Love And Pain, Me And Her - Bab 167 Tidak Setuju

Sikapku dulu sangat berdamai. Tapi sekarang, ekspresi wajah berubah sedikit, balik tanya ke pria itu, “Pak Duan, kalau misalnya kita tidak menemukan Riski, apakah hal ini dibiarkan begitu saja?”

Perkataanku sangat keras! Bagi kepala stasiun TV Duan yang terhormat, tinggi di atas, tak perlu curiga lagi ini menginjak kehormatannya.

Ekspresi wajah kepala stasiun TV Duan semakin tidak enak dilihat, dia juga tidak melihat aku, langsung berkata ke Isyana, “Presdir Mirani! Cara bicara asistenmu ini sangat tidak berteman! Perusahaan periklanan kalian dan stasiun televisi kita, itu hubungannya seperti kakak adik. Kita seharusnya saling mendukung, saling membantu, siapapun tidak ingin bermasalah, lebih tidak boleh lagi sekali masalah muncul, langsung saja menyalahkan pihak lain.”

Orang bodoh juga bisa mendengarkan bahasa kepala stasiun TV Duan mengandung ancaman. Memang benar, kita ingin membuat iklan di stasiun TV, memang harus mengandalkan mereka. Tapi aku malah sedikit saja tidak salut ke mereka. Pantas saja media tradisional sekarang, satu per satu terkalahkan dengan cyber media. Selain cyber media sendiri memang lebih unggul, alasan utama di antaranya orang-orang di media tradisional ini masih menganut pemikiran kuno.

Isyana tetap saja tersenyum datar, wanita itu melihat kepala stasiun TV Duan, “Pak Duan, kita juga tidak ada cara lain, tidak bisa dibandingkan dengan BUMN. Sekarang perusahaan dalam kesulitan, semua orang jadi cemas. Semoga bapak bisa mengerti.”

Perkataan Isyana tidak congkak dan tidak merendah, pas. Kepala stasiun TV Duan mendengarnya juga sepertinya lumayan senang. Pria itu juga tidak melihatku, langsung berkata ke Isyana, “Mengingat Presdir Mirani sudah mengatakan seperti ini, aku juga mundur selangkah dulu. Kalian biaya iklan sebelumnya bukannya sudah bayar?”

Isyana mengangguk.

“Begini saja! Kalian modifikasi sebentar iklan yang sudah ditarik balik, asal bisa lolos audit, tidak masalah. Bisa lanjut ditayangkan, kerugian beberapa hari ini aku bisa undur buat kamu Ini juga merupakan toleransi maksimum yang bisa dilakukan oleh stasiun TV kita. Juga hanya kalian PT. Nogo yang sudah bertahun-tahun bekerjasama dengan stasiun TV ita. Kalau perusahaan lain, permintaan ini aku juga tidak bisa menyetujuinya, mengingat kalian juga adalah salah satu pihak dirugikan.”

Kepala stasiun Duan angkuhnya sekali. Berkata sampai terakhir, masih tidak lupa menjual simpati ke Isyana. Mungkin di dalam hati pria itu mengira, dia berkata seperti ini, sudah sangat memberi muka ke PT. Nogo.

Tapi aku malah tidak berpikir seperti ini, aku lanjut berkata, “Pak Duan, aku tidak bisa menyetujui caramu ini!”

Dahi kepala stasiun TV langsung mengunci erat. Dia tidak berkata apapun, juga tidak melihatku, mengambil cangkir teh minum seteguk demi seteguh. Sangat jelas, dia sedang memberiku kode, dia sudah sangat tidak senang. Tapi aku tidak bisa peduli terlalu banyak, aku datang bukan untuk membuatnya senang.

Aku lanjut berkata, “Pak Duan,mengingat Riski adalah karyawan stasiun TV kalian. Kesalahan dia, kepala stasiun harus bertanggung jawab. Tidak bisa karena sekarnag tidak menemukannya, kamu menyalahkan dia saja. Terakhir kerugian, malah mau kita perusahaan-perusahaan ini yang menanggung.”

Kepala stasiun TV Duan meletakkan cangkir teh dengan sangat kuat, sampai air teh di dalam sudah tergoyang keluar. Pria itu mendongak dan melihatku, tersenyum dingin berkata, “Kita tidak bilang tidak bertanggung jawab atas hal ini, tapi harus menemukan Riski, kita juga perlu mengerti jelas alasannya.”

Suara kepala stasiun TV Duan besar sekali, dia agak emosi.

Pria itu tersenyum dingin, aku juga tersenyum dingin, aku bertanya lagi, “Benar demikian bagaimana dengan kerugian kami?”

Kepala stasiun TV Duan dengan dingin melihatku, balik bertanya, “Ok, kalau begitu kamu katakan, kalian maunya gimana?”

Yang kutunggu itu perkataan dia yang ini.

Aku perlahan berdiri, berjalan ke depan meja kerja kepala stasiun Duan. Dua mata melototi pria itu, dengan perlahan berkata, “Saranku sangat sederhana! Stasiun TV harus mengganti kerugian PT. Nogo dan Kimfar. Tentu saja, kita tidak perlu stasiun TV mengganti kerugian berupa uang. Syarat kita sangat sederhana, hanya dua poin saja. Pertama, setelah kita memodifikasi potongan kecil iklan, kembali menayangkan revisinya Tapi kita mau menambahkan durasi iklannya dari yang dulu 30 detik jadi 60 detik. Yang juga dalam prinsipnya iklan perlu ditanyangkan ulang sekali lagi. Kedua, waktu penayangan iklan diatur ulang. Dari yang dulu jam 5:30 sore, diganti jadi setelah berita malam waktu emas ini. Ketiga, lama kita masa penayangan kita kali ini yang awalnya adalah 8 bulan, tapi sekarang masanya mau diganti jadi satu tahun.”

Aku dengan berurutan dan jelas mengatakan selesai 3 hal ini, menambahkan sepatah, “Pak Duan, ini adalah permintaan ganti rugi yang diajukan oleh PT. Nogo dan Kimfar atas masalah kali ini!”

Sebenarnya syarat ini sudah aku perhitungkan. Satu iklan di antara jam 7:30-7:35 waktu emas, harga 30 detik itu 35 juta. 60 detik 70 juta. Masa tayang 1 tahun, kalau seperti itu harga iklan ini, sudah jauh melebihi 20 miliar. Stasiun TV pasti mau tawar-menawar harga, harga terakhir juga seharusnya kurang lebih 20 miliar. Jadi, aku hari itu baru di rapat Kimfar, mengusulkan menggunakan iklan seharga 20 miliar untuk menganti kerugian mereka.

Kepala stasiun TV Duan tersenyum, itu adalah semacam senyuman mengejek yang angkuh. Dia menoleh melihat Isyana, menggunakan jarinya yang gemuk dan bersar mengetuk permukaan meja, suaranya juga jadi sangat serius, dia berkata ke Isyana, “Merecok, benar-benar merecok! Presdir Mirani, kalau aku lihat kalian bukan datang untuk berunding, kalian datang untuk merecok saja. Kalau seperti ini, maafkan aku tidak bisa menemani kalian, silahkan.”

Tidak disangka kepala stasiun TV Duan mengusir tamu. Isyana langsung melihatku sekilas, meski aku di mobil sudah memberitahu dia rencanaku. Tapi dia masih tidak berani, khawatir perundingan kali ini tidak bisa dilanjutkan lagi.

Tidak menunggu Isyana berbicara, aku langsung bertanya lagi. “Pak Duan, apa benar maksud kamu ini syarat kami kamu tidak setuju?”

Kepala stasiun TV Duan langsung mengangguk, dia melotot lebar, dengan suara keras berkata padaku, “Benar, aku tidak setuju! Satu syarat saja tidak setuju! Kalian sini bukannya juga ada pengacara? Kamu boleh mengajukan tuntutan ke kami, kami bersedia mengikuti!”

Kepala stasiun TV marah, dia sudah merobek muka sungguhan.

Aku malah tersenyum kecil melihat kepala stasiun TV, tetap saja dengan pelan, berurutan dan jelas berkata, “Mengajukan tuntutan kami pasti ajukan. Tapi mengingat stasiun TV merupakan badan penyiar, kalian yang mengendalikan saluran penyebaran. Dan kita PT. Nogo hanyalah sebuah perusahaan iklan yang biasa-biasa saja, dibanding dengan kalian, kekuatan kita terlalu lemah. Makanya, sebelum mengajukan tuntutan, kita juga bersiap untuk mengundang beberapa media untuk menambah kekuatan.”

Perkataanku belum selesai dilontarkan, kepala stasiun TV Duan memotong pembicaraanku, tangan besarnya melambai, dengan keras berkata, “Terserah kamu! Kamu mengundang stasiun TV BBC juga aku tidak akan setuju syaratmu. Kamu ini kalau bukan mengklaim, kamu ini memeras!”

Kepala stasiun TV Duan seluruh wajahnya jadi membara, dia juga sudah menggunakan kata memeras.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu