Love And Pain, Me And Her - Bab 407 Ketahuan

Ketika aku berbicara, Robi menatapku singkat, sambil menaikkan bahunya dan dengan tanpa daya berkata "Ya sudah, aku harus melihat kakakku, kalian lanjutkan bercemburu ria."

Setelah mengatakannya, Robi langsung berbalik dan pergi.

Lulu langsung melompat dari tempat tidur dan berteriak ke arah Robi "Robi, tunggu aku."

Sambil mengatakannya, gadis ini menatap ke arah kami berdua dan berkata "Presdir Mirani, silahkan mengobrol dengan Ugie, aku tidak akan mengganggu."

Aku dan Isyana mengerti, Lulu saat ini sedang memberikan ruang untuk kami bisa berbicara.

Di dalam kamar pasien ini hanya tersisa kami berdua. Dia masih dengan tidak berekspresi dan tidak mengatakan apapun menatap luar jendela. Suasana di dalam pun langsung menjadi sangat canggung, Aku mengeluarkan sebatang rokok, menyalakan dan menghisapnya.

Isyana kali ini baru melihatku singkat dan dengan sedikit tidak senang berkata "Ini adalah rumah sakit, tidak boleh merokok."

Aku hanya menatap singkat ke arah pintu kamar. Melihat tidak ada perawat yang datang, aku pun tidak mempedulikannya.

Melihatku yang tidak mau mematikan rokok, Isyana hanya menatapku singkat dan kembali memandang ke luar jendela. Dia tidak berkata apapun, aku juga tidak bisa terus bertengkar seperti ini dengannya, setelah memikirkannya beberapa saat, baru dengan berbisik berkata "Isyana, walaupun perkataan yang baru diucapkan oleh Robi tidak enak didengar, tapi tolong jangan dimasukkan ke dalam hati ya."

Perkataan Robi barusan walaupun menggantikan apa yang ingin aku katakan. Namun aku tidak memiliki cara lain, demi menghibur Isyana, hanya bisa mengkhianatinya.

Isyana masih tidak mengatakan apapun. setelah diam sesaat, Dia dengan bergumam berkata "Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Robi benar, dalam hubungan percintaan ini , hatiku terlalu sempit."

Perkataan Isyana ini membuatku terkejut. Sejujurnya, aku tidak pernah membayangkan bahwa dia secara aktif mengatakan bahwa ia orang yang cemburuan. Hal yang lebih tidak bisa dibayangkan dia katakan dibelakang. Isyana menatapku dan kembali berkata "Ugie, Maaf ya! Ini kesalahanku, aku tidak seharusnya marah kepadamu ketika aku belum mengetahui seluruh ceritanya."

Perkataan Isyana ini sudah tidak bisa digambarkan dengan kaget lagi. Aku terpana, dia bisa meminta maaf kepadaku! Jika ini terjadi pada masa lalu, aku tidak akan pernah berani memikirkannya.

Aku pun mematikan puntung rokok dan melemparkannya ke tempat sampah. Berjalan ke depan jendela dan menatap Isyana. Ketika aku baru mau berbicara, Isyana sudah berbicara terlebih dahulu ‘’ Ugie, sebenarnya hal yang paling membuatku marah, bukan karena kamu pergi membantu kakak sepupu Robi. Tetapi kenapa kamu tidak memberitahukan kepadaku sebelumnya? Kamu tahu betapa khawatirnya aku ketika hingga pagi hari aku masih belum bisa menemukanmu?"

Perkataan Isyana ini membuat hatiku menjadi hangat dan gatal. Walaupun Isyana agak marah dalam persoalan ini. Namun setidaknya itu bisa membuktikan bahwa dia sangat peduli padaku.

Aku menggenggam tangan Isyana, sambil tersenyum berkata kepadanya "Isyana, pada saat itu kejadian terjadi dengan tiba-tiba dan waktu juga sudah terlalu malam. Sehingga aku tidak memberitahukannya kepadamu."

Isyana menatapku dengan pandangan menyalahkan, namun kemudian dia pun tersenyum. Senyuman Isyana ini seakan membuat hatiku kembali menjadi tenang. Melihat Isyana, aku pun berkata,

" Isyana, lain kali jangan mencurigaiku lagi ya?"

Isyana sudah menatapku dengan tersenyum, namun dia masih menggelengkan kepalanya "Tidak! Yang bisa aku lakukan adalah mencoba untuk mengerti. Namun kadang kala pikiranku tidak bisa dikendalikan, secara otomatis juga bisa memikirkan ke hal yang lain."

Aku hanya tersenyum pahit. Dan Isyana melepaskan genggaman tanganku, dengan tangannya dia memegang daguku dan dengan berbisik berkata "Ugie, sebenarnya ada satu perkataan Robi yang tidak benar. Karena di dalam pandanganku, kamu adalah orang yang sangat berbakat, bisa membuat wanita gembira. Karena itu aku bisa menjadi gugup, sehingga bisa takut kehilangan kamu."

Ini seperti pertanyaan yang memutar. Jika terus diteruskan, kami mungkin akan kembali ke masalah awal.

Aku pun tidak mengatakan apapun lagi, tidak ingin Isyana terus berbicara. Aku menundukkan kepala , bibirku pun mencium bibir Isyana.

Kali ini, Isyana sama sekali tidak memberontak. Dia pun secara aktif menerimanya.

Kedua bibir yang saling menyatu ini membuat semilir angin yang membuat hatiku mabuk.

Aku baru akan meletakkan jari tangan di pinggul tubuh Isyana.

Tiba-tiba, pintu kamar ini terbuka.

Aku dan Isyana yang terkejut segera dengan panik melepaskan diri. Ketika mengalihkan pandangan, melihat seorang suster yang berdiri di depan pintu masuk. Dia memandang dengan pandangan yang curiga dan bertanya "Apa yang kalian lakukan? Pasien bernama Lulu dimana?"

Aku hanya tersenyum pahit! Apakah dia tidak melihat apa yang kami lakukan?

Nada bertanya yang diucapkan oleh suster itu membuat kedua pipi Isyana memerah, dia demi menyembunyikan kecanggungan dirinya dengan segera berkata "Aku akan cari dia."

Sambil mengatakannya, Isyana segera keluar dari kamar pasien.

Suster itu seakan belum selesai, ketika Isyana sudah pergi, dia masih menatapku dan dengan tidak puas berkata "Kalian benar-benar ya,** tidak memilih tempat yang benar."

Setelah mengatakannya, suster itu juga berbalik dan pergi.

Ruangan pasien yang kosong ini hanya menyisakan aku sendiri, aku hanya dengan tersenyum pahit menggelengkan kepala.

Perkataan dari Robi masih menimbulkan hasil. Setidaknya membuat Isyana menjadi lebih lapang dada. Karena pada malam hari, dia yang bertanya lebih dulu, apakah flu Viali sudah sembuh? Dia juga masih berkata bahwa kita harus mencari waktu untuk mengunjunginya. Bagaimanapun, dia adalah kakak sepupu Robi dan Robi adalah teman baik kami.

Namun, aku dan Isyana masih belum mengunjungi Viali. Karena setelah itu Eddy sudah datang mencariku.

Tim pengantar makanan supercar sudah dibentuk oleh Eddy. Pada hari pertama pengantaran makanan sudah membuat cukup banyak kejutan di dalam kota. Bagaimanapun tujuh hingga delapan mobil pengantar berangkat bersama, sementara yang mengendarainya adalah pria dan wanita yang rupawan, mereka masih mengantarkan makanan kepada pelanggan. Hal ini membuat banyak orang merasa penasaran. Pada waktu itu banyak orang yang membicarakan hal ini di blog dan forum. Dan banyak orang yang mengambil foto dan menguploadnya ke internet. Banyak orang juga memberikan pesan, ingin memesan makanan, ingin melihat tim pengantar makanan supercar dalam jarak dekat.

Setelah mengantar dalam dua hari berturut-turut. Pada hari ketiga, aku membawa Lulu yang sudah keluar dari rumah sakit untuk pergi ke perusahaan Eddy. Aku pergi ke sana pada siang hari. ketika masuk sudah melihat restoran yang dipenuhi orang. Aku tahu bisnis bisa sebagus ini karena nama dari Geprek menjadi lebih terkenal, ditambah setiap hari dikeluarkan beberapa harga diskon. Dan setiap hari akan memberikan paket steak gratis . Semua alasan itu membuat bisnis restoran pun mulai membaik.

Melihat kami masuk, Eddy yang sedang berada di bar segera datang menyambut kami. Dia sambil tersenyum berkata "Kak ugie, aku baru saja menelepon Kak Isyana, dia akan datang sebentar lagi. Kita makan siang bersama ya."

Sebelum aku berbicara, Lulu sudah menjawab "Ok! Kebeteluan aku sudah lama tidak makan makanan barat. Eddy, kamu jangan pelit ya, nanti berikan semua makanan khas restoran ini kepada kami. melihat pelanggan yang sedang makan, aku pun menjadi lapar."

Permintaan dari Lulu ini langsung disetujui oleh Eddy. Namun aku mengerutkan kening dan menatap Eddy dengan tidak senang.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu