Love And Pain, Me And Her - Bab 164 Selingkuh

Gunung di akhir musim gugur, dimana warna daun di hutan itu sudah berubah warna, daun gugur berjatuhan di sepanjang pegunungan. Jika dibandingkan dengan dua bulan lalu, keindahan dari tempat ini menjadi berkurang, dan yang bertambah adalah hawa dingin yang menggigil di akhir musim gugur.

Villa itu masih sama seperti dahulu, semua yang ada di dalamnya bersih dan rapi. Ketika melihat pemandangan yang familiar ini, aku tidak dapat berhenti memikirkan selama satu bulan aku bekerja di sini. Selama satu bulan itu, tim kami sangat kompak dan bersatu dan dapat menghasilkan rencana yang luar biasa.

Melihat aku yang melihat sekeliling, Isyana dengan nakal berkata di belakang, "Kamu merindukan rekan tim mu ya?"

aku tahu yang Isyana maksudkan adalah Raisa.

aku tersenyum dan membawa barang-barang itu ke dapur. Isyana juga mengikutiku, aku pun berkata kepadanya sambil tersenyum, "Kamu tidak usah masuk mengacau ke sini. Lebih baik, kamu pergi ke ruang tamu terlebih dahulu, dan mengerjakan pekerjaan beberapa waktu terakhir. sisanya biar aku yang kerjakan"

Isyana menghela nafas dan mendesah, berpura-pura depresi dan berkata, "Yah! Aku benar-benar orang yang hanya membuat kekacauan. Saat pergi ke dapur di rumah ibuku mengusirku. Dan disini malah kamu yang mengusirku"

Melihat tampang Isyana yang lucu, aku pun sedikit tersenyum. Perasaan ini sangatlah indah !

Kami berdua pergi ke ruang tamu terlebih dahulu. aku menyalakan komputer dan menemukan situs web stasiun TV kota. Sambil berkata aku menunjuk ke konten video di dalamnya, "Yang harus kamu lakukan saat ini sangat sederhana, yaitu menuliskan semua iklan yang disiarkan di TV tahun ini dalam bentuk teks. Tidak perlu terlalu detail, cukup tuliskan nama produk, kata-kata iklan yang utama dan konten iklan."

"Ah? Ini tidak sulit?"

Isyana menatapku dengan wajah kasihan.

aku tertawa, sudah lama tidak merasakan perasaan seperti ini dengan Isyana. aku mengangkat bahu dan dengan sengaja menggodanya, "Kalau begitu kamu masak, aku yang kerjakan?"

Isyana cemberut, "Lupakan saja! Aku bahkan tidak akan bisa makan makanan yang aku masak sendiri "

Sambil mengatakan hal itu, Isyana bertanya lagi kepadaku, "Ugie, apa yang ingin kamu lakukan dengan mencari hal-hal ini?"

aku tersenyum sambil menggelengkan kepala, "Kamu akan tahu nanti"

Bukannya aku mencoba melakukan hal yang misterius, tetapi tidak akan ada gunanya jika sekarang berbicara dengannya. Bahkan kemungkinan terburuk bisa mengalihkan perhatiannya. Sehingga lebih baik tidak memberitahunya sekaligus.

Ketika aku sedang sibuk di dapur. Setelah beberapa saat, Isyana masuk. dia dengan mimik muka yang kesulitan, bersandar di pintu dan menatap aku dengan wajah yang sedih, "Ugie, Iklan nya terlalu banyak. Aku sampai ingin muntah melihatnya, berbagai macam iklan ada disana."

Aku berbalik dan tersenyum pada Isyana. Setelah mengenal Isyana begitu lama, Hari ini dia menampilkan sisi wanita manja di depan aku beberapa kali. Yang membuat aku semakin menyukai perasaan ini.

aku pun tersenyum sambil menatap Isyana, "Kalau begitu kamu tidak perlu melakukannya, lihat aku memasak saja ya "

"Baiklah !"

Isyana pun menyetujui nya dengan gembira.

aku hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala. aku awalnya mencari asisten, Namun dia tiba-tiba merekomendasikan dirinya sendiri, tetapi siapa yang menyangka, setelah dia datang, dia hanya menjadi perintang dalam pekerjaan. Tapi hatiku sangat puas, karena sudah lama kami berdua tidak memilki perasaan yang hangat dan damai seperti ini.

Isyana bersandar di pintu dan menatapku memasak. Tiba-tiba, suara ponsel aku berbunyi dari ruang tamu. Isyana segera mengambil telepon dan dia berjalan sambil tersenyum menatapku. Begitu dia mendekat, dia mengayunkan telepon di depan mataku dan berkata dengan lembut, "Baru saja dibicarakan, mantan anggota tim mu sudah menelpon, Kalian benar-benar sehati ya."

Telepon itu dari Raisa. aku hanya bisa tersenyum canggung. Karena saat ini sedang memasak, tangan aku masih sibuk sehingga Isyana membantu aku menekan tombol di telepon dan meletakkan telepon itu di telinga aku. Sejujurnya, aku tidak pernah berpikir bahwa suatu hari, aku bisa mendapatkan perlakuan seperti ini. Namun aku menjadi agak canggung. Karena apa yang Raisa dan aku katakan akan bisa didengarkan oleh Isyana.

Suara lembut Raisa terdengar di ujung telepon, dan dia bertanya, "Ugie, sudah pulang kerja kan"

aku menjawab dengan samar-samar, "Ya, sedang masak! Terima kasih untuk hari ini ya, jika kamu tidak membantu, mungkin kontrak itu sudah ditandatangani."

aku mengatakan hal ini, pertama karena aku dengan tulis berterima kasih kepada Raisa. Dan yang kedua, aku takut akan ketika berbicara topik lain dengan Raisa dan Isyana akan berpikir hal yang lain. Sehingga paling baik adalah membicarakan masalah pekerjaan.

Raisa hanya menjawab" oh" dengan singkat dan dia pun berhenti bicara. Keheningan Raisa membuatku merasa tidak nyaman. aku melirik singkat ke arah Isyana, dan akhirnya bertanya kepada Raisa, "Raisa, ada apa denganmu?"

Tiba-tiba Raisa berkata, "Kamu tidak bisa berbicara dengan nyaman ya?"

aku melirik Isyana dengan canggung, dan Isyana segera menoleh ke samping. Berpura-pura tidak mendengarku sedang berbicara dengan Raisa.

"Tidak kok, mengapa kamu mengatakan ini?"

Raisa tertawa kecil dan menjawab, "Tidak apa-apa, hanya perasaan saja! Baiklah, tidak ada apa-apa, Kamu kerjakan dulu saja kesibukanmu"

Setelah berkata seperti itu, Raisa langsung menutup teleponnya.

aku sedikit bingung. Panggilan telepon Raisa yang tidak memiliki tujuan membuat hatiku menjadi berantakan. Namun perasaan ini tidak bisa ditunjukan di depan Isyana. aku pun hanya menundukkan kepala melanjutkan masakan aku.

aku bisa merasakan bahwa suasana hati Raisa sedang tidak baik, Dia yang seperti itu membuat aku menjadi tidak nyaman. Walaupun aku sudah berpisah dengan Raisa. Namun dalam hatiku, aku masih peduli padanya. Kepedulian ini tidak ada hubungannya dengan cinta. Perasaan ini adalah kepedulian kepada orang yang dikasihi.

Isyana memegang telepon dan dia berdiri di sampingku. Tiba-tiba dia berkata kepada aku, "Ugie, tidak tahu apakah kamu percaya atau tidak, indra keenam seorang wanita benar-benar akurat. Seperti peristiwa barusan, Raisa dapat merasakan bahwa kamu sedang tidak nyaman berbicara. Sebenarnya waktu aku kembali dari beijing pagi hari itu, tidak tahu mengapa namun hatiku terasa berantakan. Sehingga aku pergi ke rumahmu. Alhasil, aku benar-benar melihatnya, adegan yang paling tidak ingin aku lihat. "

Aku melirik sejenak ke arah Isyana dan menggelengkan kepalaku sambil tersenyum masam berkata, "Presdir Mirani! aku sudah pernah menjelaskannya padamu, Hubungan aku dan Elisna hanya teman biasa. Hari itu pun hanya kebetulan saja."

Isyana hanya cemberut namun dia tidak melanjutkannya. aku tidak tahu apakah dia percaya atau tidak perkataan aku.

Tiba-tiba, Isyana kembali bertanya kepada aku, "Ugie, walaupun kita baru mengenal satu sama lain beberapa bulan, Namun kita sudah beberapa kali bertengkar, Ketika kamu dan Raisa sedang bersama apakah kalian juga sering bertengkar?"

Ini sepertinya telah menjadi pertanyaan wajib bagiku dan Isyana. Ketika kita berdua bersama, dia pasti akan bertanya mengenai Raisa. Tidak bisa jika tidak menjawabnya,aku pun hanya bisa mengatakan yang sebenarnya, "Hanya sekali!"

Isyana tertarik. Dia memiringkan kepalanya dan menatapku, dan dengan sedikit bersemangat bertanya, "Ayo katakan.apa alasannya?"

aku pun melirik Isyana dengan senyum masam, Seorang Presdir sebuah perusahaan,ternyata juga suka bergosip.

aku menaruh sayur di atas piring, dan pada saat yang sama menjawab dengan santai, "Karena aku selingkuh, sehingga bertengkar dengannya."

"Aaa?"

Isyana menatapku dengan heran. Dia sepertinya tidak percaya padaku.

"Kamu selingkuh?"

Aku mengangguk dengan serius.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu