Love And Pain, Me And Her - Bab 385 Aku Akan Memulai Kehidupan Baru

Begitu ucapan Don Juan ini jatuh, Eddy yang ada di sampingku tiba-tiba maju ke depan. Ketika Don Juan tidak terlalu memperhatikan, Eddy menarik koper Isyana dari tangan Don Juan.

Don Juan terkejut, menoleh lalu menatap dengan marahnya kepada Eddy, “Eddy, apa yang kamu lakukan?”

Eddy menyeringai menatap Don Juan, dia berkata dengan cekikian, “Kak Don Juan, ayahku yang mengirimku kesini untuk menjemput Bibi Salim dan Kak Isyana. Dia ada urusan dengan mereka. Jadi tidak perlu sampai merepotkanmu. Kamu pergi melakukan pekerjaanmu saja.”

Eddy bicara bohong, tapi kebohongannya ini justru membantuku.

Eddy bicara dan tidak menatap Don Juan sama sekali. Dia berbalik, lalu menarik lengan Bibi Salim, masih saja menyeringaii dan berkata, “Ayo jalan Bibi Salim. Ayahku sudah menunggu kalian di rumah. Dia bilang ada hal yang mau dibicarakan dengan kalian.”

Don Juan menatap Eddy dengan kesal. Dan kali ini, orang yang diabaikan menjadi dia. Eddy sama sekali tidak melihat Don Juan. Dia malah tertawa bahagia berjalan dan mengobrol dengan Bibi Salim.

Aku bisa merasakan kemarahan Don Juan. Aku meliriknya sebentar, lalu tidak memedulikannya. Aku berbalik dan berkata kepada Isyana, “Isyana, ayo kita jalan.”

Isyana mengangguk, dia menoleh ke Don Juan, lalu berkata dengan pelannya, “Don Juan, kami pergi dulu ya. aku akan menghubungimu lain kali.”

Setelah bicara, aku dan Isyana pun berjalan ke arah tempat parkir.

Aku masih saja duduk di bangku penumpang depan. Bibi Salim dan Isyana duduk di bangku penumpang belakang. Baru saja naik ke mobil, Bibi Slaim bertanya padaku, “Ugie, terakhir kali aku minta bantuanmu untuk mencarikan rumah, apa kamu sudah menemukan rumah yang tepat?”

Ini adalah hal yang diminta Bibi Salim ketika terakhir kali mereka telepon bersama.

Aku tersenyum menoleh ke Bibi Salim, mengangguk dan berkata, “Sudah dapat!”

“Dimana?”

Aku tidak langsung menjawab pertanyaan Bibi Salim. Tapi aku menatap Isyana dulu, tersenyum lalu bekata, “Rumahku!”

Setelah aku mengatakan ini, Isyana tersenyum. Dia langsung geleng-geleng kepala, “Bagaimana mungkin boleh begini? Kami tinggal di rumahmu, lalu bagaimana denganmu?”

Baru saja Bibi Salim bicara, Eddy geleng-geleng kepala dan langsung berkata, “Uhuk! Ya tinggal bersama dong. Lagi pula, cepat atau lambat akan jadi satu keluarga.”

Bisa dilihat kalau suasana hati Isyana cukup baik. Begitu Eddy mengatakan ini, Isyana langsung menepuk kepala Eddy, dan berkata dengan kesal,

“Orang dewasa sedang bicara. Anak kecil tidak boleh ikut bicara. Kamu baik-baik menyetir saja.”

Bibi Salim juga tidak setuju tinggal di rumahku. Aku menatapnya, lalu tersenyum dan menjelaskan kepadanya, “Bibi Salim, mungkin kamu tidak tahu. Rumah yang aku tinggali sekarang itu, Isyana yang membayar uang sewa rumahnya. Jadi kenyataannya, akulah yang meminjam tempat tinggal itu. Sedangkan kalian adalah pemilik rumah itu yang sebenarnya.

Begitu aku selesai mengatakan ini. Eddy menyela lagi, “Ya ampun Kak Isyana hebat sekali ya. Sudah mengerti sewa rumah untuk memelihara cowok tampan? Kamu benar-benar punya pemikiran yang trendi dan modern ya.”

Eddy bicara omong kosong. Begitu suaranya jatuh, Isyana langsung mencubit lehernya. Eddy menjerit kesakitan, tetapi beberapa dari kami malah tertawa.

Isyana dan Bibi Salim akhirnya setuju tinggal di rumahku setelah aku bujuk. Hari ini, aku tidak pergi ke perusahaan. Aku membersihkan dan membereskan kamar dulu, lalu mengambil koper Isyana dan Bibi Salim dari mobil.

Setelah semuanya siap, aku pun pergi ke pasar untuk membeli bahan makanan.

Aku memasak delapan hidangan untuk makan malam. Aku dengan sengaja membuka anggur merah. Setelah menuangkan anggur merah itu untuk Isyana dan Bibi Salim, aku mengangkat gelas anggurku menatap kedua wanita itu lalu berkata, “Bibi Salim, Isyana! Gelas ini untuk menyambut kedatangan kalian, selamat datang kembali dengan mulus kesini.”

Tiga gelas anggur pun bersentuhan bersama. Kami pun meminumnya bersama-sama juga.

Kemampuan masakku mendapatkan pujian dari Bibi Salim. Kami semua pun makan sambil mengobrol. Aku makan salah satu hidangan lalu bertanya kepada Isyana secara asal-asalan, “Isyana, ayo coba ceritakan dan beritahu apa yang kamu dapatkan dari perjalanan ini.”

Isyana tersenyum, lalu meletakkan sumpitnya. Dia meneguk anggur merahnya. Memiringkan kepala berpikir sejenak lalu perlahan-lahan berkata, “Sebenarnya tempat yang aku kunjungi kali ini, banyak sekali tempat yang pernah aku kunjungi. Hanya saja pergi lagi kali ini, aku merasakan hal yang berbeda. Banyak hal yang sangat menjerat di masa lalu, sekarang sudah terlepaskan dan dipecahkan dengan baik. Begitu banyak beban dalam hati, perlahan-lahan juga bisa terbebas begitu saja. Jadi kepulanganku kali ini, aku ingin memulai kehidupan baru.”

Aku pun bertanya lagi, “Lalu, kira-kira kapan kamu mulai kerja di perusahaan lagi? menjabat sebagai apa?”

Isyana menggelengkan kepalanya, “Menjabat sebagai apa, aku juga masih belum tahu. Tapi aku berniat minggu depan sudah mulai bekerja.”

Begitu ucapan Isyana ini keluar, Bibi Salim langsung berkata, “Isyana, kenapa kamu begitu cepatnya mau bekerja, apa kamu sudah ada persiapan?”

Aku tahu yang dimaksud Bibi Salim dengan persiapan ini adalah menunjuk kepada Isyana yang akan menghadapi orang-orang dan urusan di perusahaan. Isyana tersenyum, dia pun berkata dengan tenang, “Cepat atau lambat tetap harus dihadapi. Kenapa tidak lebih baik untuk menghadapinya lebih awal!”

Aku menatapnya. Kelihatannya dalam perjalanan kali ini, Isyana menerima banyak hal besar. Setidaknya dalam hal mental, dia lebih dewasa dan matang dari pada dulu.

Ucapan Isyana ini membuat Bibi Salim menghela napas. Dapat dirasakan kalau Bibi Salim masih khawatir. Mungkin karena perusahaan terlalu rumit. Atau mungkin juga karena Isyana yang terlalu muda dan juga belum banyak pengalaman. Singkatnya, Bibi Salim tidak tenang terhadap Isyana.

Setelah mengobrol sebentar, Bibi Salim bertanya lagi padaku, “Ugie, bagaimana kamu bisa kenal dengan Eddy?”

Aku pun menceritakan proses perkenalanku dengan Eddy kepada Bibi Salim. Aku juga menceritakan dengan sengaja tentang aku yang pergi ke Djarum Grup untuk bertemu Djoko. Begitu aku selesai bicara, Bibi Salim diam sebentar, lalu menatap Isyana dan berkata kepadanya, “Isyana, kamu harus ingat ya. Setelah bekerja di perusahaan, jangan mudah memberitahu apa yang kamu pikirkan kepada orang lain. Beberapa orang mungkin melihatmu tumbuh dewasa, dan hubungannya terlihat baik dengan keluarga kita. Tapi bagaimanapun, hati manusia itu tidak bisa ditebak. Lebih baik tetap berhati-hati dan terus waspada.”

Aku langsung tertegun, karena aku tahu, yang dimaksud oleh Bibi Salim ini adalah Djoko.

Isyana langsung bertanya, “Ma, apa yang kamu maksud itu adalah paman Djoko? Dia?”

Belum selesai Isyana bicara, Bibi Salim sudah meletakkan sumpitnya. Lalu menarik napas panjang dan berkata dengan serius, “Djoko ini adalah kekuatan dan kekuataan nyata dalam perusahaan. Dia memegang saham perusahaan. Dia juga menjabat sebagai wakil presdir. Tapi dia ini orang yang pandai dalam memperlakukan dan mengambil hati seseorang. Dia tidak pernah mau untuk memprovokasi siapapun. Kamu lihat saja hubungannya dengan keluarga kita sangat baik. Tapi sebenarnya, hubungannya dengan orang-orang licik yang lain juga cukup baik. Singkatnya, kamu harus ingat, jangan mudah percaya kepada orang lain.

Isyana memikirkan semuanya sambil menggigit sumpitnya. Tidak lama kemudian, dia baru menganggukkan kepalanya dalam diam.

Malam ini, kami tidak terlalu banyak membicarakan mengenai perusahaan. Tapi aku selalu merasa, Isyana pasti tidak hanya karena ingin punya pekerjaan saja, sehingga memilih bekerja di perusahaan Djarum Grup. Dia pasti punya alasan lain. Tapi, alasan apa itu, dia tidak mengatakannya, maka aku juga tidak akan banyak bertanya.

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu