Love And Pain, Me And Her - Bab 11 Kebenaran Terungkap

Pada pagi hari berikutnya, jika bukan karena ponsel terus berdering, mungkin aku masih akan tetap tidur.

Panggilannya dari nomor yang tidak dikenal, dengan linglung aku mengangkatnya. Dan terdengar suara seorang gadis yang merdu “Ugie, aku Lulu ……”

“ Lulu ?”

Aku tidak ingat, kapan aku kenal dengan seorang gadis yang bernama Lulu. Gadis itu juga merasakan keraguan aku, sehingga dirinya pun memberikan penjelasan dan berkata,

“Aku adalah asisten Presdir Mirani, namaku Lulu, Apakah kamu telah ingat? Kamu nanti datang ke perusahaan, Presdir Mirani ingin bertemu dengan kamu……”

Aku baru saja ingin menanyakan ada hal apa, siapa sangka terdengar suara “Du Du”. Gadis ini juga tidak peduli apakah aku setuju atau tidak. Dan langsung mengakhiri panggilannya.

Kasus keracunan makanan, hatiku sudah sangat jelas. Pergi bertemu wanita cantik bersepatu hak tinggi, aku tidak merasa tertekan. Setelah semuanya beres. Aku naik MRT, menuju Nogo Internasional.

Asisten Lulu membawa aku ke depan ruangan kantor. Dirinya mengetuk pintu dengan pelan, hingga terdengar suara “Masuk” dari dalam. Lulu baru membawaku masuk dengan pelan-pelan.

Ruangannya sangat besar. Desain gaya Scandinavian, dengan warna dominan putih, terlihat sederhana tanpa kehilangan kemewahan.

Wanita cantik bersepatu hak tinggi memegang sebuah dokumen, dan sedang berdiri di depan jendela kaca berukuran besar penuh. Wanita itu membelakangi kami. Mengetahui ada yang masuk. Tetap saja tidak membalikkan kepalanya.

Ini membuat aku mempunyai waktu yang cukup untuk mengaguminya dari belakang. Harus mengakui. Tampilan belakangnya sangat cantik. Terutama kaki cantiknya yang terbungkus oleh celana jeans. Terlihat ramping, tegak lurus, dan panjang, yang membuatnya memberikan kesan yang sangat indah.

Selalu ada yang berkata, Tuhan itu adil. Tetapi aku tidak begitu menyetujuinya. Wanita cantik bersepatu hak tinggi, tidak hanya muda dan cantik, sebenarnya pada usianya yang muda sudah menjadi seorang Presdir perusahaan periklanan. Bagaimana orang-orang yang seusia dengannya? Masih berjuang untuk hidup. Ini bukan adil, ini bagaikan perbedaan antara bumi dan langit.

Tatapan aku dari tadi terhenti pada kaki panjang wanita cantik bersepatu hak tinggi itu. Tiba-tiba lenganku terasa sakit, aku tidak bisa menahannya dan mengeluarkan bunyi desis. Ketika aku memutarkan kepala, melihat Lulu menatapku dengan mata besarnya, dan berbisik kepada aku “Mengintip Presdir Mirani lagi, hati-hati aku memberitahunya……”

Suara Lulu tidak keras, sepertinya Presdir Mirani tidak mendengarnya.

Aku sambil menggosok lenganku, sambil menatapnya dengan berbisik, “Aku tidak mengintip, Aku melihatnya dengan terang-terangan……”

Aku sambil berkata, sambil memundurkan langkahku. Takut Lulu mencubit aku.

Beberapa saat kemudian, wanita cantik bersepatu hak tinggi membalikkan badannya. Lulu segera menghampirinya dan berkata “ Presdir Mirani, Ugie sudah datang!”

Wanita cantik bersepatu hak tinggi menganggukkan kepalanya, dia tidak melihat aku. Dan langsung kembali ke tempat duduknya. Aku berdiri di depannya, melihat pin namanya tertulis “ Isyana Mirani”. Walaupun sudah berinteraksi dengannya selama beberapa hari, tetapi aku baru saja mengetahui namanya.

Sampai Isyana Mirani menyuruh Lulu untuk keluar, dirinya baru mengangkat kepalanya untuk melihat aku. Dari sebanyak wanita yang pernah aku lihat, Isyana merupakan wanita yang tercantik. Apalagi dengan pakaiannya, terlihat cantik dan juga kemampuannya.

Tidak tahu kenapa, setiap kali bertemu dengan Isyana, aku selalu tidak tahan untuk mengejeknya. Mungkin karena dia terlalu cantik, ditambah dengan kesombongannya yang dingin, membuat aku merasa tertekan. Jadi aku baru bersikap seperti ini untuk menghilangkan rasa rendah diriku.

Tidak menunggu Isyana berkata, aku memulainya dengan berkata “ Presdir Mirani memintaku untuk datang, seharusnya untuk mengembalikan KTP ke aku?”

Bibir Isyana bergerak, dan tersenyum padaku, tetapi ini adalah senyum atau ejekan. Dirinya malahan bertanya kepada aku “Mengapa kamu tidak berpikir, aku memintamu datang, adalah untuk menyelesaikan kasus keracunan makanan?”

Aku tersenyum dengan percaya diri, dan berkata dengan menatap mata cantiknya “ Presdir Mirani sesudah rekanmu dirawat di rumah sakit, dan masih membiarkan rekan yang lain untuk memakan semangka kami. Ditinjau dari sisi ini, sebenarnya Presdir Mirani dari awal sudah mengetahui wanita itu sakit perut, dan tidak ada hubungan apa pun dengan semangka kami…… “

Aku tidak perlu bermain teka-teki dengannya lagi, langsung saja mengungkapkannya.

Isyana tersenyum. Dulu dirinya hanya mencibir dan mengejekku. Ini adalah pertama kali wanita itu senyum kepadaku.

Isyana mengambil KTP aku dari lacinya. Melihat sejenak, dan meletakkan di atas meja. Menggunakan jarinya yang panjang, dan mendorong KTP itu ke depanku. Lalu berkata,

“Sepertinya kamu telah menyelidikinya. Sangat bagus, sebagai seorang planner yang berkualifikasi, tidak boleh hanya bekerja di balik pintu tertutup. Harus professional dalam melakukan riset pasar……”

Aku mengambil KTP dan melihatnya. Lalu aku mengangkat kepala untuk melihat Isyana, dan menunggunya untuk lanjut berkata.

Isyana memiringkan kepalanya. Gerakannya yang elegan, terlihat sangat menawan.

“Pertama yang akan aku sampaikan kepada kamu. Pertaruhan kita kali ini, kamu menang……”

Pada saat ini Isyana, wajahnya terlihat dengan penuh ketulusan. Bisa dilihat, dirinya adalah orang yang menepati janji.

“Kali ini proposal pemasaran semangka yang kamu buat, sangat bagus. Perubahan cara berpikir, yang membuat semangka menjadi laku. Aku memberimu nilai di atas delapan puluh. Selain itu, Aku ingin memberitahu kamu. Mengenai kasus keracunan makanan rekan kami. Seperti yang kamu katakan, rekan itu bukan keracunan makanan. Dirinya hanya radang usus buntu. Alasan semalam aku bertanya kamu mengenai hal ini. Karena aku rasa, seorang planner yang sukses. Selain melakukan pemasaran, juga harus memikirkan segala kondisi yang akan terjadi. Makanya ada adegan seperti semalam, Aku ingin melihat, ketika terjadi kejadian seperti itu. Sebagai seorang planner, bagaimana kamu menanganinya. Tentu saja, cara penangananmu tidak bisa dikatakan sempurna, tetapi masih layak untuk digunakan……”

Aku tersenyum, dan merupakan senyuman pahit!

Setelah sekian lama, ternyata kasus keracunan makanan, hanya merupakan ujian yang diberikan untuk menguji kemampuan aku dalam menghadapi keadaan darurat.

Tetapi aku sedikit penasaran, aku bertanya Isyana “ Presdir Mirani, mengapa hari ini kamu menghentikan ujian ini, dan memberitahu aku semua ini?”

Isyana sedikit tersenyum. Pada samping sudut bibir putihnya, terlihat lesung pipinya yang sangat menawan.

Wanita itu menunjuk ke jendela kaca berukuran besar penuh depan, perlahan-lahan berkata, “Karena semalam, aku melihat ada orang yang membongkar tong sampah……”

Aku juga tersenyum! Tidak disangka ketika aku sedang membongkar tong sampah, dilihat olehnya dari atas.

Isyana selesai berkata, lalu berdiri. Memegang telepon, sambil berkata, “Aku sekarang menyuruh Lulu membawamu ke Departemen HRD. Kamu sudah boleh mulai kerja. Departemen HRD akan menjelaskan mengenai gaji dan fasilitas kepadamu……”

Sambil berkata, jari panjang Isyana sudah hendak menekan tombol panggilan pada pager.

“Sebentar!”

Aku berdiri, dan menggunakan tangan untuk menghalangi tombol itu.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu