Love And Pain, Me And Her - Bab 203 Perantara

Baru saja duduk. Gao Le kemudian mengalihkan pandangannya ke arahku dan melanjutkan, "Jangan menunda, mari kita tidak berbasa-basi lagi. Karena masalah perusahaan Indoma Food, Ugie datang padaku kemarin. Awalnya aku tidak setuju, tapi setelah aku pikirkan. Bagaimanapun juga, Ugie adalah orang PT. Nogo Internasional, dan memiliki banyak hubungan dengan perusahaan kami. Jadi aku memutuskan untuk memberikan Ugie kesempatan. Mari kita bicarakan lagi secara rinci mengenai masalah ini."

Kata-kata Gao Le sedikit mengejutkanku. Dari yang bukan apa-apa, aku tiba-tiba berubah menjadi karakter utama. Begitu Gao Le mengatakan itu, Sutan dan Wulandari menatapku dengan tatapan bersyukur pada saat yang bersamaan.

Tapi aku masih merasa agak aneh. Kemarin, Gao Le langsung menolak aku dan Kalin. Bagaimana itu berubah hari ini? Aku tidak percaya aku memiliki keberuntungan sebesar itu.

Begitu Gao Le selesai berbicara, dia mengeluarkan sekotak rokok dan memberikan ku satu batang. Lalu dia sendiri juga mengambil satu batang. Dia bahkan tidak melihat Sutan. Mungkin di matanya, Sutan hanyalah pengikut Wulandari. Dia tidak peduli tentang Sutan sama sekali.

Aku tidak ingin mempermalukan Sutan, jadi aku menberikan rokok yang di tangan ku ke Sutan. Dia tersenyum pahit, tapi dia menerimanya. Baru saat itulah Gao Le bereaksi, dan dia sibuk memberikan sebatang rokok yang baru lagi untukku.

Setelah menghirup rokok, Gao Le baru menatap Wulandari lagi dan melanjutkan, "Direktur Wulan, sudah aku katakan sebelumnya bahwa kami memiliki kontrak dengan perusahaan lain. Tapi karena Ugie datang kepada aku secara pribadi, aku harus memberi Ugie wajah. Mari tingkatkan poin diskon perusahaan kamu ke mal sebesar 0,5. Dengan cara ini, pusat perbelanjaan kami juga tidak akan terlibat dalam pelanggaran kontrak. Lagi pula, kamu memiliki poin lebih tinggi daripada mereka. Produk kamu juga dapat langsung masuk ke Store Nirami. Bagaimana menurut kamu? "

Setelah Gao Le selesai mengatakan itu. Terlihat senyum cerah dari Wajah Wulandari. Dia mengangguk dan berkata dengan penuh syukur kepada Gao Le, "Presiden Gao, terima kasih banyak. aku setuju dengan hal ini. Kapan kita menandatangani kontrak?"

Gao Le tersenyum dan entah sengaja atau tidak matanya melirik ombak di dada Wulandari. Kemudian dia menghirup kembali rokoknya dan melanjutkan, "Jangan khawatir tentang menandatangani kontrak! kamu jangan sibuk berterima kasih dulu padaku! Masih ada sesuatu yang perlu kamu diskusikan dengan asisten Ugie. Jika dia setuju, produk kamu baru bisa masuk."

Aku bahkan lebih bingung lagi sekarang, aku menatap Gao Le dengan ragu. Aku tidak tahu mengapa harus atas persetujuan ku untuk memasuki Store Nirami? Wulandari dan Sutan juga menatapku. Tak satu pun dari mereka yang mengerti apa yang dimaksud Gao Le.

Gao Le tertawa dan menjelaskan, "Direktur Wulan, kalian adalah perusahaan yang baru saja menyelesaikan merger dan akuisisi. Meskipun kalian cukup terkenal di dalam negri. Tetapi kamu harus tahu, industri makanan tidak perlu yang lain, keselamatan adalah prioritas utama. Jadi kami dapat menyetujui kamu untuk masuk di Store Nirami. Tetapi selain harus menyelesaikan pembayaran simbolis dari biaya jaminan, kamu juga harus memiliki perantara sebagai jaminan kamu."

Meskipun biaya jaminan bukan aturan yang diperlukan dalam industri, namun wajar saja bagi Gao Le mengungkit masalah ini. Selain itu, pada akhir kontrak, biaya jaminan akan dikembalikan. Tapi dia masih menawarkan untuk menggunakan perantara sebagai jaminan, ini tampaknya tidak masuk akal.

Aku sekarang mengerti apa maksud yang dia katakan tadi, atas persetujuan ku, produk Sutan baru bisa masuk. Sepertinya dia ingin menjadikan ku sebagai jaminan.

Sutan tidak mengatakan apapun setelah dia masuk ke dalam kantor. Namun setelah dia mendengar apa yang dikatakan Gao Le, dia bergegas berbisik padaku, “Ugie, sepertinya masalah ini benar harus merepotkan mu.”

Aku tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Sutan. Tapi aku terus melihat Gao Le, aku bertanya sambil tersenyum, "Presiden Gao, apakah kamu ingin aku menjamin dengan nama aku sendiri atau sebagai asisten umum PT. Nogo Internasional?"

Gao Le mematikan puntung rokok, menatapku dan berkata sambil tersenyum, "lebih baik menjamin dengan nama asisten umum PT. Nogo Internasional."

Aku dengan segera menggelengkan kepala, sembari tersenyum dan berkata, "Presiden Gao, ini sulit bagi aku. Hari ini aku adalah asisten khusus dari kantor presiden. Mungkin besok aku akan menjadi pembersih. Apakah kamu pikir identitas aku sangat penting?”

Gao Le tersenyum, dia menatapku, dan melanjutkan dengan wajah ramah, "Bukan tidak mungkin untuk menjamin dengan identitas pribadimu! Sebenarnya, jaminan ini hanya sebuah formalitas. Apakah kamu benar-benar berpikir ada masalah dengan produk-produk Direktur? Jika kamu seorang perantara tidak berani menjamin, bagaimana aku berani untuk memasukan produk mereka ke Store Nirami?

Segera setelah Gao Le selesai berbicara, Sutan berbisik kepada aku, "Ugie, jangan khawatir! Produk perusahaan kami semua adalah produk yang sudah memenuhi syarat, telah menjalani berbagai tes, dan tidak ada masalah. Bantu kami untuk menjaminnya.”

Sutan selalu sombong. Tetapi pada saat ini, demi kontrak ini, ia bahkan berbicara kepada aku dengan nada yang hampir memohon. Aku ingin berjanji padanya dan membantunya. Tetapi dalam pikiran ku, selalu melayang-layang bayangan masalah kontrak dengan Riski Rahman. Jelas, itu adalah kontrak yang sangat formal dan resmi, tetapi pada akhirnya, semuanya kacau. Jika bukan karena bantuan Jane dalam menyelesaikan masalah diantara kami. Mungkin aku sudah memikul nama tersangka sekarang ini.

Terlebih lagi, Gao Le menolak ku secara langsung kemarin. Tapi hari ini dia tiba-tiba setuju. Bahkan mengajukan masalah jaminan. Semua ini membuatku merasa aneh.

aku memandang Sutan, dan kemudian berkata kepada Gao Le, "Presiden Gao, pertama-tama, terima kasih telah mempercayai aku. aku tidak tahu bahwa aku memiliki wajah sebesar ini sebelumnya. Selama aku jamin, kamu dapat memasukan produk Indoma. Tapi untungnya, aku tahu pasti mengenai diri sendiri dan tahu berapa banyak kemampuan aku. Ini adalah sebuah kehormatan bagi aku untuk bisa duduk satu meja dengan Presiden Gao dan Direktur Wulan. Bagi aku, ini sudah jauh melampaui batas. Jadi, aku tidak bisa menyetujui jaminan ini.”

Meskipun aku berbicara dengan halus, nada suara ku tegas.

Begitu aku mengatakan itu, Sutan segera memanggil namaku, “Ugie.”

Suaranya keras dan khawatir. Aku sudah kenal Sutan begitu lama. Ini pertama kalinya aku melihatnya marah. Aku menatapnya dengan tatapan minta maaf, tetapi aku tidak mengatakan apapun.

Seketika terasa hening di kantor. Suasana juga menjadi sedikit aneh. Gao Le merokok dan diam. Wulandari mengerutkan kening dan menatap Sutan. Dan Sutan menatapku dengan cemas.

Ketika Sutan melihat bahwa aku diam, dia berdiri dengan cepat dan berkata dengan sopan kepada Gao Le, "Presiden Gao, maaf! Tunggu sebentar. Ada hal yang ingin aku bicarakan pada Ugie diluar.”

Dengan itu, Sutan melambaikan tangan padaku. Mengisyaratkan ku untuk pergi bersamanya.

Novel Terkait

The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu