Love And Pain, Me And Her - Bab 304 Menyesal

Ketika aku sedang berpikir, nada peringatan SMS masuk berdering lagi. Melihat lampu yang berkedip-kedip, aku ragu-ragu, kemudian mengangkat telepon, dan membukanya. Pesan itu masih berasal dari Isyana, pesan tersebut tertulis: "Hari ini ibuku mengundang orang tua Don Juan untuk makan malam bersama. Mereka adalah teman lama, kemudian sekalian memanggil aku dan Don Juan. Sekarang hampir selesai, nanti aku akan meneleponmu ketika aku tiba di rumah, bicarakan saja nanti."

Pesan Isyana membuatku tertegun lagi. Dia mengetahui bahwa aku agak pantang terhadap Don Juan. Hanya saja aku tidak terpikir dia khusus mengirim pesan ini untuk menjelaskan kepadaku.

Hatiku terasa sedikit nyaman dan tersentuh. Pesan teks ini setidaknya dapat membuktikan bahwa Isyana masih peduli dengan perasaanku. Kemungkinan di dalam hatinya terdapat aku.

Setelah memikirkannya, aku membalasnya, "Jangan khawatir, makan pelan-pelan saja. Aku tunggu teleponmu".

Meletakkan telepon, aku berbaring di sofa dan tersenyum masam. Selama setengah tahun berpacaran dengan Isyana, dia membuatku tersentuh dan tersiksa seperti halnya aku berpacaran dengan Raisa selama lebih dari lima tahun.

Ketika aku berpacaran dengan Raisa, hidup kami kebanyakan lebih tenang dan stabil, kecuali pada saat kami putus. Dan dibandingkan dengan Isyana, hidup penuh dengan kesulitan. Kami berisik dan berkelahi, kadang baik kadang buruk. Dia benar-benar mengubah kepribadianku yang relatif damai dan santai, menjadi kepribadian yang tegas dan lebih kompetitif.

Aku merokok untuk menenangkan diri, mungkin hal yang baik harus melalui banyak lika-liku. Mungkinkah semua ini sedang menunjukkan bahwa aku dan Isyana akan memiliki akhir yang baik? Ketika memikirkan hal ini, aku tertawa lagi. Sejak kapan aku menjadi begitu mitos?.

Aku sudah berpikir cukup lama, akhirnya telepon berdering. Aku segera duduk dengan tergesa-gesa dan mengangkat telepon. Kemudian terdengar suara lembut Isyana yang sedikit lelah.

"Ugie, aku telah tiba di rumah. Apa yang ingin kamu katakan?".

Awalnya aku ingin basa-basi dengan Isyana dulu, tetapi dia langsung ke topik pembicaraan. Sehingga aku langsung merincikan "Rencana tabel makanan BOSS" yang diluncurkan pada hari pembukaan. Isyana mendengarkan dengan sangat teliti, kadang-kadang menyela dan bertanya beberapa kata kepadaku.

Ketika aku selesai, Isyana tiba-tiba menghelakan nafas. Desahannya membuat hatiku merasa sedikit gugup. Sebenarnya, alasan aku ingin Isyana berpartisipasi dalam acara ini bukan untuk menyuruhnya mengeluarkan uang mendukung rencana tabel makan. Namun, alasan utamanya adalah ini adalah peluang terbaik untuk mempromosikan perusahaan. Lagipula, kesempatan untuk pembukaan dan berita provinsi semacam ini sangat jarang bagi sebuah perusahaan.

Kemudian Isyana berkata denga pelan, "Ugie, aku benar-benar menyesal telah membiarkan kamu meninggalkan PT.Nogo".

Aku tersenyum masam. Aku tentu mengerti apa maksud dari kata Isyana. Sebelum aku berbicara, dia menambahkan, "Ugie, Kamu benar-benar sangat berbakat. Sebuah acara pembukaan normal, dapat kamu buat menjadi acara pemasaran positif yang langka. Pada titik ini, aku benar-benar sangat mengagumimu. Jika pada saat itu kita tidak memiliki banyak hubungan, hanya atasan dan bawahan biasa. Kemungkinan kamu sudah melakukan upaya besar di PT.Nogo. "

Isyana mengatakan dengan tulus, pada saat yang bersamaan terdapat sedikit penyesalan. Dalam kata-katanya, dia menyalahkan aku meninggalkan PT.Nogo karena hubungan di antara kami. Aku tidak sepenuhnya setuju, sebenarnya kami lebih peduli tentang pandangan satu sama lain. Justru karena terlalu peduli, sehingga akan khawatir terlalu banyak. Pada akhirnya, berakhir seperti ini.

Namun, aku tidak mengatakan hal ini kepada Isyana. Isyana berhenti sebentar, kemudian dia berkata, "Tidak peduli apakah itu pemasaran atau beramal untuk kesejahteraan masyarakat. Aku harus berpartisipasi dalam masalah tersebut. Aku berencana untuk menyumbangkan 100 juta rupiah atas nama PT.Nogo, dan 100 juta rupiah atas nama pribadi. Namun, pada saat publikasikan, semuanya menyebutkan nama PT.Nogo saja. Tidak perlu menyebutkan namaku. "

Isyana sangat murah hati, sekali pengeluaran langsung 200 juta rupiah. Menurut harapanku sebelumnya, kita menyumbangkan sekolah dasar untuk pertama kalinya. Berdasarkan hitungan satu semester, tambahkan satu buah atau satu hidangan setiap hari. Diperkirakan 120 juta hingga 140 juta rupiah sudah cukup untuk satu semester. Dan sekarang, uang tunai telah melampaui 400 juta rupiah. Ditambah 100 juta persediaan. Semuanya dapat membantu dua atau tiga sekolah dasar.

Aku setuju dengan argumen Isyana. Aku mengobrol dengannya sebentar. Isyana tiba-tiba bertanya kepadaku lagi, "Ugie, perusahaan kamu akan buka dalam dua hari lagi. Kamu menginginkan hadiah apa? Aku menyiapkannya untukmu."

Aku tersenyum dan mengatakan kepadanya, "Kamu dapat hadir dalam acara pembukaan perusahaan ini, aku merasa ini merupakan hadiah terbesar".

Isyana tidak berbicara, dia hanya tertawa pelan.

Aku bertanya lagi, "Isyana, bagimana dengan proyek CB?".

Isyana menjawab dengan santai, "Semuanya baik-baik saja, iklannya sudah selesai. CB juga puas. Sekarang tunggu waktunya sampai, iklan akan disiarkan secara resmi."

Aku berpikir sejenak dan bertanya lagi, "Apakah CB sudah membayar biaya pemasaran untuk periode kedua?".

Alasan mengapa aku bertanya hal ini karena seingat aku syarat CB adalah pembayaran pertama 10% uang muka. Setelah iklan selesai, bayar sebagian. Sisa biaya iklan lainnya akan dilunaskan setelah iklan disiarkan secara resmi. Biasanya, jika iklan sudah selesai dibuat, maka uang kedua kali harusnya sudah dibayar.

Setelah aku selesai berbicara, Isyana diam. Sejenak kemudian dia baru menjawab, "Belum, tetapi mungkin segera. Karena akhir tahun, perusahaan pasti sangat sibuk. Penyelesaian keuangan mungkin harus menunggu beberapa hari".

Aku mendengarkan dan mengernyitkan alis. Awalnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi setelah memikirkannya, akhirnya menahannya. Meskipun aku merasa sedikit gelisah. Tetapi apa yang dikatakan Isyana memang kenyataan. Bagaimanapun, ini merupakan akhir tahun.

Tanpa sadar melewati satu tahun lagi. Tahun ini juga merupakan tahun pasang surut bagi aku. Putus dengan Raisa dan mengenal Isyana. Memiliki perasaan suka terhadap Isyana, tetapi meninggalkan PT.Nogo, masa depan tidak pasti. Yang paling mengejutkan aku adalah aku yang biasanya hidup damai dan biasa-biasa saja, sekarang telah membuka sebuah perusahaan.

Kemungkinan hidup seperti ini! Hanya waktu yang bisa membuat orang berubah!

Hanya tersisa dua hari sebelum pembukaan. Dua hari ini juga merupakan waktu tersibuk aku. Setiap hari bersama Deren sibuk dengan berbagai hal sepele. Robi, Lulu, dan Veni serta Elisna juga datang untuk membantu dalam dua hari ini. Semua orang sibuk sambil berbicara dan tertawa, sehingga mereka tidak merasa lelah.

Dua hari berlalu.

Pagi ini, aku bangun pagi-pagi. Setelah mandi, aku mencari setelan armani yang diberikan Isyana kepadaku. Meskipun di luar masih dingin, aku juga harus mengenakan pakaian formal untuk acara pembukaan hari ini. Melihat diriku di depan cermin, aku cukup puas. Diam-diam menyemangati diriku. Aku kemudian keluar dan naik taksi menuju ke perusahaan.

Novel Terkait

Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu