Love And Pain, Me And Her - Bab 152 Isma Muhad

Lulu sepertinya juga baru sampai di rumah. Telepon di rumahnya berdering beberapa lama sebelum akhirnya dia mengangkatnya. Tidak menunggu Lulu berbicara, aku pun segera berbicara terlebih dahulu, "Lulu, ada suatu hal yang perlu bantuanmu."

Lulu menjawab dengan santai, "Yo, sejak kapan kamu berubah menjadi sopan seperti ini? Katakan saja, pasti bukan hal yang baik."

Aku tersenyum ringan dan kemudian berkata dengan suara rendah, "Bantu aku dan temui Rose"

Sebelum kata-kata di belakangnya selesai diucapkan, Lulu segera berteriak kepadaku, "Ugie, kamu gila? Saat ini saja masih belum sempat bersembunyi darinya, dan kamu mau aku untuk menemuinya ? Kamu pergi saja sendiri, Hal ini aku tidak bisa membantumu"

Setelah itu, Lulu segera akan menutup telepon. namun aku buru-buru berkata, "Tunggu, Lulu, dengarkan aku terlebih dahulu"

aku pun mulai berbicara panjang lebar, menceritakan cerita dan permasalahan keseluruhannya kepadanya. Pembicaraan ini membuat mulutku menjadi kering, Namun Lulu masih belum memberikan reaksi apapun. aku pun kemudian menyesap bir. Ketika ingin bertanya kembali kepada Lulu,aku mendengar suara Lulu yang bersalah dan berkata, "Ugie, bisakah kamu menemukan pelukis wanita itu dengan cara lain, aku benar-benar tidak ingin bertemu Rose."

Lulu berkata sambil mendesah karena bersalah. Walaupun sedang berbicara lewat telepon, namun aku bisa membayangkan ekspresi Lulu saat ini.

Aku pun menghela nafas dan berkata tanpa daya, "Masalahnya saat ini aku tidak tahu orang lain yang mengenalnya selain Rose. Selain itu masalah ini sangat mendesak, jika dalam tiga hari ini aku tidak bisa mendapatkan Riski, kurasa aku yang akan menjadi kambing hitam ini selamanya. ""

Lulu terdiam, aku bisa merasakan keraguannya. dan aku sengaja berkata dengan nada kasihan kepadanya, "Yah! Lupakan saja, aku tidak akan memaksamu. Aku benar-benar menyedihkan, bekerja di Nogo selama ini namun sayangnya satu teman pun tidak ada.."

Metode radikal ini ternyata bekerja. Lulu pun segera berkata, "Ugie, apa yang kamu bicarakan? Aku kan temanmu? Baiklah, katakan dimana tempatnya, aku akan menemanimu bertemu dengan Rose."

Suasana hati aku sangat gembira. Setelah memberi tahu alamat nya, aku pun menunggunya di depan pintu.

Lulu dengan cepat tiba. Ketika dia turun dari mobil, dia melambai untuk menyuruhku mendatanginya. aku sambil berlari bergegas ke sisinya dan berkata kepadanya, " Bagaimana jika kamu menelepon Rose dulu. Dia adalah orang yang sulit dipahami, dimana bisa menemukannya?"

Lulu menatapku singkat dan berkata tampa sabar, "Aku baru saja mengirimkan pesan di mobil, ayo. Dia menungguku di area seni."

aku pun tersenyum singkat dan bergegas maju untuk membukakan pintu bagi Lulu. Pada saat ini, aku tidak berani menyinggung perasaannya.

Di tengah jalan, Lulu kembali bertanya lebih banyak tentang Rose kepadaku, dan aku menjawabnya satu per satu. Ketika sampai di area seni, kami berdua sampai di rumah kosong yang sebelumnya ditinggali oleh Rose.

Begitu memasuki pintu, kami langsung melihat Rose yang sedang duduk di sebuah bangku kecil, menghadap rak gambar, dimana tergambar berbagai macam di atasnya. Disampingnya terdapat bangku kayu,yang ditaruh semangkok mie yang baru selesai dimasak.

Melihat Lulu datang, Rose segera berdiri. Dia dengan ekspresi tersanjung tersenyum kepada dan berkata, "Lulu, sudah sampai? Coba lihat lukisanku, bagaimana menurutmu?"

Lulu tersenyum dengan canggung. Tidak menunggunya berbicara, Rose menoleh melihat aku dan berkata dengan wajah tidak senang, "Ugie, kamu keluar saja, disini tidak menerimamu!"

Astaga, Rose sialan ini ternyata sangat mengingat bencinya. Namun aku tidak berani membalasnya, hanya bisa dengan tanpa daya menatap Lulu. Lulu pun mengedipkan matanya padaku, yang artinya supaya aku pergi menunggunya di luar.

Dengan tidak berdaya, aku hanya bisa mendesahkan nafas sambil keluar dari bangunan kosong itu.

aku pun merokok sambil berdiri di pinggir jalan, Melihat kerumunan orang yang lalu lalang, namun tidak tahu bagaimana pembicaraan antara Rose dan Lulu. aku ingin pergi masuk kedalam, namun mengingat sikap Rose tadi, aku pun mengurungkan niat.

Sekitar setengah jam kemudian, Rose dan Lulu pergi keluar bersama-sama. Lulu pertama-tama melirik ke arahku, sikapnya tidak terlalu baik, Namun aku masih menanam harapan dalam hati. aku tahu semakin sikap Lulu tidak baik, membuktikan masih ada harapan.

Rose juga menatapku dengan kosong sambil mendengus berkata, "Orang Tuti!" (tukang tipu)

Aku pun hanya bisa tersenyum pahit! Hari ini aku menerima banyak pandangan buruk dari banyak orang.

Setelah Lulu dan Rose mengucapkan perpisahan, kita berdua keluar dari area seni. Lulu berkata dengan enggan sambil berdiri di pinggir jalan, "Ugie, Rose setuju mengajak pelukis wanita itu bertemu, tetapi dia juga berkata, kamu harus membantunya mengeluarkan buku puisi itu. Dan aku sudah menjaminnya terlebih dahulu demi kamu. Jangan sampai tidak dilakukan ya, jika tidak maka dia tidak akan berhenti menggangguku "

Aku terus menganggukkan kepala dan Lulu melanjutkan bertanya, "Ugie, apa yang bisa kamu lakukan untuk membantunya mengeluarkan buku koleksi puisi itu?"

aku tertawa ringan sambil memandang Lulu berkata, "Lulu, apakah menurutmu saat ini sangat sulit untuk membuat buku ? Selama kamu membayarnya sendiri, akan banyak publisher yang datang mencarimu. Tenang saja, serahkan ini padaku.”

Ini benar-benar bukan masalah yang besar. Ketika aku bekerja di bagian perencanaan, aku telah mengenal beberapa orang yang bekerja di bagian penerbitan dan sedikit banyak telah mengetahui perihal ini. aku sudah memikirkan sebelumnya, asalkan Rose mau membantuku, aku bisa membayar sendiri untuknya mengeluarkan buku puisi itu.

Pada awalnya aku ingin mentraktir Lulu makan, tetapi Lulu mengatakan bahwa ia ingin pulang lebih awal karena masih ada pekerjaan yang harus dikerjakan malam ini. Oleh karena itu kami berpisah dan pulang ke rumah masing-masing.

Setelah sampai rumah beberapa saat, ponsel aku berdering. Ketika melihat ponsel ternyata yang menelpon adalah Jane. aku pun menerima panggilannya dan mendengar Jane berbicara, "Ugie, apakah ada kemajuan?"

Jane juga terus membantu memikirkan cara. Dan aku pun menceritakan tentang mengajak pacar dari Riski bertemu kepada Jane. Setelah Jane selesai mendengarkan, dia tiba-tiba terdiam setelah beberapa saat dia baru berbicara lagi, "Ugie, Masalah ini harus diperlakukan dengan hati-hati. Hari ini aku mendengar seorang teman kerja yang berbicara bahwa iklan kecil yang ditayangkan mengenai kalian hanya ada satu yaitu di tangan Riski."

Kata-kata Jane membuatku tertegun, maknanya sangat jelas. Perihal ini adalah pekerjaan yang disebabkan oleh Riski.

Jane pun melanjutkan, "Saran aku, jangan dengan mudah menggertak ular. Paling baik jika sudah memiliki bukti yang kuat, karena jika tidak Riski tidak akan mengakuinya dengan mudah. Karena jika dia mengakuinya, dia tidak hanya akan kehilangan pekerjaannya karena masalah ini berkaitan dengan penyuapan komersial. Hal ini sudah termasuk ke dalam pelanggaran hukum "

aku terkejut. Kata-kata Jane masuk akal. Jika masalah ini benar dan merupakan perbuatan dari Riski, jika aku mencari pacar nya, apakah pacarnya akan membantu aku ? aku tiba-tiba merasa, bahwa aku memikirkan persoalan ini dengan sangat sederhana!

aku pun memikirkannya kembali dan bertanya kepada Jane, "Jane, jika aku memberi kamu nama pacar perempuannya. Bisakah kamu mengecek latar belakangnya. Jika bisa, aku ingin mencari tahu terlebih dahulu. Mungkin bisa membantuku."

Jane pun menyetujui tanpa berpikir banyak. Setelah memutuskan pembicaraan, aku kembali mengirimkan pesan kepada Rose. Bertanya nama pacar perempuan dari Riski. Rose menjawabnya dengan sangat cepat, dalam waktu singkat dia mengirim nama pacar perempuan Riski.

Isma Muhad!

Melihat nama itu, aku memikirkannya sejenak dan kemudian mengirimkannya kepada Jane.

Novel Terkait

The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu