyum dan menatapku sejenak, kemudian tiba-tiba mengulurkan tangannya dan memegang wajahku. Berbisik, "Matikan rokoknya!".

Aku seperti orang bodoh, wajahku dipegang olehnya. Hanya bisa mematikan rokok di asbak berdasarkan perasaan.

Bibir merah Isyana sedikit monyong, dan bergumam, " Ugie, perlakukan aku lebih baik lagi, bisakah?"

Aku tertawa pahit, menatap Isyana,dan bertanya kepadanya, "Apakah sekarang aku tidak baik terhadapmu?".

Isyana memiringkan kepalanya, dia berpikir sejenak dan mengangguk, "Cukup baik, tetapi aku ingin kamu lebih baik lagi padaku!"

Aku tertawa.

Tiba-tiba, aku mengulurkan tangan. Menarik pergelangan tangan Isyana ke depan dengan kuat. Isyana langsung terjatuh dalam pelukanku. Dia terkejut dengan serangan tiba-tiba aku, dan segera mengeluarkan suara terkejut.

Aku takut dia akan menolak dan berdiri, begitu dia duduk di pangkuanku, aku langsung memeluknya dengan erat. Yang mengejutkan aku adalah Isyana tampaknya tidak bermaksud untuk menolak. Dia kemudian mengambil inisiatif untuk memeluk leherku, memiringkan kepalanya, dan bertanya padaku dengan sedikit bercanda, " Ugie, kamu sekarang sedang menganggu bosmu ".

Aku tidak berbicara, hanya menatapnya dengan senyuman. Isyana yang mabuk, dalam kecuekan terdapat keindahan yang lebih menawan.

“Isyana,Jadilah pacarku”

Aku mengungkapkan isi hatiku kepadanya lagi. Bahkan, aku mengetahui bahwa pada kondisi yang begini dia tidak akan menyetujuiku. Tetapi aku hanya ingin mengatakan, memberitahu kepadanya, aku selalu menunggu hari ini.

Isyana menyeringai, dia memiringkan kepalanya dan menatapku, menggelengkan kepalanya dengan pelan berkata, "Tidak! Aku menyukai perasaan sekarang ini, sehingga aku ingin kamu terus menembakku".

Aku tertawa tak berdaya, sengaja bercanda dengannya.

"Tetapi kamu duduk di pelukan pria yang bukan pacarmu, apakah kamu tidak merasa hal ini sangatlah konyol?".

Isyana memiringkan kepalanya dan menatapku berkata, "Kalau begitu aku berdiri!".

“Baiklah!”.

Aku terus bercanda dengannya.

Ketika Isyana ingin berdiri, aku memeluknya dengan erat. Dia bahkan tidak bisa bergerak sama sekali. Isyana mencibir padaku, "Kamu semakin nakal".

Melihat bibir merah menawan Isyana.Perasaan aneh muncul di hatiku, dan aku tidak lagi menahan diri. Langsung menundukkan kepala dan mencium bibir merahnya.

Kali ini, Isyana tidak menolak sama sekali. Ketika bibir saling bersentuhan, dia mulai menanggapiku.

Ini merupakan ciuman yang hangat dan panjang. Dan aku tidak lagi puas dengan ciuman yang sederhana, tanganku mulai tidak bisa menahan, ingin membuka kancing baju Isyana.Dia tiba-tiba mendorongku dengan kuat dan segara berdiri.

Isyana menatapku dengan sinis dan berkata dengan marah, "Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan, dikasih hati minta jantung. Tidak ingin menghiraukanmu lagi"

Sebelum aku menjawab, Isyana merapikan rambutnya. Kemudian langsung keluar dari kamarku. Badanku masih memiliki aroma tubuh Isyana,melihat punggung kepergian Isyana,aku tersenyum puas. Sebernarnya dapat bersama Isyana berkembang hingga tingkatan ini sudah melebihi harapanku. Aku percaya tidak lama lagi, dia akan menyetujui untuk menjadi pacarku.

Karena sore tadi telah tidur sangat lama, sehingga sekarang sama sekali tidak merasa ngantuk. Berbaring di tempat tidur, menonton TV dengan bosan. Ketika sedang menonton, telepon tiba-tiba berdering. Mengambil dan melihat, ternyata panggilan dari Robi. Ketika mengangkat telepon, tidak menunggu dia berbicara, aku langsung berkata dengan terburu-buru, " Robi, aku memberitahu kepadamu! Jika kamu masih ingin mengatakan kepadaku tentang sepupu kepo kamu itu, lebih baik segera menutup teleponmu. Aku tidak ingin mendengarkan."

Mengenai Sepupu Robi yang sukses dalam karier, aku tidak ingin berurusan dengannya sama sekali.

Robi tertawa terbahak-bahak, "Haha, baru bertemu sepupuku sekali, langsung menakutimu hingga seperti ini? Sepupuku cukup hebat."

"Apakah kamu memiliki hal yang lain?".

Ketika memikirkan sepupunya yang sangat sombong, menganggap dirinya sangat hebat. Aku merasa sangat kesal sehingga nada bicara terhadap Robi juga tidak baik.

"Tidak apa-apa! Bukan, Ada"

Robi mengatakan dengan sedikit membingungkan.

" Ugie, Raisa berada di Beijing"

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu