Love And Pain, Me And Her - Bab 209 Temparemen

Pada saat aku sedang membaca, sebuah kotak perhiasan pun bergilir ke posisiku. Setelah membukanya,a ku melihat sebuah kalung berlian yang berkliau, haru mengakui bahwa mau dari bidang pembuatan ataupun desain memiliki keunikan sendiri.

Pada saat aku mengeluarkan kalungnya, Lulu yang berada di belakang berseru sejenak, "Wah! Benar-benar sangat cantiK! Kalau saya melihat kalung ini di jalan, saya pasti akan mencari cara untuk membelinya"

Sambil berkata, Lulu pun mengambil kalung itu dengan lembut.

Aku menoleh kepadanya, tidak tahu mengapa, aku merasa kalung ini terlihat familier. Di perusahaan sebelumnya, aku pernah membuat perencanaan di bidang perhiasan. Setelah berpikir sejenak, aku pun segera membuka laptopku dan mulai mencari foto di dalam sebuah folder.

Setelah beberapa saat, tatapanku berhenti di sebuah foto. Foto itu adalah foto prouk kalung brand Disida . Pada saat brand Disida memasuki negara kita, aku pernah membuat perencaannya, kebetulan yang bertanggung jawab atas proyek itu adalah aku.

Setelah melihat sejenak, aku menoleh ke Lulu dan berbisik, "Lulu, coba kamu melihat ini"

Lulu segera menghampiri aku dan bertanya setelah melihat fotonya, "Kenapa?"

Menunjuk ke kalung di dalam foto, aku berbisik, "Kamu coba melihat ini, apakah kedua kalung ini mirip?"

Setelah mendengar kata-kataku, Lulu baru melihat secara detail. Setelah beberapa saat, dia baru melihat ke aku dengan kaget, "Ini, kenapa bisa begitu mirip?"

Sambil berkata, Lulu melihat ke kalung di tangannya lagi sebelum menggelengkan kepalanya, "Tidak, ada beberapa tempat yang berbeda, kamu lihat"

Sambil berkata, Lulu menunjuk ke beberapa area dengan jarinya.

Sementara aku hanya diam saja dengan alis mengerut, bagian yang Lulu berkata ada perbedaaan juga terlihat sangat ambigu. Mungkin berhubungan dengan kejelasan gambar, di dalam mataku, dua produk ini adalah kalung yang hampir sama persis.

Setelah berpikir sejenak, aku berdiri dan mendorong laptopku ke arah Isyana, "Presdir Mirani, coba lihat foto ini"

Isyana tidak mengerti maksudku, tetapi dia tetap mengambil laptopku dan melihat foto yang tertampil. Karena Isyana melihatnya, beberapa direktur yang mengelilingi dia juga sibuk merapat dan melihat ke apa yang sedang Isyana melihat.

Yang bersuara duluan adalah Kalin, "Hah! Kenapa kalung di dalam foto ini begitu mirip dengan kalung ini?"

Isyana juga merasa aneh, dia bertanya kepadaku, "Ugie! Foto ini adalah foto kapan?"

Aku pun segera menceritakan riwayat kalung ini.

Setelah mendengar kata-kataku, Direktur HRD Franda langsung tertawa dengan dingin, dia melihat aku dengan tatapan tidak senang, "Asisten Ugie, apa yang bisa dijelaskan walaupun 2 kalung ini sangat mirip? Perhiasan zaman sekarang pada dasarnya terlihat sama, tidak ada yang aneh dengan itu. Kamu jangan lupa bahwa perusahaan kita adalah perusahaan iklan, bukan desan perhiasan. Meskipun CB Jewelry benar-benar dicurigai plagiat, hal ini ada hubungan apa dengan kita?"

Kata-kata Franda tidak salah. Mau plagiat atau apapun, semua ini benar-benar tidak ada hubungan dengan PT. Nogo. Tetapi tidak tahu mengapa, aku merasa ada sesuatu yang salah dengan masalah ini. n

Isyana menoleh ke aku dan bertanya, "Ugie, yang kamu mau katakan adalah desain 2 kalung ini sangat mirip? Saya setuju dengan pendapat Direktur Franda, dua kalung yang memiliki desain mirip tidak bisa menjelaskan apa pun"

Aku tertawa dengan pahit dan menggelengkan kepalaku. Sebenarnya, aku sendiri saja tidak tahu apa yang ingin aku katakan.

Setelah pekerjaan terbagi dengan jelas, semua orang pun dibubarkan. Kembali ke kantor, aku terus membaca dokumen CB Jewelry, tetapi tidak tahu mengapa bayangan 2 kalung tadi terus muncul di pikiranku.

Setelah berpikir sejenak, aku membuka laptopku lagi dan terus membanding kedua kalung. Secara detail memang ada sedikit perbedaan, tetapi aku merasa hal ini dikarenakan sudut dan cahaya pengambilan foto. Mau bagaimana pun, aku tetap merasa dua kalung ini memiliki desain yang sama persis.

Aku menutup laptopku dan pergi ke ruangan Isyana. Setelah mengetuk pintu dan masuk ke dalam, aku melihat Isyana sedang menelpon, melihat kedatangan aku, dia menunjuk ke tempat di seberangnya sambil menelpon.

Setelah duduk beberapa saat, Isyana baru mengakhiri telponnya dan melihat aku dengan senyuman, "Ugie, alasan kamu menjemput aku di bandara itu karena kamu takut aku tiba-tiba muncul di depan rumahmu dan melihat adegan yang seharusnya aku tidak melihat?"

Setelah berkata, Isyana pun mulai tertawa, aku ikut tertawa juga. Hubungan aku dan Isyana sekarang sudah semakin harmosis. Waktu hanya kami berdua, dia akan mengejek aku.

"Lalu, terima kasih untuk bungamu, aku sangat menyukainya!"

Sambil berkata, Isyana pun menoleh ke bunga peri biru yang terletak di dalam vas bunga dengan tatapan yang lembut dan penuh cinta.

Aku tertawa lagi, hal ini benar-benar harus berterima kasih kepada Lulu. Awalnya aku ingin menjelaskan kepada Isyana, tetapi setelah berpikir sejenak, aku memutuskan untuk tidak mengatakannya.

Mengganti topik, aku pun segera berkata kepada Isyana, "Isyana, ceritakan masalah diskusi kalian dengan CB Jewelry"

Isyana melamun sejenak, "Bukannya aku sudah berkata semua waktu rapat? Kenapa, kamu tidak mendengarnya?"

Aku menggelengkan kepalaku dan menceritakan pemikiran sebenarnya aku.

"Isyana, tidak tahu mengapa, aku merasa ada sesuatu yang salah. Kalung mereka benar-benar terlalu mirip dengan kalung Disida . Aku merasa kedua kalung itu adalah satu desain yang sama"

Isyana tertawa dengan pahit dan menggelengkan kepalanya, "Hais! Temparemen kamu datang lagi, kemiripan kedua kalung dalam bidang desain tidak berarti apa-apa. Kamu tidak bisa berkata kedua ini adalah satu desain yang sama kan?"

Aku menggelengkan kepalaku, kata-kata Isyana tetap tidak bisa membujukku.

Isyana mengangkat bahunya dengan tidak berdaya, dia membuka laptopnya dan mulai mengetik sesuatu, setelah beberapa saat dia memutar laptopnya ke arahku dan menunjuk ke layar sambil berkata, "Lihat, ini adalah situs resmi Disida , coba lihat apakah ada kalung yang kamu katakan itu"

Menatap ke layar, aku memarahi diriku secara diam-diam, kenapa tidak memikirkan cara sederhana ini dari tadi?

Aku mulai mencari foto-foto di situs resmi Disida , desain kalung Disida ada sangat banyak, setelah mencari belasan menit, aku tidak melihat desain yang aku katakan tadi.

Tetapi aku tetap tidak ingin menyerah, aku bertanya lagi, "Isyana, apakah mungkin kalau Disida sudah menurunkan desain kalung ini makanya tidak bisa menemukan di situs web resmi lagi?"

Isyana mengerutkan alisnya dengan wajah tidak berdaya, dia memanggil aku dengan nada suara panjang, "Ugie"

Setelah itu, Isyana pun menghela nafas panjang dengan tidak berdaya.

Novel Terkait

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu