Love And Pain, Me And Her - Bab 325 Proyek

Bibi Salim berjalan ke tengah kerumunan orang. Dia melihatku, lalu mengangguk sambil tersenyum, aku buru-buru menyapanya. Selanjutnya, Bibi Salim melihat Don Juan, dengan tersenyum berkata, "Don Juan, tadi tante sudah mendengarnya di depan pintu, tante mau berterimakasih dulu kepada niat baikmu. Tapi, aku lebih setuju dengan Isyana. Uang ini, Nogo tidak boleh menerimanya."

Sambil mengatakannya, dia juga tidak menunggu Don Juan merespon. Memutar badannya melihat kerumunan orang. Sebelumnya orang yang masih terus berunding langsung menjadi diam. Seorang Bibi Salim yang merupakan ibu rumah tangga, bisa-bisanya mempunyai aura sekuat ini.

Bibi Salim dengan pelan berkata, "Semuanya, aku tidak akan berbasa-basi lagi. Semua orang disini aku kenal, tentu saja juga ada beberapa wajah baru. Aku juga sudah pensiun untuk beberapa waktu, aku tidak akan bertele-tele. Aku hanya ingin memberitahu kalian semua, bahwa Nogo tidak boleh bangkrut, juga tidak akan bangkrut! Semuanya, sejak Nogo berdiri sampai sekarang sudah ada 20-an tahun. Tidak perlu membicarakan semua rintangan yang ada disini. Saat Nogo berjaya, juga mengalami titik terendah dan kesulitan. Tapi tidak peduli melalui berapa banyak rintangan, Nogo selalu berhasil melewatinya. Kali ini, Nogo mendapatkan ujian berat lagi. Tapi aku percaya, Nogo pasti akan bangkit, keluar dari kesulitan."

Bibi Salim berbicara sampai sini, dia berhenti sebentar, tatapannya yang yakin menyapu semua orang, lalu berkata lagi, "Aku tidak ingin memberi kata-kata manis! Aku hanya ingin memberitahu semua orang, kalau kalian percaya, aku dalam setengah bulan, akan menyelesaikan masalah gaji kalian! Kalau ada yang tidak percaya dengan Nogo dan denganku. Boleh, sekarang kamu ikut aku pergi, meskipun aku menjual sema hartaku, hari ini juga akan membagikan gaji kalian! Nogo tidak mempunyai apa-apa, tapi Nogo mempunyai harga diri. Asalkan harga diri masih ada, Nogo tidak akan bangkrut!"

Bibi Salim memberikan pernyataan, aku yang mendengar saja merasa sangat senang dan bersemangat. Tidak hanya aku, bahkan karyawan yang meminta gaji ini saja kagum. Seorang karyawan lama di antara kerumunan berkata, "Presdir Salim sudah berkata seperti itu, kami pasti akan menurut. Meskipun gaji bulan ini tidak dibagi, aku juga tidak keberatan. Bagaimana juga Nogo memberiku banyak sekali, aku sudah puas!"

Ada karyawan lama yang membawa mereka, semua orang juga tidak bisa berkata lebih banyak lagi. Kalin dengan tepat waktu berkata, "Sudahlah, jangan ribut lagi, semuanya kembali bekerja. Kita semakin ribut, malah akan menunda waktu. Lebih baik biarkan presdir Isyana mencari cara."

Begitu Kalin mengatakannya, semua orang langsung beramai-ramai bubar. Lobi yang besar, dalam sekejap menjadi kosong, hanya tersisa kami beberapa saja.

Bibi Salim tersenyum melihat ke arahku dan Don Juan, dia dengan tenang berkata, "Kalian mau membantu di saat kesulitan! Bibi Salim disini berterimakasih kepada kalian berdua."

Aku baru saja mau berbicara, Don Juan langsung berebut dulu, "Tante, jangan segan denganku. Sebelumnya aku sudah memberitahu Isyana, kalau butuh uang, katakan saja. Kalau aku tidak cukup, masih ada papaku.

Aku tidak bisa melakukan kemurahan hati Don Juan. Bukan aku pelit, tapi karena aku tidak ada uang.

Bibi Salim tersenyum, dia tidak menjawab perkataan Don Juan. Lalu memutar kepalanya melihat Isyana, dengan pelan berkata, "Isyana, ikut aku pulang dulu."

Setelahnya, tatapannya berpindah pada Kalin, dengan tersenyum berkata, "Kalin, tolong jagakan perusahaan. Ada sesuatu langsung telepon aku."

Kalin dengan senang mengangguk, dengan percaya diri berkata, "Presdir Salim, tenang saja. Ada aku disini, tidak akan ada keributan."

Kalin juga karyawan lama. Dia memanggil Bibi Salim lebih terbiasa memanggilnya Presdir Salim.

Kami berempat berjalan keluar dari Nogo. Berjalan ke arah parkiran mobil. Melihat Isyana dan Bibi Salim sudah masuk masuk ke dalam mobil, sedangkan Don Juan juga sudah naik mobilnya sendiri. Dalam sekejap aku sedikit ragu. Aku tidak tau apakah harus ikut atau tidak, Bibi Salim tidak mengajakku, aku takut tiba-tiba naik ke mobil, akan ada kesalahan fatal.

Isyana membuka pintu mobil, dia memutar kepala melihatku, sepertinya bingung terhadap aku yang masih berdiri tidak bergerak. Aku buru-buru melangkah maju, duduk di kursi penumpang. Isyana menyetir, melihat mobil Don Juan juga ikut di belakang, tampaknya, dia juga mau ikut pergi ke vila Bibi Salim.

Sepanjang jalan ini, Isyana dengan Bibi Salim tidak ada berbicara. Sebelumnya di Nogo Bibi Salim yang selalu percaya diri dan tenang, saat ini juga mengerutkan kening, dengan suram melihat keluar jendela. Aku baru mengerti, rupanya Bibi Salim juga tidak ada cara yang bagus. Kepercayaan diri dan ketenangan dia tadi, hanya untuk menenangkan karyawan saja.

Sesampainya di vila, kami berempat masuk ke ruang tamu, bibi pembantu membawakan buah segar. Sedangkan Isyana duduk di samping, dengan merasa bersalah melihat Bibi Salim, berkata dengan pelan, "Ma, maaf! Aku yang tidak berguna, aku tidak menyangka semuanya akan seperti ini, Nogo menjadi hancur di tanganku. Dan juga membebankanmu juga."

Isyana berkata sampai sini, dia sedikit tidak sanggup melanjutkannya lagi, air matanya sudah bergulit di dalam matanya. Don Juan langsung mengambil selembar tisu dan menyodorkan kepada Isyana, dia menghibur Isyana, "Isyana, aku sudah berkata denganmu. Jangan khawatir! Masalah yang bisa diselesaikan dengan uang bukanlah masalah. Bukannya masih ada aku?"

Don Juan masih belum selesai berbicara, Bibi Salim tiba-tiba membuka suara. Dia melihat Isyana, tersenyum, menggeleng dan berkata, "Isyana, belajar dari kesalahan. Meskipun kegagalan ini sedikit besar. Tapi bagaimana juga sudah memberi pelajaran untuk kota berdua. Mama tidak menyalahkanmu, mama juga sudah berpikir. Kebohongan yang dibuat dengan sempura tanpa celah, kalau itu aku, aku juga akan melompat kedalam tanpa sedikit ragu. Mama sungguh tidak menyalahkanmu atas masalah ini."

Bibi Salim menghibur Isyana.

Aku mendengarnya, hatiku juga sedang berpikir. Kalau aku adalah presdir Nogo, apakah aku akan menerima proyek ini? Jawabanku adalah tidak, aku tidak akan menerimanya.

Ini bukan membuktikan kalau aku lebih pintar dari Isyana ataupun Bibi Salim. Satu-satunya alasan aku tidak mau menerimanya adalah, karena karakterku yang sangat menjaga. Kalau lawan sudah membayar setengah ataupun 1/3, maka, aku pasti juga akan menerima proyek ini tanpa ragu. Seperti yang dikatakan Bibi Salim, kebohongan ini, benar-benar tidak ada celah.

Aku sedang melamun, tiba-tiba Bibi Salim berkata kepadaku dan Don Juan, "Ugie, Don Juan, kalian pulang dulu! Hari ini terimakasih kalian berdua, nanti aku masih harus keluar menyelesaikan sesuatu dengan Isyana. Jadi tidak menyuruh kalian tinggal, kalian sibuk dengan urusan kalian saja."

Ucap Bibi Salim, lalu dia melihatku lagi.

Melihat Bibi Salim yang sudah menyuruh kami pulang, aku dan Don Juan langsung berdiri. Bibi Salim dan Isyana tidak mengantarkan kami, sedangkan tante kecil yang megantarkan kami sampai keluar pintu. Begitu sampai di puntu besar, Don Juan tidak buru-buru naik ke mobil. Dia bersandar di atas mobil, menyodorkan sebatang rokok untukku. Aku meliriknya, lalu menerima rokok itu.

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu