Love And Pain, Me And Her - Bab 455 Kenyataan Sesungguhnya

Ketika Sutan berbalik untuk memandang Robi, tiba-tiba melihat Robi yang mengeluarkan tendangan, dua tendangan ke arah sisi tubuh dari Sutan. Kemudian mengangkat kepalan tangan dan memukul wajah Sutan.

Dapat terlihat, Robi mengeluarkan tenaga. Pukulan ini membuat Sutan terhuyung-huyung. Jika di belakangnya tidak ada sofa yang menahannya. Dia pasti akan terjatuh akibat pukulan ini.

Pukulan dari Robi ini tidak disangka oleh semua orang, dalam workshop pun terdengar suara seruan kaget. Kemudian mendengar suara Veni yang berteriak "Robi, apa yang kamu lakukan, kembali ke sini."

Robi sama sekali tidak bergerak. Melihat Robi yang tidak mendengar suaranya, Veni pun segera berteriak ke arahku dan berkata "Ugie, pisahkan mereka berdua, jangan biarkan mereka bertengkar."

Aku melihat singkat ke arah Veni dan dengan perlahan menggelengkan kepala. Aku tidak ingin mengurusnya, semua ini tidak ingin aku urus. Sebelumnya ada orang yang paling aku kasihi dan ada teman paling baik milikku. Namun sekarang semuanya sudah hancur berkeping-keping. Di hadapan kondisi saat ini, kami semua sudah berubah menjadi sangat menyedihkan. Aku sudah tidak ada keinginan untuk mengurus kedua orang itu. Apalagi dalam hatiku, aku juga ingin meninju Sutan dengan keras. Aku hanya memikirkannya namun tidak melakukannya. Dan Robi justru melakukan apa yang ada di dalam pikiranku.

Robi menatap Sutan dengan pandangan yang kejam. Dia sambil memiringkan kepala menatap Sutan dan dengan dingin berkata "Sutan, pukulan barusan adalah pukulan dari Veni. Memukul orang yang tidak punya hati dan tidak tahu berterima kasih sepertimu."

Sambil mengatakannya, Robi menunjuk ke arah kantor dengan jarinya. Dengan kejam berkata "Sutan, kamu buka mata anjingmu dan lihatlah. Veni dan semua orang yang ada disini sibuk sepanjang hari ingin memberi kejutan ulang tahun untukmu, Namun bukan hanya tidak berhasil memberikanmu kejutan, sebaliknya justru kamulah yang memberi kami kejutan. Kamu ternyata memberitahu kami, kamu mau hidup bersama dengan wanita itu. Apakah kamu manusia?"

Sutan tidak berbicara. Dia menaikkan tangan menyeka sudut mulutnya. Tidak tahu bagian mana yang robek namun sudut mulutnya mengeluarkan percikan darah.

Sutan baru saja menyeka sudut mulutnya. Dan melihat Robi yang maju ke depan dan kembali mengarahkan tinju ke arah wajah Sutan. Tinju ini seakan lebih bertenaga dari pukulan yang sebelumnya. Pukulan ini membuat Sutan langsung terjatuh ke sofa di belakangnya.

Di dalam workshop ini kembali terdengar suara seruan. Hanya saja kali ini, Veni sudah tidak mengeluarkan suara. Dia seperti orang yang bodoh, terpana di tempat melihat situasi di depannya. Seakan semua yang terjadi di hadapannya tidak ada hubungannya dengan dirinya sama sekali.

Tiba-tiba pintu workshop dibuka dengan kuat. Dan kemudian melihat Wulandari yang masuk ke dalam. Ketika memasuki pintu, dia segera berlari ke sisi Sutan. Satu tangannya menopang Sutan, pada saat yang sama memandang Robi dan berteriak kencang.

" Apa yang kamu lakukan, mengapa kamu memukul orang? Aku akan melapor polisi, Sekarang aku akan melapor ke polisi!"

Wulandari ternyata benar-benar sangat peduli dengan Sutan, dapat dilihat kepanikan nya ini bukanlah sebuah akting belaka.

Robi hanya tersenyum dingin, dia menatap Wulandari dengan menghina dan berkata "Ok, lapor saja ke polisi! Lapor sekarang, aku akan menunggu disini."

Wulandari ternyata benar-benar mengeluarkan ponselnya. Dengan tangan yang gemetar berusaha membuka kunci ponselnya, ketika ingin menekan tombol. Langsung direbut oleh Sutan. Sutan sambil terhuyung bangkit berdiri. Dia mendorong Wulandari dengan ringan dan menatap Robi dan berkata,

" Robi, sudah selesai belum?"

Robi menatap Sutan dengan tanpa ekspresi, dia melanjutkan pembicaraan dan berkata "Sutan, tinju yang barusan dariku. Aku, Robi sudah buta dan menganggapmu sebagai teman baikku."

Robi masih belum selesai bicara. Sutan kembali menyeka sudut mulutnya dan kemudian tertawa dingin. Sambil menatap Robi, dia langsung berkata "Robi, di dalam ruangan ini semua mempunyai hak untuk membicarakanku. Hanya kamu saja yang tidak mempunyainya!"

Sebelum ini terjadi, ketika semua orang mencemooh Sutan, Sutan terus berekspresi dengan bersalah. Namun saat ini dia justru dengan dingin menatap Robi, Perkataan Robi ini seakan tidak diterima olehnya.

Robi memelototi Sutan. Dan Sutan menghela nafasnya dan kembali berkata "Robi, bukankah ketika aku dan Veni berpisah yang paling gembira adalah kamu? Mengapa kamu berpura-pura marah disini?"

Ekspresi wajah Robi berubah, dia menggertakan gigi dan memelototi Sutan, dengan suara keras memaki dan berkata "Sutan, omong kosong apa ini!"

Ketika perkataan Robi ini keluar, Sutan pun tersenyum, dia sambil mendengus dengan meremehkan berkata "Robi, apakah kamu berpikir bahwa di seluruh orang di dunia ini bodoh dan hanya kamu Robi yang cerdas? Apakah kamu berpikir aku tidak tahu? Beberapa tahun ini, orang yang kamu sukai itu adalah Veni."

Perkataan Sutan ini membuat semua orang terkejut. Dan aku hanya terpana sambil menatap Robi, otakku agak tidak bisa mencerna informasi ini. Robi menyukai Veni? Aku menatap Robi dan melihat tubuhnya sedikit bergetar. Seakan tiba bisa membantah perkataan Sutan ini.

Ternyata semua ini adalah fakta!

Aku kembali teringat, pada malam aku berbicara dengan Robi di samping danau. Pada saat itu, aku sedikit bingung, sebenarnya wanita seperti apa sebenarnya yang bisa membuat Robi menunggu seperti itu hingga beberapa tahun ini? Ternyata wanita itu adalah Veni.

Tidak bisa disalahkan ketika Robi mengatakan, dia akan segera kembali ke Beijing. Jika wanita itu sudah menikah, dia akan kembali. Pada saat itu, Sutan sedang berdiskusi dengan Veni masalah pernikahan.

Hati ku terasa campur aduk. Sebenarnya hal ini seharusnya bisa aku tebak. namun mengapa aku tidak pernah berpikir tentang Veni?

Robi tidak berbicara, Sutan dengan dingin menatap Robi dan kembali melanjutkan "Robi, semua ini sudah aku ketahui sejak awal, aku hanya tidak mengucapkannya saja! Pada masa kuliah, kamu pernah memberikan beberapa surat cinta kepada Veni kan?"

Setelah Sutan mengatakan ini, Robi langsung dengan berteriak dan berkata "Ya, aku mengakui aku pernah menulisnya. Namun semua itu aku lakukan sebelum kamu dan Veni resmi berpacaran. Apakah ada yang salah dengan apa yang aku lakukan?"

Sutan sama sekali tidak memperdulikan perkataan Robi, dia melanjutkan dan berbicara "Setiap tahun Veni berulang tahun, ketika mencapai pukul dua belas, ucapan selamat ulang tahun darimu pasti akan secara tepat waktu dikirimkan. Selain itu toko bunga milikmu itu, orang bodoh pun tahu itu pasti adalah bisnis yang merugikan, namun kamu masih saja mengerjakannya. Toko mu mempunyai karakteristik dengan hanya menjual dua jenis bunga. Bunga mawar dan bunga bakung. Karena kamu tahu, bunga yang paling disukai oleh Veni adalah bunga bakung, sehingga toko bungamu hanya menjual kedua jenis bunga itu."

Sutan masih belum selesai berbicara dan Veni langsung memotongnya "Sutan, tolonglah jangan bicara lagi ya? Hubungan kita sudah berakhir, mengapa kamu masih belum pergi, pergi dengan Direktur Wulandari kamu, cepatlah pergi dari sini ya?"

Veni yang sebelumnya tidak mengucurkan air mata sedikitpun. Namun ketika Sutan memberitahukan semua yang sudah dilakukan oleh Robi, wajah Veni dipenuhi oleh air mata yang berjatuhan.

Aku hanya termangu dan berdiri di tempat, melihat, mendengar semua yang ada di depanku ini, Namun hatiku seakan telah tercabik-cabik oleh pisau.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu