Love And Pain, Me And Her - Bab 488 Cantique Belum Sempurna

"Apa triknya?"

Aku bertanya.

Papang tertawa "Gunakan ketampananmu."

Papang tertawa begitu selesai. Aku memelototinya, tertawa dan berkata "Yang benar saja!"

Setelah sarapan, aku dan Papang pergi lagi ke cabang di Beijing. Mungkin dengan adanya CEO and COO di kota, cabang Beijing bekerja lebih efisien hari ini. Hari ini kami sangat sibuk mengurusi cabang Beijing. Lalu sekitar jam 4 sore, Viali menelepon lagi, begitu dia terhubung, Viali langsung berkata.

"Ugie, aku minta alamatmu, karena seseorang akan menjemputmu sebentar lagi."

Aku langsung tersenyum dan berkata "Direktur Viali, tidak perlu repot-repot. Cukup sampaikan saja alamatnya, cabang Beijing kita memiliki mobil jadi kita bisa langsung menuju ke sana."

Viali tetap bersikukuh dengan pendapatnya saat dia berkata "Lakukan saja apa yang aku katakan. Rekan-rekanmu di Beijing mungkin tidak akan dapat menemukan tempat yang sedang aku bicarakan."

Melihat betapa kukuhnya Viali, lalu aku memberi Viali alamat kantor cabang. Hanya empat puluh menit setelah aku menutup telepon. Telepon berdering lagi dan itu seorang laki-laki. Dia mengatakan kepadaku bahwa Direktur Viali lah yang mengirimnya untuk menjemput kami. Dengan berkas - berkas di tangan, Papang dan aku segera keluar dan masuk ke dalam mobil.

Viali sudah bilang sebelumnya, kalau dia akan mengundang kami makan di suatu tempat yang tidak akan dapat kami temukan dengan mudah. Aku tidak menganggapnya serius sebelumnya, tetapi ketika perjalanan di mulai, aku baru sadar kalau tempat yang dipilih Viali memang sangat sulit untuk ditemukan.

Tempat yang dipilih Viali adalah clubhouse. Tetapi tidak seperti clubhouse yang ada di kota kami, dari luar seperti rumah dengan pekarangan dari batu bata merah dan biru, bahkan tampak tidak ada bedanya dengan rumah biasa. Tetapi setelah aku masuk, aku baru sadar bahwa tempat ini adalah sesuatu yang lain.

Arsitekturnya tampak antik serta perabotannya tampak menunjukkan kemakmuran dan kekayaan yang dulu dimiliki oleh tempat ini. Lantai batu giok berbintik-bintik mencatat sejarah tebal ribuan tahun.

Melewati tanaman rambat hijau dan wangi rerumputan serta bunga-bunga di sepanjang koridor, aku memasuki sebuah ruangan yang simpel tetapi elegan. Disana Viali sedang duduk di kursi utama dan dengan elegan meminum teh.

Ketika aku melihat Viali, aku terkejut. Viali yang selalu tampak kompeten dan profesional, hari ini dia mengenakan cheongsam biru muda. Warnanya tampak sederhana dan elegan, ditambah dengan kulit putihnya, serta dipadukan dengan lingkungan antik di sini, benar-benar memberi kesan disorientasi ruang dan waktu. Sebaliknya, dia lebih seperti wanita cantik yang berasal dari dinasti berabad - abad yang lalu.

Melihat kami berdua masuk, Viali berdiri. Setelah bersalaman dengan kami berdua, Papang bercanda "Direktur Viali, untung aku mengetahui pekerjaan anda. Jika saya tidak tahu, saya pasti berpikir bahwa anda adalah bintang besar yang sedang mengadakan syuting di sini."

Karena apa yang sudah aku ketahui tentang Viali, aku jadi sedikit tidak nyaman dengan pakaian yang dia kenakan. Dan harus kuakui, Viali di depanku tidak cukup jika hanya digambarkan dengan kata - kata cantik lagi, tetapi dia sangat cantik seperti seorang dewi yang turun ke dunia.

Setelah kami saling bertegur sapa dan kami bertiga duduk bergantian. Pelayan mulai menyajikan makanan. Tempat ini adalah bagian dari ruang makan pribadi dan bahkan aku tidak bisa menyebutkan nama hidangan yang disajikan.

Viali meminta pelayan untuk membuka anggur merah, setelah menuangkannya satu per satu. Viali memegang gelas anggur, memandang kami berdua dan berkata dengan ringan "Selamat datang dua CEO di Beijing, saya bersulang untuk kalian"

Kata Viali sambil menyesap. Papang dan aku menyesapnya juga. Setelah meletakkan gelas, kami bertiga makan dan mulai berbicara. Hal yang kami bicarakan adalah tentang clubhouse ini. Setelah berbicara cukup lama, tidak ada satupun dari kami yang menyebut tentang investasi.

Hampir sebotol anggur yang diminum sudah hampir habis. Aku khawatir jika kita terus berbicara seperti ini, kita akan berakhir dengan minum terlalu banyak dan pada akhirnya tidak berbicara tentang pembiayaan. Sambil meletakkan sumpitku, aku berkata "Direktur Viali, saya datang ke Beijing kali ini karena saya ingin berbicara kepada anda tentang investasi di perusahaan Cantique. Anda sudah mengatakan lebih dari sekali sebelumnya Cantique adalah perusahaan aplikasi telepon yang dapat meramalkan masa depan. Jadi, kami berharap Direktur Viali bisa berinvestasi pada kami dan membantu Cantique mencapai masa depan yang lebih cerah. "

Karena aku berbicara tentang pekerjaan, nada bicaraku secara alami menjadi lebih serius dan tertata.

Begitu selesai berbicara, Viali menyingkirkan sumpitnya. Dia memiringkan kepalanya untuk melihatku dan berkata "Ugie, sebenarnya, aku berencana untuk membicarakan hal ini denganmu setelah kita selesai makan. Lagipula, aku khawatir makanan enak seperti ini akan sia-sia jika kita tidak menikmatinya. Tapi karena sekarang kamu telah mengatakannya, mari kita bicarakan. Pertama, mari kita bicara tentang berapa banyak uang yang kamu butuhkan dan berapa banyak saham yang kamu tawarkan. "

Aku menatap Papang. Papang sedikit mengangguk padaku. Jadi sudah jelas, mari kita bahas semuanya dari awal.

Aku berdeham, menatap Viali dan berkata "Kami siap menyerahkan sepuluh persen saham kami dengan harga 100 Miliar."

Aku telah berbicara dengan Papang bahwa sepuluh persen saham senilai 60 Miliar. Tetapi aku sengaja menaikkannya hingga 40 Miliar, untuk memberi Viali ruang untuk tawar - menawar. Jika dia sangat optimis tentang Cantique, mungkin saja dia berinvestasi lebih banyak dan meminta lebih sedikit saham.

Begitu aku selesai berbicara, Viali langsung berkata tanpa berpikir "Valuasi anda terlalu tinggi, bukan? Aplikasi dengan pengguna terdaftar kurang dari satu juta, putaran keuangan juga belum selesai dan valuasi kalian bernilai 500 juta. Dalam hal ini, tidak lagi sesederhana memiliki gelembung. Anda tahu sekarang semuanya adalah gelembung. "

Kepribadian Viali memang seperti itu, langsung berbicara terus terang. Jangan pernah menyembunyikan pendapat demi harga dirimu sendiri.

Papang tersenyum, memandang Viali dan berkata "Direktur Viali, anda tahu perusahaan kami. ketika saya berbicara dengan anda sebelumnya, anda telah menunjukkan kepada saya kalau tim kami di Cantique belum sempurna. Seperti yang anda ketahui, kalau di awal tahun ini, saya telah merekrut beberapa eksekutif dari beberapa perusahaan internet besar. Ditambah Ugie yang telah bergabung dengan kami, Tim kami bukanlah masalah sekarang. Kami belum memiliki banyak pengguna terdaftar saat ini. Tapi tahukah anda, industri kecantikan pada platform o2o. Berapa lama Cantique dibuat? Dan sekarang dengan jumlah pengguna yang sudah kami miliki, kami berada di tingkat ke tiga. "

Begitu Papang selesai berbicara, Viali mencibir pelan. Ia memandang Papang dan berkata "Direktur Papang, aplikasi o2o dalam industri kecantikan sekarang hanya ada lima atau enam dan kalian berada di peringkat ketiga, apakah itu berarti prestasi yang bagus?"

Kata-kata Viali membuat Papang sedikit malu. Viali benar, hanya ada sedikit aplikasi o2o di industri kecantikan. Meskipun kami belum lama ada, hasil kami masih tidak begitu bagus dan kita hanya menjadi runner up saja.

Papang tidak bisa berkata apa-apa, maka aku langsung berkata "Direktur Viali, itu sebabnya kami segera mengumpulkan dana. Jadi begitu dana masuk, saya yakin kejayaan Cantique pasti akan segera datang. "

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu