Love And Pain, Me And Her - Bab 539 Kejutan

Sambil mengatakannya, Bibi Salim kembali dengan mendesah menggelengkan kepala.

Masalah zaman dulu yang dibicarakan oleh ayah dan Bibi Salim, hampir semuanya diketahui ibu. Dia terus mempertahankan senyuman dan duduk mendengarkan di samping, sama sekali tidak berkata apapun.

Dan aku dan Isyana di samping justru sangat bingung. Aku menahan rasa penasaran di dalam hati dan tidak bertanya lagi kepada ayah. Namun Isyana tidak tahan, dia dengan suara ringan berkata kepada Bibi Salim,"Bu, kamu dan Paman Arman sudah kenal sejak awal?"

Bibi Salim menatap singkat Isyana, dia dengan tersenyum menjawab:"Tidak hanya kenal, pada awalnya Paman Armanmu ini adalah salah satu pendiri dari Nogo. Sejak awal pendirian Nogo, Paman Armanmu ini sudah bersama dengan kita."

Perkataan Bibi Salim ini membuat Isyana terkejut. pada saat yang sama aku juga merasa sangat kaget. Ayah adalah orang yang suka mengingat masa lalu, dia sering menceritakan kepadaku ceritanya pada masa lalu. Namun potongan pengalaman ini sama sekali tidak pernah dibicarakan olehnya.

Aku melihat ayahku secara singkat, dia masih tersenyum namun tidak membalas perkataan Bibi Salim.

Pelayan mulai menyajikan makanan, kami pun masih mengobrol secara ringan. Namun selama percakapan ini, Ibu terus terdiam, hanya duduk sambil tersenyum dan mendengar percakapan kami.

Membuka anggur merah dan menuangkan kepada mereka bertiga. Aku dan Isyana membawa mobil sehingga kami berdua tidak minum. Kami masih terus mengobrol santai dan tiba-tiba terdengar ayah yang berkata"Kak, mungkin seperti apa yang kamu bicarakan sebelumnya, dunia ini terlalu sempit. Aku pun sama sekali tidak menduga, Ugie bisa bersama dengan Isyana. untuk masalah kedua anak ini, pandanganku dan istri sama, tidak akan campur tangan."

Perkataan ayah ini membuat aku dan Isyana saling bertatapan dan tersenyum. Sebenarnya keluargaku adalah sebuah keluarga dengan gaya demokratis. Jangankan yang aku cari adalah Isyana, jika yang aku cari adalah laki-laki pun, aku menduga selain mereka sedikit sedih, namun tidak akan terlalu banyak campur tangan.

Bibi Salim yang mendengar perkataan dari ayah ini menganggukan kepala sambil sedikit tersenyum. Ayah melanjutkan dan berkata:"Namun kekhawatiranku saat ini adalah apakah Presdir Mirani mengetahui hubungan Ugie dan Isyana, apa yang dia pikirkan? Aku berpikir hari ini bisa bertemu dengan Presdir Mirani, sayangnya dia tidak datang."

Ketika ayah mengatakannya, Bibi Salim hanya tersenyum canggung. Bagaimanapun Isyana mengundang ayahnya. Namun dibawah tekanan ibunya, Djarum akhirnya tidak datang.

Bibi Salim menyesap anggur. Setelah meletakkan gelas, dia menatap ayah dan berkata:"Arman ,kamu juga sudah tahu mengenai masalahku dan Djarum, aku tidak akan berbicara banyak. Aku hanya akan memberitahumu satu hal, masalah Isyana ini terutama masalah besar seperti pernikahan, pasti tidak akan diatur oleh Djarum. Sejak aku bercerai dengannya, aku sudah tidak berencana untuk melibatkannya dalam masalah besar seperti pernikahan ini. Pandanganku sama seperti kalian, asalkan kedua anak ini saling mencintai, ketika mereka bersama mereka bisa bahagia. Sisanya tidak akan aku permasalahkan."

Aku dan Isyana kembali saling bertatapan dan sedikit tersenyum. Walaupun masalah pernikahan adalah masalah kami berdua,namun siapapun akan berharap pada pernikahan kita ini bisa mendapatkan persetujuan dari orang yang dikasihi. Saat ini pandangan dari Bibi Salim dan orang tuaku sudah jelas, sepenuhnya mendukung kami. Hal ini membuatku dan Isyana sangat gembira. Aku bahkan sudah mulai memikirkan pernikahan seperti apa yang aku dan Isyana akan lakukan?‘

Ketika sedang memikirkannya. Tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan ketika menyuruh masuk aku melihat pelayan yang masuk dengan hati-hati, berdiri di depan pintu dan dengan sopan berkata:"Maaf mengganggu. Ada seorang tamu yang berkata mencari anda."

Kehadiran pelayan adalah hal yang normal, namun perkataan yang dia ucapakan di belakangnya menarik perhatian semua orang. Kami semua pun melihat ke arah pintu. Kemudian muncul bayangan seorang yang besar namun terlihat sedikit lemah muncul di depan pintu.

Kemunculan orang ini terlihat membuat kami semua sangat terkejut. Tidak ada yang pernah memikirkan kehadiran tiba-tiba dari Djarum. Bagaimanapun sebelumnya Isyana sudah mengatakan bahwa ayahnya sudah setuju untuk tidak datang. Sepertinya Djarum mengatakan itu sebelumnya hanya untuk menenangkan Bibi Salim, ketika santapan ini sudah berada di pertengahan, dia baru datang. Dengan begitu Bibi Salim pun tidak akan bisa melakukan apapun.

Aku sebelumnya sudah pernah bertemu dengan Djarum dua kali. Jika dibandingkan sebelumnya, dia terlihat menjadi lebih tua, terutama cara jalannya yang menjadi lebih lambat. Walaupun dia dan orang tuaku berasal dari zaman yang sama, namun jika dilihat terlihat lebih tua dari orang tuaku.

Selain Bibi Salim, kehadiran Djarum membuat kami semua langsung berdiri. Respon Isyana lebih cepat, dia segera berjalan mendekat dan menopang Djarum, dengan terkejut bertanya:"Ayah, bukankah anda mengatakan bahwa anda tidak datang? Bagaimana bisa tanpa mengatakannya sebelumnya tiba-tiba sudah ada disini?"

Djarum tidak melihat kami, dia mengalihkan pandangan menatap Isyana dan dengan wajah yang damai berkata:"Hal besar putriku sendiri, aku sebagai ayah setidaknya harus hadir kan. Jika tidak orang lain akan memandang aku sebagai ayah yang tidak bertanggung jawab."

Dapat dirasakan kasih sayang Djarum terhadap Isyana. Namun aku sedikit penasaran, Djarum sangat menyayangi Isyana, mengapa ketika Nogo terjerat masalah, Djarum sama sekali tidak menunjukkan sikapnya ini kepada Isyana? Hingga pada akhirnya baru Djarum menyuruh Isyana untuk bekerja di perusahaan.

Ketika Djarum mengatakan ini, terdengar BIbi Salim yang mendengus, dengan wajah yang merendahkan berkata:"Tanggung jawab? Aku tidak tahu beberapa tahun belakangan ini kapan kamu sebagai ayahnya pernah bertanggung jawab?"

Perkataan Bibi Salim ini langsung membuatku dan Isyana menjadi canggung. Namun Djarum seakan tidak mendengar, dia juga tidak melihat Bibi Salim dan hanya berdiri di tempatnya sebelumnya dan menatap ayahku. Kedua orang ini sudah mengenal sejak dulu, Namun setelah puluhan tahun tidak bertemu, kedua orang ini tidak berkata apapun dan hanya saling menatap seperti ini.

Setelah beberapa saat, ayah baru dengan tersenyum menatap Djarum dan terlebih dahulu berkata:"Presdir Mirani, sudah lama tidak bertemu, anda masih tetap bergaya seperti sebelumnya ya?“

Ayah menyampaikan salam. Namun tidak ada ekspresi apapun dalam wajah Djarum. Dia menatap ayah dan kemudian menatap ibu. Setelah beberapa saat dia baru berkata:” Benar-benar cepat ya sudah hampir tiga puluh tahun. Tidak menyangka kita akan bertemu di situasi seperti ini."

Ayah tersenyum, tidak melanjutkan perkataan Djarum. Dan ibu berdiri di samping ayah tanpa ekspresi dan tidak mengatakan apapun.

Walaupun aku sudah pernah melihat Djarum, namun dia belum pernah melihatku. Aku juga tidak pernah mengucapkan salam dengannya. Bagaimana hubungannya dengan Bibi Salim, bagaimanapun dia adalah ayah Isyana. Sehingga aku pun maju ke depan, secara aktif memberi salam kepadanya:"Paman Mirani, namaku Ugie. Sebelumnya sudah pernah bertemu dengan anda."

Djarum baru kali ini mengalihkan pandangannya dan menatapku. Namun dalam pandangannya membuatku tidak nyaman. Ini adalah sebuah pandangan yang dipenuhi penilaian dan memilih. Seakan dalam pandangannya aku adalah seorang penjahat.

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu