Love And Pain, Me And Her - Bab 120 Saran Yang Tulus

Aku dan Kalin keluar bersamaan dari kantor Direktur Nasir. Begitu keluar, Kalin menarik napas. Mengulum bibirnya, dia berkata dengan tidak puas, "Direktur Nasir ini! Benar-benar memperlakukan perusahaan sebagai sebuah organisasi. Setiap hari menekuk wajahnya, bahkan tidak ada senyum. Seolah-olah seseorang berhutang uang padanya. Sangat melelahkan berkomunikasi dengannya ”

Aku tertawa, tidak menjawab kata-kata Kalin. Bagaimanapun juga ini adalah tempat bekerja, membicarakan atasan sendiri di belakang adalah hal yang tabu. Tentu saja, Kalin boleh tidak peduli. Bagaimanapun, dia dicintai di PT. Nogo Internasional, sales kelas elite.

Tadinya aku mau naik taksi ke stasiun TV kota. Kalin juga tahu, dia memandangku dan berkata, "Ugie, kebetulan aku juga akan pergi. Kamu naik mobilku saja, aku akan mengantarmu, sepanjang perjalanan aku mau berbicara denganmu.”

Aku tersenyum menyetujui, pergi bersama dengan dia.

Mobil Kalin adalah Honda CRV warna putih. Begitu naik mobil, Kalin langsung memakai kacamata hitam. Dia mengemudikan mobil keluar dari tempat parkir. Begitu saya sampai di jalan utama, kecepatan melambat karena ada banyak mobil. Kalin mengemudi perlahan dan menatapku, dia berkata sambil tersenyum, "Ugie, katakanlah. Bagaimana caranya aku berterima kasih padamu?"

Tidak menunggu aku menjawab, Kalin tiba-tiba berkata, “Pertama membagiku setengah proyek KIMFAR, kemudian memberikanku hadiah khusus. Ugie, apakah kamu tidak suka uang?"

Kalin tidak bodoh! Dia pasti tahu bagaimana dia bisa memenangkan hadiah. Tapi yang tidak dia duga adalah ketika dia mengatakan ini, hatiku sedang meneteskan darah. Aku bukan orang bodoh, tentu saja aku suka uang! Tetapi aku masih mencoba untuk tetap tenang, berpura-pura menjadi hambar dan ringan, berkata, "Tentu saja aku suka uang, tetapi aku mengerti satu prinsip! Seseorang tidak harus selamanya mencari uang"

Aku pura-pura bermurah hati, malah membuat Kalin tertawa, tetapi dia segera bertanya, "Masih belum mengatakan bagaimana aku membalasmu? Tapi aku beritahu kamu, uang yang sudah masuk ke sakuku, kamu jangan harap aku akan mengeluarkannya. Kecuali ini, yang lain boleh. Apakah kamu ingin berhubungan seks untuk sementara waktu, atau kamu ingin aku hidup denganmu? "

Kalin selesai berbicara, tertawa, menatapku sebentar. Dia tersenyum dengan berani dan murahan.

Aku tidak berani menanggapi dengan sembarangan lelucon yang setengah serius setengah bercanda darinya. Bagaimanapun juga, Isyana telah menyebutkannya beberapa kali, mengatakan bahwa aku baik pada Kalin. Bersedia membaginya proyek, juga membiarkan dia memenangkan hadiah. Sejak Isyana berkata, itu membuktikan bahwa dia peduli. Aku tidak ingin salah paham dengan Isyana karena ini.

Aku memikirkannya, melirik Kalin, langsung berkata, "Tidak perlu membalas. Tapi kamu jangan lupa, taruhan pada saat resepsi hari itu, kamu kalah. Setelah aku memikirkan dengan baik permintaanku, aku akan memberi tahu kamu."

Kali ini aku mengatakan yang sebenarnya. Pentingnya Kalin di PT. Nogo Internasional sudah jelas. Aku akan meletakkan kata-kataku sampai di sini dulu, kalau-kalau aku membutuhkannya suatu hari, mungkin saja dia akan membantu aku dalam hal besar.

Kalin menganggukkan kepala dengan gembira. Aku bertanya padanya, “Oh ya, Kalin! Waktu itu setelah aku pergi, kamu dan Don Juan pergi ke Tur Malam Pesiar?

Ini adalah hadiah selain hadiah khusus, yang dirancang khusus oleh Don Juan untuk Isyana. Sayangnya, pada akhirnya pemeran utama wanita berubah menjadi Kalin.

Mendengar aku mengajukan pertanyaan ini, Kalin langsung tersenyum, menganggukkan kepala berkata: “Tentu saja!”

Aku juga tersenyum, bercanda berkata kepada Kalin, “Aku tebak, malam itu pasti malam yang romantis dan sangat sulit untuk dilupakan.”

Ketika perkataan saya keluar dari mulut. Kalin langsung memutar bola matanya, dia memanyunkan bibir bagian bawahnya dan bergumam, “Sial! Hanya menemani Don Juan minum satu tong besar alkohol, kemudian dia menyuruh orang mengantarku pulang. Tapi, Don Juan tidak sedikit bertanya kepadaku tentang kamu.”

Kata-kata Kalin bukanlah kebetulan. Aku tertawa sebentar, bertanya kepadanya, “Apa saja yang dia tanyakan?”

Kalin terkekeh, dia memiringkan kepalanya dan menjawab dengan santai, "Apa yang bisa ditanyakan sudah ditanyakan. Sayangnya, aku tidak tahu apa-apa tentangmu, Aku bahkan tidak tahu tentang perusahaanmu sebelumnya, apa yang bisa kuberitahukan padanya?"

Aku tersenyum. Aku mengerti maksud perkataan Kalin, dia memberitahuku secara tidak langsung. Dia tidak mengatakan apapun kepada Don Juan. Tapi Kalin memang benar tidak mengenal tentangku. Tentu saja, tidak ada yang perlu aku takutkan orang lain tahu.

Stasiun TV terlihat sudah dekat. Kalin tiba-tiba memperlambat mobilnya, dia dengan serius menatapku, bersamaan dengan itu dia bertanya, “Ugie, sebenarnya kamu ini lumayan bagus.”

Aku melirik Kalin. Memuji tentu saja adalah hal yang baik, aku hanya tidak tahu mengapa dia tiba-tiba menyebutkan ini. Kalin melanjutkan, "Tetapi aku masih ingin memberimu saran! Don Juan dengan kita bukanlah orang yang sejalan, meskipun saya tidak mengenalnya. Tetapi seharusnya kamu mengerti bahwa dia adalah generasi kedua konglomerat, sekarang menjadi uang panas di industri periklanan. Gawat jika suatu hari kamu melukainya, apakah kamu pikir dia akan melepaskanmu dengan begitu saja?”

Aku tersenyum. Sejak aku memutuskan untuk melawan Don Juan, aku sudah siap untuk dibalas olehnya. Mengambil tindakan berdasarkan situasi yang ada. Aku tidak bisa berhenti mengejar Isyana hanya karena aku takut akan balas dendamnya. Ini bukan gaya aku dalam melakukan sesuatu.

Kalin tampaknya tidak terlalu peduli ketika melihatku, dia mengingatkan lagi, "Ugie, senjata yang ditembakkan dari tempat yang terbuka mudah dihindari, panah yang dilepaskan dengan diam-diam sangat sulit dijaga. Kita bercampur aduk di tempat kerja, mari kita berhati-hati untuk tidak menjadi seperti es yang tipis. Singkat kata, kamu harus berhati-hati. "

Kalin berkata dengan sangat tulus. Aku mengangguk dengan serius. Aku tahu dia mengatakan semua ini untuk kebaikanku sendiri.

Di pintu stasiun TV, aku ucapkan selamat tinggal pada Kalin. Aku memasuki pintu sendirian. Menjelaskan situasi dengan penjaga pintu, aku naik lift ke departemen periklanan di lantai 12. Yang menerima aku adalah anggota staf departemen periklanan stasiun TV kota yang bertanggung jawab untuk perencanaan dan distribusi. Marganya adalah Rahman dan namanya adalah Riski Rahman. Usianya sekitar dua puluhan, kurus dan tinggi, mengenakan kacamata.

Kami berdua menyapa beberapa kata. Dia berkata kepadaku, "Pak Ugie, silahkan kemari, ingin mempersilahkan Anda melihat konten spesifik dari iklan ini dan iklan itu. Jika Anda pikir sudah OK, tolong tanda tangan. Berdasarkan kontrak, mulai minggu depan akan disiarkan oleh stasiun TV.”

Aku menganggukkan kepala. Dia menyuruhku duduk di sampingnya, dia membuka komputer. Mulai memutar video berdurasi satu menit lebih.

Video ini tidak rumit, dengan total tiga pemotretan.

Lokasi syuting pertama adalah ruang kelas SMA. Dua anak muda yang cantik di layar memakai rok sekolah musim panas. Salah satu dari mereka berkata kepada gadis lain yang sedang duduk di meja dan sedang membaca,

“Bagaimana jerawatmu hilang?”

Gadis lainnya tertawa berkata.

“Jerawat tentu saja hilang.”

Sambil mengatakan itu, dia mengangkat sebotol kosmetik KIMFAR. Tersenyum pada kamera dan berkata, "Karena dia." Kemudian sudut kamera memperbesar, bersamaan memperbesar logo KIMFAR. Setelah itu, kedua gadis itu bersamaan berkata, "Carilah dia jika kamu memiliki jerawat, KIMFAR.”

Lokasi syuting kedua adalah dua pekerja kantor wanita. Teknik ini pada dasarnya mirip dengan yang pertama. Tapi itu mencerminkan ciri khas yang lain dari KIMFAR, yaitu memutihkan.

Syuting terakhir adalah pasangan paruh baya. Sang suami menggandeng tangan istrinya dan berjalan di sepanjang sungai. Lensa terutama difokuskan pada tangan, karakteristik ketiga kosmetik KIMFAR tercermin melalui dialog, pelembab.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu