Love And Pain, Me And Her - Bab 514 Membuahkan Hasil

Waktu sebelum pernikahan Sutan hanya tersisa tidak sampai satu bulan. Beberapa saat ini, aku terus mencoba untuk menghubungi Veni. Namun sayangnya telepon Veni terus tidak aktif. Dan aku beberapa saat ini terus memiliki kesibukan.

Pada sore hari itu, aku sedang sibuk bekerja di kantor, Papang mengetuk pintu dan masuk, dia memegang beberapa koran di tangannya. Ketika memasuki ruangan, dia dengan gembira menatapku dan berkata:" Ugie, marketing kita kali ini akhirnya mulai mendapatkan hasil. Lihatlah koran-koran ini terlebih dahulu."

Sambil mengatakannya, Papang meletakkan koran-koran itu di atas meja. Aku mengambil dan melihatnya satu persatu, koran-koran ini semua didesain sesuai setting yang kami inginkan sebelumnya, setiap judul iklan utama di koran tertulis satu kata “ Cantique ”. Selain itu, tidak ada kata-kata lain di dalamnya.

Aku pun mengambil dan melihat beberapa koran ini dengan sembarang. Dan kemudian mengambil telepon dan membuka weibo. Topik utama di sana tertulis nama “ Cantique ” di urutan paling atas.

Alasan utama “ Cantique ” bisa naik dan menjadi topik utama adalah karena promosi akun pemasaran di weibo. Hari ini, kami langsung menyebarkan halaman kosong iklan mengenai Cantique. Tidak menjelaskan kepada orang banyak apakah Cantique ini sebenarnya. Banyak orang yang penasaran dan langsung mencarinya. Sebenarnya ini hanyalah trik kecil dari pemasaran. Kami hanya menggunakan trik ini secara besar-besaran.

Setelah melihatnya beberapa saat, aku pun dengan tersenyum dan berkata kepada Papang: "Pak Papang, dua hari ini orang yang bergabung akan terus bertambah. Tidak tahu hari apa akan menembus dua juta."

Ketika aku mengatakannya, Papang langsung dengan tertawa menatapku dan berkata:" Dua juta adalah hal yang mudah, jika tidak ada masalah besok sudah akan mencapainya. Sebelum datang ke kantormu, bagian Teknis sudah memberitahuku saat ini sudah menembus satu juta delapan ratus akun. Jika tidak ada halangan, paling lambat besok malam sudah menembus dua juta."

Ketika mendengarnya hatiku menjadi lebih lega. Aku pun mengambil sebatang rokok dan memberikannya kepada Papang. Aku juga menyalakan satu batang dan setelah menghisapnya, aku menatap Papang dan dengan tertawa berkata:

" Jika sudah seperti ini, kita bersiap melakukan ekspansi."

Papang yang mendengarnya langsung menganggukkan kepala dan berkata:" Sepertinya kamu sudah memiliki ide yang baru? Coba sampaikan pikiranmu kepadaku."

Aku sambil tersenyum menghisap rokok. Sambil menatap Papang dengan perlahan berkata:" Pertama, kita sudah memiliki akun dasar. Tahap selanjutnya adalah melakukan ekspansi, selain daerah Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzhen. Kita harus secara bersamaan memasuki ibu kota provinsi dan kota tingkat dua dan tiga yang lain.Kita buka pasar secara besar-besaran."

Sebelum aku selesai mengatakannya, Papang langsung memotong pembicaraan dan berkata:" Ugie, apa yang kamu bicarakan ini sudah aku pikirkan cukup lama. Tapi kamu harus tahu, walaupun kita sudah menyelesaikan investasi tahap A, namun dana kita sama sekali tidak bisa mendukung untuk langsung membuka pasar di semua kota itu secara bersamaan. Aku sarankan lebih baik memperlambat langkah, setelah membuka di Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzhen. Ketika kita melakukan investasi tahap B, dan dana sudah tersedia, apa yang kita lakukan belum terlambat?"

Pemikiran Papang aku mengerti. Aku menatapnya singkat dan sambil tersenyum langsung berkata:" Pak Papang, anda tenang saja. Masalah dana tidak akan menjadi masalah. Bu Viali sudah berjanji untuk berinvestasi di tahap B ini."

Ketika aku mengatakannya, Papang membelalakkan matanya karena terkejut. Memandangku dan dengan tidak mengerti berkata:" Ugie, apakah yang kamu ucapkan ini sungguh-sungguh?"

Aku menganggukan kepala dan menceritakan kembali pembicaraan ku di telepon dengan Viali beberapa hari yang lalu. Ketika selesai menceritakannya, Papang pun menjadi lebih semangat dan berdiri, dia berjalan mondar-mandir di dalam kantor, beberapa saat kemudian setelah menenangkan hatinya yang bersemangat baru berbalik menatapku dan berkata:" Hal ini kita lakukan berdasarkan rencanamu, jika masalah uang sudah tidak perlu kita khawatirkan, kita langsung bergerak dengan lebih luas dan mempercepat langkah kita."

Aku kembali menganggukan kepala. Masih terus menatap Papang yang bersemangat dan berkata:" Pak Papang, masih ada satu hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Mengenai posisi direktur marketing, sekarang jika bisnis ini kita perluas. Harus ada seorang direktur yang bisa diandalkan, aku berpikir Luxor tidak pantas untuk duduk di posisi ini."

Ketika aku mengucapkannya, Papang dengan senyum pahit menggelengkan kepala, dia menatapku dan berkata:" Pak Ugie! setiap kali aku datang ke kantormu, aku selalu sangat khawatir, takut kamu akan membicarakan masalah Luxor ini kepadaku. Aku tahu dalam pikiranmu kamu ingin menempatkan Deren untuk menduduki posisi ini. Aku juga mengakui Deren memiliki kemampuan. Namun bagaimanapun pekerjaan yang dilakukan Luxor saat ini baik-baik saja, tidak melakukan kesalahan yang terlalu besar. Jika menurunkannya saat ini sepertinya tidak terlalu adil baginya."

Perkataan Papang ini membuatku tersenyum pahit, aku menengadahkan kepala memandangnya dan kembali berkata:" Pak Papang, aku tidak tahu bagaimana yang dihitung dengan kesalahan besar di pandangan anda. Namun dalam pandanganku, seorang pimpinan tingkat tinggi yang tidak bisa memberikan hasil yang memuaskan sudah dianggap sebagai kesalahan yang paling besar. Datanya pun ada di sini, sejak dia bergabung, pengguna kita tidak bertambah banyak. Ini bagi seorang direktur marketing sudah merupakan kesalahan yang besar."

Ketika aku mengatakannya, Papang mengerutkan kening, tidak berkata apapun dan menghisap rokok dalam-dalam. Setelah beberapa saat dia baru berkata kepadaku:" Ugie, perkataanmu ini aku setuju. Begini saja, aku akan mencari waktu yang tepat untuk berbicara dengan Luxor. Kamu jangan terlalu terburu-buru, bagaimanapun kita masih harus memberikan wajah kepada Luxor. Karena jika tidak, mana ada karyawan dari perusahaan besar yang akan berani untuk bekerja di perusahaan kita ini."

Aku mengerti pemikiran Papang ini. Ini adalah hal yang normal, bagaimanapun Luxor kita rekrut dari perusahaan lain.

Setelah mengobrol dengan Papang beberapa saat. Dia pun bangkit berdiri dan keluar dari ruangan. Melihat waktu yang sudah mau jam pulang, aku juga mulai membereskan dokumen yang malam ini tidak perlu dilihat dan membawanya ke workshop. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar, setelah berteriak masuk, pintu didorong ke dalam dan melihat Amori yang berjalan masuk. Ketika melihatku dia langsung berkata:" Ugie, apakah malam ini kamu ada waktu?"

Ketika di kantor, Amori selalu memanggilku Pak Ugie. Ini adalah pertama kalinya dia memanggil namaku secara langsung, setelah menatapnya singkat, aku dengan penasaran bertanya kepadanya:" Tidak ada acara sih, ada apa?"

Amori mencopot kacamatanya dan berjalan di hadapanku, melihatku dan dengan tersenyum pahit langsung berkata:" Tidak ada apa-apa, hanya ingin mengajakmu untuk minum di luar."

Amori berbeda dari biasanya. Dia biasanya adalah orang yang serius, Namun hari ini moodnya terlihat tidak benar.

Sambil melihat Amori, aku tersenyum singkat dan sengaja bercanda dengannya:" Amori, aku saat ini sudah tidak berhutang denganmu! Jika kamu tidak mengatakan ada masalah apa, aku pasti tidak akan pergi."

Uang Amori dan Kak Wang sudah aku kembalikan sejak awal. Masalah uang ini aku hanya bercanda saja dengannya. Amori menatapku dengan tersenyum pahit menggelengkan kepala, dia kemudian dengan menghela nafas berkata:" Ugie, aku putus cinta!"

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu