Love And Pain, Me And Her - Bab 310 Poker Face

Ketika aku selesai mengucapkannya, laki-laki yang memimpin itu langsung bersuara. Dia mencibir dan dengan wajah yang tidak percaya berkata kepadaku," Jangan mencoba membohongi kami, kami sudah mendengarnya. Nogo bukanlah tidak mempunyai uang namun mereka sudah memindahkan uang mereka dan membuka perusahaan ini. Jangan mengira kami tidak tahu, perusahaan ini bisa dibuka karena menggunakan gaji kami."

Perkataannya membuatku terpana. Kali ini aku baru mengerti mengapa mereka meminta uang ke workshop ku ini. Aku tidak tahu siapa yang menyebarkan rumor itu namun aku tidak memiliki niat untuk menelusurinya saat ini.

Aku mengerutkan kening, sambil tersenyum masam berkata kepada mereka," Siapa yang memberitahu kalian masalah ini?"

Laki-laki yang memimpin itu masih terus mencibir dan berkata," Tidak usah pedulikan siapa yang memberitahu yang paling utama kami sudah mengetahuinya."

Orang ini sepertinya tidak bisa dijelaskan.

Karena tidak bisa menghubungi Isyana dan sebentar lagi acara perayaan akan dimulai. Aku berusaha dengan sabar menjelaskan kepadanya," Kak, aku akan memberitahukan hal yang sebenarnya. Aku dulu adalah karyawan dari Nogo namun aku hanyalah seorang karyawan biasa. Saat ini aku membuka workshop ini sendiri, anda bisa melihat izin perusahaan yang tertulis namaku. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan Nogo. Jika kalian menginginkan uang, kalian benar-benar mencarinya ke tempat yang salah."

Sambil mengatakan ini aku bangkit berdiri dan mengambil izin perusahaan dan menyerahkan untuk memperlihatkannya kepada orang itu. Dia sedikit kaget. Namun masih tampak keraguan di wajahnya.

Lulu juga agak panik, dia pun segera menjelaskan dan berkata," Pak, aku adalah karyawan dari Nogo, saat ini adalah asisten dari Presdir Mirani. Aku bisa membuat pernyataan, Ugie dan workshop miliknya ini sama sekali tidak ada hubungan dengan Nogo kami. Bagaimana jika setelah aku berhasil menghubungi Presdir Mirani. Aku akan berkomunikasi dengan perusahaan konstruksi luar. Gaji kalian pasti tidak akan ada masalah, masalah ini mohon kalian bisa tenang."

Lulu awalnya ingin membantuku. Siapa yang menyangka ketika dia berkata seperti itu, laki-laki itu langsung merespon. Dia menatapku dan Lulu dan berkata dengan tidak puas," Masih bicara tidak ada masalah. Asisten dari bos pun datang ke acara pembukaan ini. Aku rasa perusahaan ini adalah milik Nogo. Pilihannya adalah Presdir Mirani datang kesini atau memberikan uang kami sekarang juga. Jika tidak kami tidak akan meninggalkan tempat ini."

Sambil mengatakannya dia langsung berjalan ke arah sofa. Dengan ekspresi wajah yang tidak peduli dengan apapun lagi.

Hatiku terasa sedikit marah, walaupun aku berusaha mengerti situasi mereka. Bagaimanapun juga mereka tidak mendapatkan gaji mereka ketika aku bekerja disana selama satu tahun. Jika ditukar dengan orang manapun pasti tidak akan bisa menerima nya.

Namun saat ini aku lebih fokus untuk mencari Isyana dan masalah acara pembukaan perusahaan ini. Ketika memikirkannya aku pun segera bangkit berdiri. Sambil memandang pria itu dan berkata dengan wajah yang datar,

" Kak, aku akan mengatakan ini untuk terakhir kalinya, aku sama sekali tidak mengetahui masalah ini, workshop ku ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Nogo. Jika anda masih tidak mau pergi dari sini. Aku akan segera melapor ke polisi."

Sejujurnya, aku juga tidak mempunyai pilihan lain.

Ketika menyebut akan melapor polisi, laki-laki yang berdiri di belakangnya segera bergumam dan berkata," Kak, lebih baik kita mencari orang bermarga Mirani itu saja. Perusahaan ini sepertinya bukan milik Nogo."

Laki-laki yang memimpin itu pun mulai sedikit ragu. Aku yang sedang memegang telepon berkata kepada mereka," Begini saja! Kalian berikan nomor kalian dan pulang terlebih dahulu. Aku berjanji kepada kalian asalkan aku sudah bisa menghubungi Presdir Mirani, aku pasti akan langsung menghubungi kalian. Selain itu Nogo bukanlah perusahaan yang tidak bisa dipercaya. Masalah ini pasti akan diselesaikan oleh Presdir Mirani."

Mereka juga tahu, jika mereka tinggal disini pun tidak akan ada hasilnya. Bagaimanapun izin perusahaan sudah jelas tertulis namaku. Mereka pun berdiskusi terlebih dahulu dan kemudian pimpinan mereka berkata," Kalau begitu kali ini aku akan percaya kepadamu, tapi harus cepat ya! Jika tidak secepatnya diselesaikan, kami akan langsung pergi ke rumah Presdir Mirani!"

Aku pun segera mengangguk. Melihatku yang menyanggupi permintaan mereka, mereka baru meninggalkan kantor ini.

Ketika mereka sudah keluar dari ruangan, aku dengan wajah yang gelap berpikir dan kemudian bertanya kepada Lulu," Lulu, coba telepon Isyana kembali. Jika masih tidak bisa dihubungi, hubungi Bibi Salim . Tapi jangan beritahu masalah ini kepada Bibi Salim , hanya tanyakan padanya apakah dia tahu dimana Isyana saat ini?"

Walaupun biasanya Lulu suka bercanda denganku. Namun melihat kali ini aku serius, ekspresi wajahnya pun juga menjadi serius. Mungkin saat ini dia kembali menganggapku sebagai atasannya, dia segera menganggukan kepala, mengambil telepon dan langsung menghubungi mereka.

Sayangnya hasilnya tidak sesuai dengan yang diinginkan, telepon Isyana masih dimatikan. Dan Bibi Salim tidak tahu dimana Isyana saat ini, dia mengira Isyana masih berada di perusahaan. Setelah meletakkan telepon, Lulu dengan wajah tanpa daya menatapku dan aku terus mengerutkan kening sambil merokok. Setelah memikirkannya sejenak aku kembali berkata," Kalau begitu hanya bisa menunggu dahulu, setelah pesta ini selesai baru mencoba menghubunginya lagi."

Sebenarnya hatiku terasa sedikit marah. Terjadi masalah sebesar ini telepon Isyana masih dimatikan? Dia tidak mungkin bersembunyi karena ketakutan kan? Kalau begitu kemana dia pergi saat ini? Apakah dia sedang mencari uang? Semua ini hanya bisa mendapatkan jawaban setelah menemukannya."

Aku dan Lulu keluar dari kantor. Aula di luar masih ramai seperti biasa. Menyuruh Robi untuk menyambut tamu, mungkin ini adalah keahlian darinya. Pertama dia adalah orang yang sangat mudah mengobrol dan memiliki daya humor yang tinggi. Dia dapat dengan cepat mencairkan suasana. Selain itu orang ini benar-benar tega. Alkohol dengan nilai jutaan rupiah di rak sudah dia buka dua hingga tiga botol.

Awalnya hatiku sangat cemas, wajahku juga dipenuhi kebingungan. Namun ketika keluar ruangan, aku segera tersenyum dan menenangkan ekspresi di wajahku. Tidak ada pilihan lain, demi mencari seorang pebisnis yang sukses. Aku harus belajar untuk menyembunyikan ekspresi dan membuat ekspresi itu tidak terlihat di wajahku.

Ketika aku keluar, Kalin dan Robi segera berjalan ke arahku sambil membawa alkohol. Ketika sudah sampai di sisiku dengan berbisik berkata," Ugie, apa yang terjadi, mengapa masih terlibat dengan Nogo kami?"

Bagaimanapun Kalin adalah karyawan dari Nogo, dia sangat peduli dengan masalah yang terjadi di Nogo.

Aku tersenyum kepada Kalin dan sambil berbohong berkata kepadanya," Ada satu proyekku yang dahulu timbul sedikit masalah, namun sudah selesai. Hanya kesalahpahaman kecil dan sudah ditangani."

Aku tidak ingin orang banyak mengetahui masalah ini. Bagaimanapun ini akan menghasilkan efek negatif bagi nama baik Nogo. Tidak ada cara lain selain berbohong dan menimpakan tanggung jawab itu ke atas kepalaku.

Orang yang datang untuk perayaan perusahaan ini melihat aku sudah keluar langsung bertanya kepadaku," Pak Ugie, kapan acaranya akan dimulai ya?"

Aku melihat waktu. Waktu awal ditetapkan adalah pukul 11.18, namun saat ini sudah lebih dari pukul dua belas. Aku pun tidak lagi menghitung waktu dan langsung berkata kepada mereka," Sebentar lagi akan dimulai!"

Pada awalnya aku ingin mengundang orang-orang itu untuk keluar. Namun tiba-tiba ada beberapa orang yang masuk kedalam. Dan orang yang berdiri di paling depan ternyata adalah Don Juan.

Ketika melihat Don Juan, Robi sambil mencibir berkata dengan jijik kepadaku," Ugie, kamu tidak mengundang orang itu juga kan?"

Aku menggelengkan kepalaku dengan perlahan. Hatiku juga merasa aneh, bagaimana bisa Don Juan datang kesini tanpa diundang?

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu