Love And Pain, Me And Her - Bab 555 Menandatangani Dokumen

Sedih sekali memikirkannya. Sutan dan Wulandari baru saja menikah lebih dari setengah tahun, Sutan langsung memiliki selingkuhan di luar dan Wulandari juga bermesraan dengan pria lainnya. Aku masih ingat sebelumnya Wulandari memberitahuku dengan tegas bahwa dia mencintai Sutan dan harus bersama Sutan. Tapi bagaimana sekarang? Apakah inilah cinta yang mereka katakan?

Melihatku tidak berkata, Wulandari merendahkan suaranya dan berkata dengan suara rendah "Ugie, bisakah kamu berjanji padaku?"

Aku tetap tidak berkata, aku memang sengaja memberikan tekanan padanya. Aku ingin tahu apa yang terjadi pada mereka berdua.

Wulandari sedikit gugup, dia memegang kacamata hitamnya dan sekali lagi berkata "Ugie, mari kita cari tempat dan membicarakannya."

Aku memutar kepala melirik ke hotel, mengangguk dan berkata "Ayo, pergi ke kafe ini."

Melihat aku setuju, Wulandari segera keluar dari mobil. Kami berdua masuk ke hotel, ke kafe di lobi lantai pertama.

Waktu sudah malam, tidak ada pelanggan di dalam kafe. Hanya ada beberapa pelayan muda, sedang beristirahat dengan lesu. Melihat kami berdua masuk, pelayan segera menjadi energik dan menyapa.

Aku mengangguk, tapi Wulandari tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia menemukan posisi di sudut dan duduk. Setelah memesan sepoci teh, pelayan menuangkannya untuk kami dan pergi.

Aku memegang cangkir teh dan menyesapnya. Tetapi Wulandari tetap tidak bergerak. Dia menatapku dan tiba-tiba berkata dengan suara rendah "Ugie, apakah kamu benar-benar menyangka aku mengenakan kacamata karena takut dikenali orang lain?"

Aku mengangkat kepala menatap Wulandari dengan aneh, kemudian melihat Wulandari mengangkat tangannya, perlahan-lahan melepaskan kacamata hitamnya. Ketika kacamata hitam dilepas, aku tertegun. Mata sebelah kirinya mengalami luka memar, sedikit merah dan bengkak.

Melihat aku kaget, Wulandari menangis. Dia mengenakan kembali kacamatanya. Melihat Wulandari, hatiku merasa sedikit tidak tega. Aku bertanya padanya "Ini dipukuli Sutan?"

Wulandari mengambil tisu di atas meja dan menyeka air mata di wajahnya dengan lembut. Kemudian, dia mengangguk dan berkata "Siapa lagi selain dia? Sudah hari keempat, masih belum mereda."

Saat mendengar, aku tidak bisa menahan diri bergetar. Sudah hari keempat, masih memar. Lalu seberapa kejamnya Sutan terhadap Wulandari saat itu?

Aku memandang Wulandari dengan bingung dan bertanya padanya "Mengapa dia memukulmu?"

Wulandari tersenyum dingin, dia perlahan-lahan menggelengkan kepalanya, menghela nafas dan berkata "Suasana hatiku sedang buruk, tidak mendengarkan apa yang dia katakan dan membantahnya, kemudian dia langsung bertindak. Dan, ini bukan pertama kalinya."

Kata-kata Wulandari membuatku terkejut. Aku tidak mengerti mengapa Sutan menjadi seperti ini?

Aku memiliki banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan. Sebelum kata-kata itu diucapkan, Wulandari berkata lagi "Ugie, emang kamu menyangka aku ingin selingkuh dan mencari pria lain? Aku tidak mau. Tapi rumah itu membuatku hampir menjadi gila. Kalau aku tidak keluar untuk santai-santai, cepat atau lambat pasti akan mati dalam rumah itu. Teman sekelasmu itu bersikap lembut sebelum menikah dan berbakat. Tapi setelah menikah, dia benar-benar berubah. Dia bagaikan binatang buas yang berpakaian manusia, mesum total. "

Ketika berkata, Wulandari tiba-tiba membuka kancing kemejanya. Tindakannya mengejutkanku. Sebelum aku bereaksi, Wulandari tiba-tiba menarik kerah bajunya ke satu sisi, memperlihatkan sederet bekas gigitan pada kulitnya yang putih. Kulit Wulandari sangat putih, tetapi bekas gigitannya berwarna merah dan ungu, terlihat mengerikan.

Wulandari melanjutkan "Tiga hari, sudah tiga hari, bekas gigitan ini masih ada. Dan beberapa bagian telah meninggalkan bekas."

Selesai berkata, Wulandari menunjukkan ekspresi sedih. Dia perlahan-lahan mengancingkan bajunya.

Meskipun aku tidak suka dengan Wulandari, tapi bagaimanapun juga, dia adalah seorang wanita. Melihatnya disiksa seperti ini, selain tidak tega, juga merasa kesal. Aku tidak pernah mengaku diriku sebagai pria sejati, tapi pria yang melakukan ini terhadap wanita, benar-benar tidak berotak.

Menatap Wulandari, aku bertanya langsung padanya "Wulandari, kamu adalah bosnya. Dia memiliki hasil seperti sekarang ini, semua tergantung padamu. Apa yang kamu takut dengannya? Tidak bisakah kamu bercerai? Orang seperti ini, kamu masih bisa tinggal bersamanya?"

Aku telah bertengkar dengan Sutan. Bahkan jika kami berdua masih berteman, dia memperlakukan Wulandari seperti ini, aku juga akan membujuk Wulandari untuk bercerai. Abnormal, dia benar-benar abnormal sekarang!

Wulandari tersenyum begitu mendengar kata-kataku. Senyumannya adalah senyuman yang tak berdaya dan menyedihkan. Dia menghela nafas dan berkata dengan pelan "Tentu saja aku ingin bercerai, tetapi selama aku bercerai dengannya, aku akan kehilaangan semuanya."

Kata-kata Wulandari membuatku semakin terkejut, aku melihat Wulandari dan bertanya dengan curiga "Bagaimana mungkin? Perusahaan itu milikmu, rumah milikmu dan mobil juga milikmu. Ini semua milikmu dan semuanya merupakan harta sebelum menikah, bukan milik bersama. Meskipun dalam gugatan, pengadilan juga akan memberikannya padamu. Ini tertulis dalam undang-undang pernikahan baru "

Wulandari menggelengkan kepalanya tak berdaya. Dia menghela nafas dan berkata perlahan "Dulu aku juga berpikir begitu! Itu sebabnya aku menikahi Sutan dengan tenang. Namun, Sutan berusaha keras dan telah merancang semua ini sejak lama."

Ketika berkata, Wulandari menghela nafas lagi. Dia memberitahuku dengan tak berdaya "Beberapa bulan yang lalu, pada ulang tahunku, Sutan merancang sebuah pesta ulang tahun untukku. Dia mengundang banyak teman kami. Dan berusaha keras merancang satu demi satu bagian yang menyentuh hatiku. Teman-teman mengatakan bahwa aku sangat bahagia, telah menemukan seorang pria yang begitu mencintaiku. Pada saat itu, aku juga menyangka diriku adalah wanita paling bahagia di dunia. Di tengah berkah semua orang, aku meminum banyak anggur merah."

Membicarakan ini, Wulandari sekali lagi menggelengkan kepalanya. Dia menghela nafas berkata: “Setelah teman-teman bubar, Sutan membawa diriku yang sudah mabuk, pergi ke kamar presidential suite yang telah dia pesan sebelumnya. Katanya ingin memberiku malam yang paling romantis dan tak terlupakan. Di saat ketika kami akan naik ke ranjang, dia tiba-tiba mengeluarkan sebuah dokumen dan memintaku menandatanganinya. Aku bertanya apa itu, dia bilang itu adalah kontrak untuk besok. Karena malam itu aku minum terlalu banyak, dia takut aku akan bangun telat di hari kedua dan menunda pekerjaan.”

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu