Love And Pain, Me And Her - Bab 32 Dikritik Di Depan Umum

Aku hanya bisa terdiam. Setelah kembali dari Hainan, kami dan KIMFAR tidak pernah saling menghubungi lagi. Isyana mendapat kabar bahwa KIMFAR dan SHOPI telah mempunyai niat untuk bekerjasama, dan mereka akan segera menandatanganinya. Dikatakan bahwa kerja sama ini, adalah kerjasama yang lama. Karena itu, Isyana juga menyerah, dan tidak berharap dengan kontrak ini lagi. Siapa tahu Raisa malah memberitahu aku, bahwa KIMFAR dan SHOPI tidak bekerja sama.

Aku melihat Raisa dan bertanya kepadanya, " kenapa, bukankah kalian sudah menandatangani kontraknya?"

Raisa menggelengkan kepalanya, " tidak tahu! Presdir Bong-lah yang tiba tiba meminta untuk membatalkannya dua hari yang lalu. Dia tidak mengatakan alasannya”

Aku menganggukkan kepala. memikirkankanya di dalam hati, apakah analisis aku pada hari itu berperan? Semua yang aku lakukan hari itu sebenarnya adalah untuk bertaruh. Jika dilihat-lihat, jangan-jangan aku benar-benar memiliki kesempatan untuk menang?

Percakapan aku dengan Raisa menjadi banyak. Robi menyela pembicaraan, " Bukankah ini sudah bagus, Kalian tidak bisa menjadi sepasang suami istri, tetapi juga tidak pantas menjadi bermusuhan. Di masa depan, kalian dapat saling membantu di bidang pekerjaan, dan mungkin kalian dapat menyalakan kembali cinta lama kalian dan kembali bersatu. "

Meskipun Robi memiliki niat baik, tetapi kata-katanya masih membuatku canggung. Malah Raisa terlihat seperti biasa. Dia menatap Robi dan berkata dengan pelan, " Robi, Rehan sudah bercerai."

Robi dan aku menjadi linglung. Robi menatapku dengan ekspresi yang linglung. Sementara aku melihat keluar arah jendela. hati terasa kosong dan hampa.

Kata-kata Raisa juga bisa dipahami oleh orang bodoh. Dia sedang memberitahu kami bahwa Rehan sudah bercerai dan bahwa dia bisa bersamanya di masa depan.

Aku pikir aku akan sengsara seperti sebelumnya ketika aku mendengar berita ini. Tetapi selain merasa kosong dan hampa, aku tidak merasakan perasaan yang lain lagi.

Apakah aku benar-benar sudah move on?

Seseorang pernah mengatakan. Cara terbaik untuk melupakan hubungan adalah memulai hubungan yang baru. Ketika aku teringat dengan kalimat ini, tidak tahu mengapa, di dalam otak aku sebenarnya muncul bayangan Isyana.

Tetapi aku segera menyangkal khayalan aku. Isyana dan aku sama sekali bukan orang yang sebanding. Dia ada di langit, sementara aku di bawah tanah.

Hari-hari berlalu. Dan aku masih belum ada kontrak yang ditanda tangani. Sore ini, departemen penjualan mengadakan rapat. Aku tahu ini pasti hari yang sulit bagi aku.

Karena wakil Presdir Kalin menjadi semakin tidak puas dengan aku. Sebelumnya dia akan bertanya kepada aku tentang kemajuan pekerjaan aku. Sementara sekarang, setiap kali dia bertemu denganku, dia akan menganggapku seperti udara, dan tidak bersedia untuk melihatku.

Di ruang rapat kecil, selain rekan kerja yang dinas di luar negeri, sisa rekan kerja di bagian penjualan semua ada di sana. Kalin mengenakan gaun rok berbentuk v berwarna putih, berdiri di paling depan dengan gayanya yang arogan.

Harus kuakui, postur Kalin memang bagus. Dengan pakaiannya yang sedikit ketat, membuat imajinasi orang memuncak, dan memberikan orang perasaan menyukainya.

Ada suatu kebiasaan saat bagian penjualan mengadakan rapat, Mereka yang memiliki kinerja bisnis yang baik berada di paling depan dan paling dekat dengan wakil Presdir. Mereka yang kinerjanya buruk akan dengan inisiatif ke belakang. Aku merasa aku harus duduk di paling sudut. Dan berusaha menutupi diri aku dengan tubuh rekan aku.

Karena pertemuan ini, aku punya firasat buruk. Kalin cenderung menganggap aku sebagai contoh negatif.

Seperti sebelumnya, Kalin mulai membahas tentang performa bulan ini. Pertama, aku ingin memuji sekelompok orang disini. Kemudian, dia berkata dengan suara yang tajam, " bulan ini performa kalian adalah yang paling jelek, aku pikir kalian semua sudah tahu."

Ketika Kalin mengatakan itu. Dia sengaja berhenti sebentar. Semua kolega dengan segera menatap aku. Aku melihat ke bawah dengan malu sambil memegang daftar penjualan aku. Sementara apa yang ada di dalam daftar penjualan, aku sama sekali tidak tahu.

"Ugie, katakan kepada aku, kapan kamu akan melakukan penjualan?"

Aku tidak menyangka Kalin tidak memberikan aku sedikit muka pun, tak diduga dia langsung memanggil namaku.

Sudah pasti aku tidak bisa bersembunyi, Aku harus dengan berani mengatakan, "bulan ini"

Kalin mencibir. Senyuman cemooh semacam itu, membuat aku merasa seperti duduk di bangku dipenuhi jarum. Dia bertanya dengan sedikit ancaman, "apakah masih belum ada satupun kontrak yang berhasil?"

Aku mengerti maksud dari Kalin. Dia membuat aku berada di keadaan seperti sedang dihukum di depan banyak orang, jika masih tidak berhasil mendapatkan kontrak. Maka aku sudah harus menyiapkan diri untuk keluar dari perusahaan.

Meskipun aku secara pribadi direkrut oleh Isyana. Tetapi Kalin adalah orang berharga dan Presdir penjualan perusahaan. Sekarang tugas penjualan perusahaan ada di tangannya. Tidak mungkin bagi Isyana untuk menyinggung Kalin hanya untuk aku yang bukan siapa-siapa ini. Perlu diketahui, ada banyak perusahaan yang ingin merekrut Kalin.

Tidak ada gunanya bersembunyi saat ini. Aku harus menghadapinya. Aku memandangi Kalin dan berkata tanpa ekspresi, " wakil Presdir Kalin, Jika aku masih tidak berhasil mendapatkan kontrak di bulan ini. Aku akan inisiatif mengundurkan diri"

Selesai berkata, Kalin seperti tidak mendengarkan aku. Dia memandang rekan-rekan lain dan berkata pada dirinya sendiri, "rekan-rekan, aku ingin mengajukan pertanyaan kepada kalian semua. Jika kalian dapat memilih, kalian akan memilih untuk menjadi katak atau kodok?

Tidak ada yang mengerti apa dikatakan oleh Kalin. Saling memandang, dan berdiskusi dengan berbisik bisik. Ketika Kalin melihat tidak ada yang berbicara, dia bertanya kepada gadis yang duduk di paling depan, "kamu pilih."

Rekan perempuan itu tersenyum dan berkata, "jika aku harus memilih, aku pasti akan memilih katak. Kodok itu sangat jelek. Setidaknya katak lebih baik daripada kodok.

Kata-katanya membuat semua orang tertawa.

Siapa yang tahu Kalin malah melambaikan tangan, dan berkata dengan cara yang mengesankan kepada semuanya, "salah! Kita jangan menjadi katak, Kita harus jadi kodok. Meskipun katak lebih cantik daripada kodok. Tetapi pandangannya pendek, berpikiran sempit, Melihat langit saja sudah puas. Tetapi kodok itu berbeda. Dia memiliki ambisi yang besar dan berani berimpian besar. Walaupun dia jelek, tetapi dia ingin mendapatkan yang paling bagus. Apa hasil akhir dari katak? Ditangkap dan dibawa ke meja makan untuk disantap oleh orang orang. Kodok? Malah dijadikan menjadi patung perunggu, bernama katak emas, dan disembah oleh orang-orang. "

Setiap perusahaan akan menceritakan kisah seperti ini. Tapi harus aku akui, apa yang dikatakan oleh Kalin sungguh menarik

Kalin bicara, dan melanjutkan, "tetapi ada katak di departemen penjualan kami. berpikir diri sendiri pintar dan tampan, dan dia direkrut oleh orang penting di perusahaan. Merasa diri sendiri sangat kompeten, setiap hari tidak tahu apa yang dilakukannya, satu kontrak pun belum dia dapati. Aku harus memberi tahu kalian bahwa departemen penjualan kami tidak menerima pemalas. sebenarnya jika orang itu direkrut oleh presdir Mirani sekalipun, jika tidak ada hasil, maka harus dikeluarkan. "

Aku tidak menyangka. Kalin masih mengungkit tentang hal ini lagi. Semua rekan di sini juga mengerti, mereka semua menatapku dengan tatapan yang berbeda. Wajah aku benar benara panas, Aku sampai berharap aku bisa kabur.

Ini pertama kalinya aku dipermalukan oleh seorang pemimpin di depan begitu banyak orang setelah bekerja begitu lama. Pada saat itu, kepalaku terasa panas, dan ada pemikiran ingin keluar dari pekerjaan ini.

Pada saat Kalin mau melanjutkan, tiba-tiba ada suara ketukan pintu. Kalin dengan ekspresi yang dingin berkata "masuk".

Begitu pintu terbuka, dia melihat Isyana dan Lulu masuk.

Isyana masih sangat bergantung dan membutuhkan Kalin. Begitu dia masuk, dia berkata pada Kalin sambil tersenyum,

" Kalin, apakah aku menganggumu?"

Kalin mengangkat bahunya dan berkata kepada Mirani, "Tidak. Tapi presdir Mirani datang tepat waktu. Seorang rekan dari departemen penjualan kami baru saja berjanji kepada aku. Jika tidak dapat kontrak dalam satu bulan ini, dia akan mengundurkan diri. "

Kalin cukup tangguh. Di bisa berbicara begini di hadapan begitu banyak orang di depan Isyana. Dia hanya tidak ingin Isyana memberi aku kesempatan lagi.

Setelah mendengarkan, Lulu melihat ke arahku. Dia juga tahu bahwa aku belum berhasil mendapatkan kontrak. Tapi kedua mata besar Lulu penuh dengan rasa ingin tahu. Mungkin dia sedang menebak bagaimana Kalin memperlakukanku tadi.

Isyana malah tersenyum dan mengangguk, "tim yang diketuai oleh Kalin benar-benar hebat. sebenarnya rekan yang sudah diujung jurang berani membuat janji seperti itu"

Isyana sambil berbicara, lalu menoleh untuk melihat ke arahku, dan kemudian lanjut berkata kepada Kalin, " Kalin, aku tidak akan mengganggu rapat kalian lagi. Tapi aku harus memanggil Ugie”

Kalin sedikit mengerutkan keningnya, lalu bertanya, "ada apa? Jangan bilang presdir ingin mengeluarkannya dari departemen penjualan?"

Isyana tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, "Bukan, ada pelanggan besar yang datang. Dia ingin bertemu dengan Ugie."

Ekspresi Kalin berubah dari terkejut menjadi ragu, dan akhirnya menjadi kecewa. Bagaimana pun dia memikirkan ini dia tetap tidak bisa membayangkan bahwa akan ada klien besar yang mau bertemu dengan aku. Selain itu, presdir juga datang secara pribadi untuk memanggil aku.

Perlu diketahui, meskipun sekarang masih belum dapat kontrak. Kehormatan semacam ini, bagi karyawan departemen penjualan, juga benar-benar Ugie.

Perasaanku akhirnya terasa nyaman. Aku berdiri dan memandang Isyana lalu berkata, "presdir, aku lebih baik menunggu wakil Presdir Kalin menyelesaikan rapatnya."

Aku sengaja berkata begini. Aku mengambil kesempatan untuk melawan sindiran yang baru saja dibuat Kalin kepada aku.

Kalin menghela napas dan berkata dengan sinis, "tidak perlu! Tidak masalah apakah kamu ada rapat atau tidak. Selama kamu tidak membuat pelanggan lari lagi"

Kalin berbicara tentang waktu itu. tentang masalah aku memarahi Rehan..

Novel Terkait

My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu