Love And Pain, Me And Her - Bab 623 Karena Cinta

Melihat wajah bangga Sutan, aku merasa semakin jijik. Mereka menggunakan metode ini untuk menindas Isyana, hasil akhirnya kemungkinan besar adalah kehancuran Djarum Group.

Aku perlahan berdiri dan berjalan ke meja di depan Sutan. Aku tidak melihat Sutan, tapi melihat dengan seksama meja dan kursi yang diduduki Sutan.

Tindakanku membuat Sutan kebingungan. Dia mengerutkan kening, menatapku, berkata dengan nada tidak senang, "Ugie, jangan bertingkah aneh di sini. Katakan langsung apapun yang ingin kamu katakan."

Aku mencibir sambil mengangkat kepala. Tapi aku tetap tidak melihatnya, melainkan berjalan ke jendela panjang. Melalui kaca, aku melihat pemandangan di luar. Beberapa saat kemudian, barulah aku berkata: "Dua bulan yang lalu, Direktur Djarum pernah meminta aku untuk bertemu di sini. Kami mengobrol banyak hal pada malam itu."

Sambil berkata, aku menoleh untuk melihat Sutan, lalu melanjutkan: "Pada saat itu, dia duduk di kursimu itu. Aku masih dapat mengingat dengan jelas bagaimana penampilannya saat itu, serta nada suaranya saat berbicara dengan aku."

Usai itu, aku melihat ke belakang Sutan. Gerakan aku kelihatan seolah Djarum berdiri di belakang Sutan. Sutan merasa tidak nyaman dengan kata-kataku. Dia menyulut rokok dengan gerakan tidak natural. Tepat ketika dia ingin berbicara, aku berkata lebih dulu: “Sebenarnya saat itu Direktur Djarum sudah bilang apa rencananya terhadap Djarum Group di masa depan. Apa yang dia katakan kepadaku saat itu adalah satu-satunya pewaris Djarum Group adalah Isyana."

Begitu aku mengucapkan kata-kata itu, aku langsung menatap Tyas lagi. Aku melanjutkan: “Tetapi aku harus mengakui bahwa Direktur Djarum memiliki hati yang baik. Walaupun dia ingin menyerahkan hak kepemilikan Djarum Group kepada Isyana, tetapi dia tidak melupakan istrinya, yaitu Direktur Tyas. Saat itu Direktur Djarum juga mengatakan bahwa Direktur Tyas tidak memiliki anak. Dia bermaksud memberikan sejumlah uang kepada Direktur Tyas untuk memastikan bahwa Direktur Tyas hidup berkecukupan di masa depan, terus menjalani kehidupannya yang kaya. Sayangnya, Direktur Djarum tidak menyangka Direktur Tyas bakal memperebutkan tahta bahkan sebelum tulang-tulangnya belum rapuh. Direktur Tyas menggunakan surat wasiat palsu untuk mendapatkan hak kepemilikan yang seharusnya menjadi milik Isyana."

Sebelum aku selesai berbicara, Sutan segera menyela. Dia berkata dengan kesal: "Ugie, jangan berpura-pura di sini. Apakah kamu dapat membuktikan bahwa Djarum benar-benar mengatakan itu kepada kamu? Jika tidak ada, aku sarankan kamu untuk tidak mengatakan hal-hal yang tidak berguna seperti ini di masa mendatang. Kamu lebih baik menggunakan energi itu untuk memikirkan apa yang harus dilakukan Isyana sekarang?"

Begitu kata-kata Sutan diucapkan, aku tersenyum. Aku menoleh ke Sutan, perlahan menggelengkan kepalaku. Selanjutnya, aku berjalan menuju Isyana, berbisik kepadanya:

"Isyana, ayo kita pulang."

Isyana tercengang. Dia jelas tidak menyangka bahwa aku akan tiba-tiba mengajaknya pulang pada saat seperti ini. Tetapi dia tetap mendengarkan aku. Begitu aku selesai berbicara, dia berdiri.

Tindakan kami berdua sepenuhnya berada di luar dugaan Tyas dan dua orang lainnya. Sebelum kami pergi, Tyas langsung berteriak kepada Asisten Han yang ada di depan pintu: "Han, kunci pintunya. Kalau pembicaraan hari ini tidak menghasilkan sebuah kesimpulan, jangan berharap untuk keluar dari pintu itu."

Asisten Han mendengarkan Tyas. Begitu Tyas selesai berbicara, Asisten Han berbalik dan mengunci pintu.

Melihat sikap agresif Tyas, Isyana berkata dengan dingin: "Tyas, lupakan angan-anganmu itu. Aku tidak akan menyetujui permintaanmu."

Isyana memang sangat keras kepala, apalagi sekarang dia sedang menghadapi Tyas yang paling dibencinya. Dia tentu menolak untuk menyerah dengan mudah.

Sutan juga berdiri. Dia menatapku dan Isyana dengan tatapan dingin, berkata dengan sengit: "Baiklah. Kalau kamu tidak setuju, tidak ada satu pun dari kita yang bisa meninggalkan ruangan ini. Setelah semuanya selesai dibicarakan, belum terlambat bagi kita semua untuk meninggalkan ruangan ini."

Setelah itu, Sutan berkata kepada Asisten Han yang ada di depan pintu: "Han, hari ini kamu bertanggung jawab untuk menjaga pintu dengan baik. Kita sama-sama menghabiskan waktu di sini. Kalau sudah ada hasil, barulah kita semua boleh keluar."

Karena tidak ada cara untuk meyakinkan Isyana, mereka mulai menggunakan metode seperti ini. Isyana menatapku dengan cemas. Tetapi aku tersenyum tipis, menoleh ke Asisten Han dan melanjutkan: "Sebenarnya aku tidak ingin melanjutkan pembicaraan ini. Tetapi sekarang tampaknya aku harus lanjut menceritakan kisah ini."

Sutan mendengus dingin. Dia memiringkan kepala, menatapku dengan provokatif, "Oke, kamu bisa melanjutkannya. Lagipula tidak ada yang boleh keluar dari sini. Aku akan menganggap kamu sedang menceritakan dongeng."

Aku mencibir, mengambil rokok di atas meja di ruangan Sutan. Setelah aku menyalakan rokok dan menyesapnya, aku perlahan berkata: “Ketika aku mengetahui bahwa Direktur Djarum meninggal dunia secara mendadak, aku sangat terkejut. Meskipun aku tahu kondisi kesehatannya kurang baik, tapi aku sangat heran mengapa dokter kesehatan yang begitu unggul seperti Asisten Han tidak bisa menyelamatkan Direktur Djarum? Setelah dipikir-pikir, aku mendapatkan satu alasan.”

Setelah itu, aku mengalihkan pandanganku ke Asisten Han lagi. Harus diakui bahwa mental Asisten Han sangat bagus. Menghadapi tatapanku yang tajam, raut mukanya sama sekali tidak berubah, tidak berbeda seperti biasanya.

Aku menyesap rokok, berjalan perlahan ke hadapan Asisten Han. Aku menatapnya dan bertanya, "Asisten Han! Berdasarkan kemampuanmu, menurutmu jabatan seperti apa yang bisa diduduki kamu di Djarum Group?"

Asisten Han sekilas melihatku, lalu memalingkan muka ke samping. Dia sama sekali tidak berniat menjawab pertanyaanku. Aku juga tidak kesal. Aku melihat Asisten Han dan berbicara dengan pelan.

"Asisten Han adalah siswa terbaik di universitas kedokteran. Setelah lulus, kamu juga sangat unggul di rumah sakit terbaik di provinsi ini. Sesuai kualifikasi dan kemampuanmu, jika kamu lanjut bekerja di rumah sakit, kamu pasti akan sangat sukses di bidang medis dengan hanya memakan waktu beberapa tahun."

Segera setelah aku mengucapkan beberapa kalimat itu, ekspresi Asisten Han akhirnya berubah. Sudut mulutnya berkedut beberapa kali, tapi semua itu segera kembali normal. Aku lanjut berkata, "Tetapi Asisten Han malah tiba-tiba melepaskan masa depan cerahmu dan menolak permintaan pemimpin rumah sakit yang berusaha membujukmu untuk tinggal di rumah sakit. Kamu bekerja di sisi Direktur Djarum sebagai dokter kesehatan pribadinya. Jika hal ini terjadi pada orang lain, orang-orang mungkin akan berpikir bahwa Asisten Han bekerja di sisi Direktur Djarum karena ingin mendapat lebih banyak uang. Tapi setahu aku, Asisten Han bukanlah orang yang peduli dengan uang. Lalu kenapa Asisten Han tiba-tiba mengambil keputusan seperti itu?"

Sambil berkata, aku mengambil satu langkah untuk mempersempit jarak antara aku dan Asisten Han. Aku menatapnya dengan erat. Asisten Han sama sekali tidak melihatku, dia menatap lurus ke depan tanpa berekspresi. Aku tersenyum ringan, menjawab pertanyaanku sendiri, "Ini sangat gampang! Asisten Han melakukan ini karena cinta!"

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu