Love And Pain, Me And Her - Bab 174 Kangen

Tiba-tiba aku merasa semakin tertarik kepada Don Juan. Elisna dan Jane sepertinya mengenal dia tetapi mereka tidak mau mengakuinya. Jangan-jangan mereka berdua adalah mantan pacarnya Don Juan?

Bibi Salim pernah berkata bahwa Don Juan adalah seorang playboy, dia terus mengganti pacar. Namun, dia sepertinya mengubah kepribadiannya setelah Isyana pulang. Semua konsentrasinya tertuju kepada Isyana.

Namun pemikiran aku pun segera tertolak. Menurut aku, Elisna dan Jane bukanlah wanita yang mengagumi kekayaan. Hal yang paling menarik dari Don Juan adalah kekayaannya. Tentu saja, aku memiliki pemikiran cemburu dan iri juga. Sebenarnya selain kaya, Dong Juan Romino juga memiliki penampilan yang ganteng.

Melihat aku tidak berbicara, Jane pun menyentuh gelasku dengan gelasnya sambil tersenyum, "Ugie, lain kali kalau ada petunjuk apa pun, ingat memberi tahu aku ya? Aku membantu kalian mencari tahu tangan hitam di belakang layar, kamu memberikan informasi eksklusif kepada aku. Kita bekerja sama dengan bahagia"

Sambil berkata, Jane tersenyum dengan menawan dan minum birnya.

Saran Jane sebenarnya merupakan hal yang aku selalu igin lakukan. Meskipun aku ingin mengundurkan diri, tetapi aku harus membantu Isyana mencari tangan hitam di belakang masalah ini dulu. Hanya begitu PT. Nogo International baru bisa berjalan di jalur yang normal.

Aku mengantar Jane pulang. Pada saat tiba di lantai bawah rumahnya, Jane menoleh kepada aku dengan senyuman, "Ugie, mengenai masalah yang aku bertanya kepada kamu kemarin, kamu masih belum memberikan aku jawaban"

Aku menatap ke Jane dengan aneh, tidak ingat apa yang sedang dia katakan.

Jane terseyum dengan mencibir, "Kapan kamu baru mau bercerita masalah kamu dan Raisa kepada aku?"

Aku tidak tahu harus berkata apa! Dia memang pernah bertanya tentang masalah aku dan Raisa, tetapi aku tidak menyangka dia masih mengingat kepada hal itu ketika aku sudah jelas menolak untuk menjawabnya.

Mungkin karena sifat ini adalah sifat alami wanita. Masalah yang jelas tidak berhubungan dengan dia pun dia ingin tahu. Kemarin Isyana juga begitu, dia memaksa aku menceritakan masa lalu aku dan Isyana kepadanya.

Karena efek alkohol, aku segera tertidur setelah tiba di rumah. Tetapi aku tidak tidur dengan nyenyak, aku memimpikan ibu. Ibu yang selalu bersikap sangat penyayang kepada aku marah kepada aku. Alasan dia marah sangat sederhana, hanya karena aku muncul di depan dia sambil memegang tangan Isyana.

Setelah bangun pada pagi hari, aku berpikir kembali mimpi itu sambil berbaring di atas tempat tidur. Aku tidak tahu tanda apa yang mimpi ini berikan. Aku hanya tahu aku ingin bersama dengan Isyana, sangat ingin!

Mungkin karena mimpi ini, aku hanya istirahat 2 hari meskipun Isyana memberikan aku liburan 2 hari sebelum kembali bekerja ke kantor. Aku ingin bertemu dengan Isyana!

Bisnis PT. Nogo International sedang berada di tahap kembali ke normal. Bisa dilihat, semua rekan kerja sangat termotivasi dan bekerja keras.

Setelah memasuki departemen sales, aku melihat semua orang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Bahkan ada beberapa orang terlihat kaget setelah melihat kedatangan aku. Mereka semua tahu aku sedang liburan. Setelah menyapa mereka, aku ingin kembali ke tempatku, tetapi aku tiba-tiba menyadari ada seorang pemuda asing sedang duduk di tempatku. Barang-barangku yang terletak di atas meja juga sudah menghilang semua.

Aku melamun sejenak dan rekan kerja yang duduk di samping tertawa sambil meberi tahu aku, "Ugie, ini adalah rekan kerja baru departemen penjualan. Oh iya, Lulu sudah mengemas barangmu"

Sepertinya aku sudah mengerti. Sebelum aku sempat berkata, Armin yang dari tadi memasang wajah dingin tiba-tiba berkata, "Jangan berpura-pura lagi! Padahal jelas sudah tahu dirimu sudah berposisi di ruangan presiden, masih sengaja berlari ke departemen penjualan sambil berpura-pura tidak tahu apa pun. Drama ini benar-benar terlalu lemah. Bukannya kamu hanya ingin memamerkan di depan semua orang? Sekarang tujuanmu sudah tercapai, kamu sudah boleh pergi"

Armin berkata sebelum tertawa dengan dingin.

Aku sudah terbiasa dengan hinaan Armin dari dulu, tetapi aku tidak pernah berantem bersamanya. Alasannya sangat mudah, di dalam mataku, Armin adalah orang tidak bijaksana yang hanya mementingkan keuntungan dan memiliki sedikit kecerdasan. Aku sama sekali tidak peduli kepadanya.

Setelah Armin berkata, rekan kerja di samping dia yang akrab dengannya pun berkata dengan suara kecil, "Armin, kamu jangan berkata lagi. Hati-hati nanti dia membalas dendam, dia sekarang adalah asisten spesial presiden"

Mereka berdua bekerja sama dan berkata dengan penuh hinaan secara harmonis.

Armin tertawa dengan dingin dan menggembangkan bibirnya dengan tidak senang "Kamu mengira aku peduli dengan hal ini? Kalau bukan melihat Direktur Kalin, aku sudah mengundurkan diri dari dulu. Bukan tidak ada perusahaan yang tidak mau merekrut aku juga"

Tanpa melihatnya, aku menyapa rekan kerja lain sebelum langsung pergi ke ruangan Lulu. Setelah memasuki ruangan, aku melihat Lulu sedang menatap ke laptopnya dengan serius, dia terlihat kaget dengan kedatangan aku. Lulu berdiri dan bertanya kepadaku, "Ugie, bukannya Presdir Mirani sudah meliburkan kamu? Mengapa kamu kembali bekerja dalam waktu begitu cepat?"

Sebelum aku menjawab, Lulu tiba-tiba senyum dengan wajah aneh, dia mengulurkan tangannya dan menunjuk aku sambil memanjangkan nada suaranya, "Oh, aku tahu, ada yang merindukan Presdir Mirani ya?"

Lulu berkata sambil tertawa dengan jahat.

"Sayangnya Presdir Mirani tidak berada di tempat. Dia dan Amori Danau pergi ke Bei Jing untuk menjumpai klien. Sepertinya akan ada yang merasa kecewa"

Meskipun Lulu sedang mengejek aku, kata-kata dia benar. Hatiku terasa lumayan kecewa, sebenarnya aku lumayan ingin bertemu dengan Isyana. Meskipun aku baru saja tidak bertemu dengan dia 2 hari, tetapi bagi aku sudah terasa sangat lama. Aku tahu Isyana sangat sibuk beberapa hari ini. Dia membalas pesan teks aku setelah sangat lama.

Aku tidak ingin menunjukkan terlalu jelas di depan Lulu. Aku berpua-pura baik-baik saja dan bertanya, "Lulu, kamu jangan sembarang berkata. Oh iya, kamu mengemas barang aku kemana?"

Mendengar kata-kata aku, Lulu langsung memasang wajah tidak senang, "Mengemas kemana? Kalau bukan instruksi dari Presdir Mirani, aku tidak mau mengurus barang-barangmu. Ayo, aku membawa kamu pergi melihat kantor barumu"

Sebenarnya aku sudah menebak Isyana membiarkan aku berposisi di ruang presiden setelah aku melihat tempat aku di Departemen Penjualan telah diduduki orang lain. Yang aku tidak menyangka adalah Isyana memberiknan aku sebuah kantor pribadi. Jarak ruangan aku sangat dekat dengannya, di antara ruangan kami hanya dipisah oleh sebuah ruang rapat kecil.

Lulu memasukkan semua barangku ke sebuah kardus dan kardusku terletak di atas meja kerja yang berwarna kayu merah. Melihat sana sini, ruanganku lumayan bagus, meskipun tidak besar, barang-barang sangat lengkap. Tidak tahu apakah Isyana yang memerintah atau Lulu yang meminta bersama bagian administrasi, di atas meja yang berada di depan sofa bahkan terletak sebuah set alat minum teh.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu