Love And Pain, Me And Her - Bab 435 Ada Sebuah Kesempatan

Ketika membahas makan, Lulu langsung menarik lenganku dan pergi dengan senang. Kami pun naik mobil dan langsung menuju ke restoran seafood di kota.

Sudah lewat jam makan siang dan orang-orang di restoran tidak banyak lagi. Aku meminta pelayan untuk memilih sebuah ruang pribadi. Dan meminta Lulu untuk memesan makanan, aku sengaja mengingatkannya untuk tidak perlu sungkan, kamu bisa memilih makanan apapun yang kamu inginkan.

Setelah makanan dan anggur telah disajikan, aku menuangkannya untuk mereka bertiga. Sambil memegang gelas anggur, aku melihat ketiganya dan berkata "Meskipun kali ini gagal, tetapi ini adalah kegagalan yang patut untuk dirayakan. Ayo, segelas anggur ini bersulang untuk kalian bertiga."

Aku tahu, kalian semua memiliki pertanyaan yang ingin ditanyakan padaku. Tapi lebih baik kita minum gelas pertama ini bersama-sama dulu.

Kami mengobrol sambil makan. Dan Amori masih dengan tampang kerennya yang biasa, dia menatapku dan bertanya "Direktur Ugie, kamu sejak awal telah merencanakan semuanya. Akan mempermainkan Don Juan di proyek ini?"

Aku tersenyum dan menggelengkan kepala, menatap Amori dan berkata "Amori, kamu tidak benar dalam menggunakan kata-kata. Tindakanku kali ini bukan disebut mempermainkan, tindakanku ini disebut dengan bersaing. Kita tidak sekuat SHOPI, jadi wajar saja jika kita kalah."

Begitu aku selesai berbicara, ketiga orang itu langsung tertawa. Lulu berkata dengan samar sambil mengunyah makanan "Ugie, kamu tidak tahu. Saat kamu dan Don Juan melakukan penawaran, aku merasa seperti tidak bisa bernafas, hampir kehabisan nafas. Kejadian itu benar-benar menakutkan."

Aku sedikit tersenyum, memegang gelas anggur dan berkata kepada Lulu "Ayo, Lulu, satu gelas ini aku bersulang untukmu. Kamu melakukan pekerjaan dengan baik hari ini."

Lulu tersenyum penuh kemenangan, mengambil gelas anggur dan bersulang denganku. Kami berdua minum satu tegukan kecil.

Setelah gelas anggur diletakkan, Deren pun bertanya kepadaku "Direktur Ugie, pernahkan kamu membayangkannya? Jika hari ini Don Juan tidak lanjut menawar, apa yang harus kita lakukan jika proyek ini jatuh ke tangan kita?"

Aku tersenyum dan meletakkan sumpitku. Lalu menyalakan sebatang rokok, memandang Deren dan menjelaskan "Hal yang kamu katakan ini, tentu saja harus dipikirkan! Tapi aku mengerti sifatnya Don Juan, dia terlalu sombong. Sombong sampai tidak melihat apapun di sekelilingnya dan hanya ada dirinya di matanya. Dia tidak mengizinkan dirinya sendiri untuk gagal. Dan kebetulan aku menggunakan kelemahannya ini untuk membuatnya terpikat. Menurut rencanaku, awalnya aku berencana membuat artikel pada penawaran proyek. Tapi tak disangka, hari ini Indoma tiba-tiba mengubah metode penawarannya. Perubahan ini, tanpa terlihat, sangat membantuku. Kebetulan aku bisa lebih mudah memanfaatkan kelemahan Don Juan dan lebih efektif dalam melawannya."

Setelah aku selesai berbicara, Amori langsung berkata "Direktur Ugie, aku malah berpikir. Perubahan Indoma ini sepertinya disiapkan khusus untuk Don Juan. Karena dengan begini, Don Juan dapat dengan jelas mengetahui penawaran orang lain. Dan dia dapat lebih efektif dalam menawar. Hanya saja dia tidak menyangka bahwa kamu bertekad untuk berjuang sampai akhir tanpa putus asa dalam menghadapinya."

Kata-kata Amori ini membuat hatiku tenggelam. Apa yang dia katakan adalah apa yang aku pikirkan sebelumnya. Masalah sudah sampai ke tahap ini, aku sudah bisa menilai bahwa Sutan dan Don Juan sudah bernegosiasi terlebih dahulu.

Saat aku mengetahui Sutan dan Don Juan saling bekerja sama, hatiku tiba-tiba menjadi kosong. Sutan adalah sahabat terbaikku, tapi malah berkumpul bersama dengan orang yang paling kubenci. Ini adalah hal yang tidak ingin aku lihat. Mengambil gelas anggur dan meminum sisa anggur dalam satu tegukan.

Lulu di samping melihat suasana hatiku yang tampak sedikit aneh dan dia pun bertanya "Ugie, kamu langsung jawab saja. Jika Don Juan tidak lanjut menawar, apa yang harus kita lakukan jika proyek ini jatuh ke tangan kita?"

Sambil menuangkan anggur, aku melirik Lulu sekilas. Dengan pelan berkata "Jika proyek ini jatuh ke tangan kita, maka aku hanya bisa melanggar kontrak. Kita ikut penawaran ini atas nama PT. Nogo. Dan PT. Nogo sekarang hanya tersisa satu cangkang kosong saja, bahkan jika itu diklaim, Indoma juga tidak bisa mendapatkan apa-apa. Paling-paling kita akan memberikan studio kita kepada mereka."

Ketika Lulu mendengar ini, dia meletakkan sumpitnya dan menatapku dengan senyum masam "Ugie, studio baru saja berjalan lancar dan kamu berani bertaruh seperti itu. Nyalimu juga terlalu besar."

Melihat Lulu, aku sedikit tersenyum. Apa yang dikatakan Lulu itu benar, tetapi beginilah namanya bertaruh kecil dan besar, jika kamu tidak berani mempertaruhkan segalanya, bagaimana kamu bisa berani duduk untuk mendapatkan banyak uang?

Sebelumnya, aku selalu punya sebuah rencana di hatiku. Hanya saja waktunya masih belum tepat, jadi aku tidak memberitahu semua orang. Melihat semua orang memiliki semangat yang cukup tinggi hari ini, aku pun memandang semua orang dan berkata "Amori dan Lulu dulunya adalah rekan kerjaku dan mereka tahu lebih banyak tentang diriku. Kalian seharusnya tahu, biasanya aku akan mempersiapkan jalan terakhir dalam melakukan setiap hal. Kali ini juga sama, jika aku kehilangan studio. Aku juga memiliki rencana selanjutnya."

"Apa rencanamu?"

Ketiganya bertanya padaku hampir berbarengan.

Aku memegang gelas anggur dan menggoyangkannya dengan pelan. Setelah beberapa saat, aku baru berkata dengan perlahan "Selama kalian bersedia, aku akan membawa kalian untuk bergabung dengan tim orang lain. Memulai bisnis baru."

Begitu kata-kataku dikeluarkan, mereka bertiga terkejut. Mereka bertiga saling memandang dan Lulu segera berkata "Aku tidak masalah, selama kamu menginginkanku, aku akan mengikutimu kemanapun kamu pergi."

Deren tersenyum acuh tak acuh, dia berkata dengan pelan "Selama Direktur Ugie tidak masalah, aku akan sangat bersedia berkarir dengan Direktur Ugie."

Amori bukan tipe orang yang suka mengungkapkan pendapatnya. Dia menatapku dan bertanya dengan perlahan "Ugie, apakah kamu sudah memikirkannya dengan baik, arah perkembangan studio selanjutnya."

Aku sedikit mengangguk dan berkata dengan pelan "Ya! sekalipun studio kita berkembang pesat, pada akhirnya akan berkembang menjadi perusahaan periklanan. Tapi mungkin butuh proses panjang di dalamnya, bisa jadi itu tiga tahun, atau bisa jadi lima tahun, bahkan sepuluh tahun. Waktunya benar-benar terlalu lama. Dan sekarang yang ada di hadapanku, ada sebuah kesempatan. Aku tidak mau melewatkannya lagi."

Berbicara sampai sini, aku berhenti sejenak. Lulu langsung bertanya "Kamu katakanlah, kesempatan apa?"

Aku sedikit tersenyum, menatapnya dan berkata "Jangan terburu-buru, aku juga sedang menunggu. Tunggu sampai orang itu datang mencariku sendiri."

Sebenarnya kesempatan apa yang aku katakan itu, mereka bertiga tidak ada yang mengerti. Siapa orang yang sedang aku tunggu, mereka juga tidak mengetahuinya. Bukannya aku ingin sengaja menyembunyikannya, tetapi karena orang itu belum muncul sekarang dan aku tidak bisa mengatakan hal itu terlalu dini.

Sebenarnya, orang yang aku tunggu ini adalah Papang. Meskipun aku belum mengetahui jelas tentang perusahaannya, tapi bahkan Viali pun optimis dengan proyek tersebut, sehingga prospek perkembangannya tidak perlu dikatakan lagi. meskipun terakhir kali aku menolak Papang, tetapi kemudian Viali di pasar malam, sekali lagi membahas denganku tentang masalah ini. Aku tahu bahwa Papang pasti telah mengatakan sesuatu kepada Viali . Jika tidak, Viali tidak akan membujukku untuk bergabung dengan perusahaannya Papang.

Tetapi aku juga tidak bisa mencarinya dahulu, aku harus menunggu dia yang mencariku. Hanya dengan cara ini, aku baru bisa menjamin nilai diriku. Baru bisa memberikan penjelasan kepada karyawan lain di studio. Aku tidak mungkin pergi sendiri dan meninggalkan orang-orang ini begitu saja. Ini bukan gayaku dalam melakukan sesuatu.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu