Love And Pain, Me And Her - Bab 161

Melihat keraguanku, Isyana tiba-tiba tersenyum.

Ini adalah senyum yang sudah lama hilang, dan aku sudah tidak pernah melihatnya dalam waktu yang lama. Tapi di hati aku, senyum ini tidak sehangat sebelumnya. namun lebih menjadi perasaan tidak tahu bagaimana yang tanpa ada ujungnya.

Isyana membuka laci dan mengeluarkan asbak kristal kecil. Ia meletakkan di depanku dan sambil tersenyum berkata, "Ingin merokok kan?"

aku tersenyum, menyalakan rokok dan menghirupnya dalam sekali nafas. Dalam kabut asap itu, penampilan Isyana juga menjadi seperti ilusi.

Isyana menatapku dan dengan perlahan berkata, "Ugie, sebenarnya ketika kejadian penurunan iklan itu terjadi, aku sudah mengetahui bahwa kamu dijebak."

aku pun terkejut. Tangan aku yang memegang rokok tanpa sadar bergetar.

aku bahkan tidak bisa mempercayai kata-kata Isyana, dan menatapnya dengan tatapan kosong. Adegan yang terjadi sebelumnya muncul di benakku satu per satu. Ketika insiden iklan ini meledak, Hari itu Isyana dan aku juga berada di dalam kantor ini. Kami bertengkar hebat. Sejak saat itu, perilakunya kepadaku menjadi acuh tak acuh. Dan saat ini dia ternyata mengatakan bahwa sebenarnya dia tahu bahwa aku telah dijebak.

aku semakin sulit untuk mengerti, mengapa dia harus melakukan ini? Apakah dia pernah memikirkan perasaan aku?

Isyana melihatku yang terdiam, kemudian melanjutkan, "Ugie, dengan kemampuanmu, aku tidak percaya kamu akan membuat kesalahan tingkat rendah seperti itu"

aku terdiam beberapa saat. sambil memegang sebatang rokok, aku mengangkat pandangan dan menatapnya, kemudian bertanya balik, "Kamu sudah jelas mengetahui bahwa aku dijebak, mengapa kamu masih memperlakukan aku seperti itu ?"

Isyana sedikit menghela nafas. Dia perlahan berdiri dan berjalan ke jendela tinggi. Langit biru dan awan putih di luar jendela belakang dengan Isyana yang berdiri di depan jendela menjadi pemandangan yang saling melengkapi. Pemandangan ini awalnya merupakan pemandangan yang indah, Namun yang bisa kubaca hanyalah perasaan kesepian.

Setelah beberapa saat, Isyana berbalik, menatapku sambil dengan perlahan berkata, "aku ingat pernah berbicara denganmu sebelumnya. Di perusahaan saat ini, aku hanya mempercayai tiga orang, kamu adalah salah satu dari mereka. aku juga mengatakan kepada kamu, Nogo sedang berada pada kesulitan. Kesulitan yang kumaksud bukan hanya permasalahan keuangan, terutama lebih banyak masalah internal dan eksternal. "

Isyana pernah memberitahuku perkataan ini. Tapi aku tidak mengerti apa hubungannya dengan perlakuannya kali ini.

aku merokok tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Menunggu Isyana untuk melanjutkan.

"Terakhir kali kita melakukan konferensi pers dengan KIMFAR, sudah ada orang yang berusaha merusaknya. Kejadian kali ini dan konferensi pers sebelumnya sama. Pada saat itu aku sudah menduga, tujuan mereka bukan kamu, tetapi Nogo. Jadi"

Isyana berhenti setelah berkata hingga kalimat ini. Sepasang mata yang indah menatapku dengan lembut seperti air. aku hanya menghirup rokok dengan panjang sambil mendengarkan perkataan Isyana, "aku ingin mencari tahu kebenaran masalah ini, sehingga harus menimpakan semua kesalahan pada dirimu. Semua karyawan Nogo tahu bahwa aku menghargai kamu. Mereka berpikir bahwa kamu adalah orang aku. aku hanya bisa membuang muka darimu, supaya pelaku mengira bahwa rencana mereka telah berhasil. Namun aku juga mengerti kepribadian kamu. Kamu pasti akan mencari cara untuk mendapatkan kebenaran, membuktikan ketidakbersalahan. Sebenarnya saat kamu sedang menyelidiki, aku juga sedang menyelidiki dalam diam, hanya saja hasilnya tidak semulus milikmu. "

Begitu dia selesai berbicara, Isyana tersenyum meminta maaf pada aku.

Tetapi aku tidak bisa tertawa sama sekali. Perasaan ini membuat aku sangat tidak nyaman. aku nampak seperti bidak catur di papan catur, yang bisa dimainkan oleh siapapun. aku menyukai Isyana, tetapi itu tidak berarti bahwa aku suka perasaan dimanipulasi oleh orang lain.

Perasaan yang selalu aku inginkan adalah bahwa orang yang aku sukai dapat mempercayai aku, dalam sakit dan senang bisa menceritakannya pada aku. Bahkan walaupun masalah ini, dia memberitahu aku lebih awal, aku percaya aku bisa menyelesaikannya dengan baik. sayangnya, Isyana memilih menyembunyikannya. Dia memilih menjadi pemain catur dan aku menjadi salah satu dari pion caturnya.

aku pun memadamkan puntung rokok, sambil tersenyum pahit, bertanya kepadanya, "Saat ini hal yang ingin aku ketahui adalah, Pernahkan kamu memikirkan perasaanku?"

Isyana degan segera mengangguk, dia berkata perlahan, "aku memikirkannya, sehingga saat ini aku meminta maaf kepadamu ! Maaf, Ugie! aku tidak bermaksud menyembunyikannya darimu, Namun jika aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu, aku takut drama ini tidak akan menjadi kelihatan nyata. ”

aku pun tersenyum dingin dan bertanya lagi kepadanya, "Bagaimana jika pada akhirnya aku tidak dapat membuktikan bahwa aku tidak bersalah?"

Isyana sedikit mengernyit, dia menatapku dan berkata, "Tapi kamu sudah membuktikan dirimu sekarang, hanya disayangkan, kita tidak dapat menemukan siapa yang memerintahkan Riski"

aku menggelengkan kepala, berusaha mengendalikan emosi. aku benar-benar ingin berteriak kepada Isyana, tetapi aku masih berusaha menekan emosi aku yang akan meledak, dan dengan tenang berkata kepada Isyana,

"Tidak! Isyana, kamu harus menjawab pertanyaanku secara langsung. Jika aku tidak bisa membuktikan diri tidak bersalah, apa yang akan kamu lakukan?"

Isyana mengerutkan bibir merahnya. Dia sedikit ragu-ragu namun akhirnya berkata, "Kalau begitu kita lanjutkan drama kita, hingga kebenaran itu ditemukan!"

aku menatap Isyana. Tiba-tiba, aku merasa ingin menangis.

Lanjutkan, bicaranya sederhana. Namun itu berarti bahwa aku akan ditunjuk dan diejek oleh semua orang di perusahaan setiap hari tanpa sepengetahuan aku. Kehadiran di perusahaan akan menjadi canggung. Yang menyedihkan adalah aku harus setiap hari menghadapi kekecewaan Isyana kepada aku.Akan hidup dengan dipenuhi rasa gelisah.

aku menghela nafas! aku tidak tahu apakah itu kesedihan menjadi bidak catur atau harga yang harus dibayar karena menyukai seseorang.

aku berdiri sambil tertawa dingin. Sambil melihat Isyana bertanya padanya, "Isyana, apakah kamu tahu bagaimana aku hidup beberapa waktu ini?"

Isyana menatapku. Dia akan berbicara, dan aku segera memotongnya, memelototinya, dan berkata kepadanya, "aku tidak bisa tidur setiap malam, sepanjang malam ! Yang ada dalam pikiran aku semua mengenai masalah ini. aku ingin menyelesaikannya dengan sempurna, mengembalikan ketidakbersalahan aku dan mengurangi kerugian dari Nogo. Namun aku tidak menyangka, kamu ternyata berperan sebagai pemain catur pada kejadian kali ini. Tentu saja, aku masih merindukan kamu setiap malam. aku takut kamu akan kecewa ! aku takut melihat kamu yang depresi! aku benci tidak bisa melakukannya dengan baik ! aku berusaha keras untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah. Karena aku ingin memberitahumu bahwa kepercayaanmu kepada aku adalah pilihan yang benar. aku adalah orang yang pantas untuk kamu sukai! Tapi kamu sekarang mengatakan pada aku, bahwa kamu sudah tahu sejak awal. aku hanyalah sebuah pion dalam permainanmu saja ! Ha ha! Sungguh konyol ketika memikirkannya. "

Perkataan aku semakin lama semakin kencang, dan suara aku pun menjadi semakin keras. Hingga pada akhirnya suara aku pun perlahan sedikit bergetar.

Orang yang tidak pernah merasakan dikhianati, tidak pernah merasakan dijebak, tidak akan pernah mengerti perasaan aku saat ini.

Novel Terkait

Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu