Love And Pain, Me And Her - Bab 445 Membuka Harga Dan Menegosiasikan Persyaratan

Jantungku tersentak. Aku kira Papang mendatangiku hanya untuk mengobrol singkat dan santai. Tanpa diduga, dia begitu formal. Dia langsung memulai pembicaraan tentang akuisisi.

Melihat Papang, aku memasang senyuman di wajah, ekspresi tenang, berkata dengan nada tawar, "Papang, aku mau berterima kasih atas penghargaanmu terhadap Bar BOSS. Tapi sepertinya aku belum punya rencana untuk menjual Bar BOSS."

Karena Papang telah mengusulkan akuisisi, maka kami sekarang berada dalam negosiasi semi formal. Dalam negosiasi bisnis, satu hal yang harus dihindari adalah kemajuan yang terburu-buru. Dengan kata lain, kita tidak boleh mengungkapkan pikiran kita yang sebenarnya sebelum waktunya tiba. Yang perlu dilakukan adalah mengetahui kartu lawan melalui berbagai metode dan pengujian konstan. Hanya dengan cara inilah keuntungan dapat dimaksimalkan.

Begitu aku selesai berbicara, Papang tertawa terbahak-bahak. Aku pernah berinteraksi dengan Papang beberapa kali, aku tahu karakternya sangat terang-terangan. Dia melihatku dan berkata secara langsung, "Presdir Ugie, orang sebut ‘mendiskusikan bisnis, melakukan transaksi'. Bisnis itu didiskusikan. Kamu mungkin belum punya rencana penjualan sebelumnya, tetapi pemikiranmu mungkin akan berubah setelah diskusi ini, bukan?"

Aku tersenyum, tidak menjawab Papang. Aku memegang cangkir, menyesap seteguk teh.

Papang melanjutkan, "Presdir Ugie, tadinya kamu menggunakan kata 'sepertinya', bukankah ini menandakan bahwa Presdir Ugie kemungkinan akan berubah pikiran dan menjual Bar BOSS?"

Aku tersenyum lagi, sengaja berbelit-belit dengan Papang. Aku menoleh dan melihat sekeliling studio, berkata dengan bijak, "Presdir Papang, sejujurnya usahaku ini hanya menghabiskan ratusan juta untuk mulai beroperasi. Daripada membeli punyaku ini, kamu mending buka sendiri. Ini bisa menghemat banyak biaya."

Begitu perkataanku terucap, Papang tertawa lagi. Dia memiringkan kepalanya dan menatapku, tertawa sambil berkata, "Presdir Ugie oh Presdir Ugie, kamu jangan berpura-pura bodoh padaku. Kamu bukannya tidak tahu, untuk apa aku membeli studio ini? Apa yang kuinginkan adalah kamu. Tanpamu, aku tidak akan tinggal di studio ini satu menit pun."

Papang sangat terang-terangan, dia mengatakan isi pikirannya secara langsung.

Aku terkekeh. Karena Papang begitu lugas, aku pun tidak perlu berbelir-belit lagi. Aku memandang Papang, bertanya kepadanya, "Presdir Papang, aku tahu jelas seberapa besar kemampuanku. Aku khawatir Presdir Papang salah menilai. Jangan sampai membeli sesuatu yang palsu lagi."

Berkata sampai sini, Papang tiba-tiba menjadi serius. Dia menoleh ke arahku, perlahan berkata, "Sekarang aku tidak lagi memanggilmu Presdir Ugie, aku akan menyebutmu Ugie, sehingga kita terlihat lebih akrab. Sejujurnya aku telah menyelidikimu. Selama lebih dari setengah tahun ini, perusahaan kami telah melacak kinerja studiomu. Ada tiga alasan mengapa aku memutuskan untuk mengakuisisi Bar BOSS. Pertama, kemampuanmu. Reputasi kasus anak perusahaan KIMFAR Korea telah meledak di industri ini. Sebuah perusahaan yang baru saja dibentuk dapat menembus pasar dalam negeri dengan kecepatan segitu cepat dan menggunakan modal dalam porsi tertentu. Selain sumber daya keuangan KIMFAR yang besar, ada hal lain, yaitu kasus pemasaranmu yang luar biasa. Departemen pemasaran kami mempelajari kasus ini secara khusus. Kasus ini dapat dijelaskan dalam satu dua kata, yaitu legendaris. Pendekatan baru dan sistem unik. Hal ini membuat banyak perusahaan sebidang terlempar ke luar jangkauan."

Mengungkit kasus KIMFAR, aku tidak bersikap rendah hati. Memang seperti yang dikatakan Papang, anak perusahaan di Korea berkembang pesat. Sekarang semua kota di seluruh negeri memiliki penjualan dari mereka. Bahkan di lingkaran pertemanan media sosialku pun penjualan KIMFAR sudah muncul dalam waktu yang lama. Penjualan-penjualan tersebut tidak hanya sekedar menjual kosmetik, melainkan menjadikannya sebagai bisnis.

Sambil berkata, Papang menyalakan sebatang rokok. Dia menyesap dan lanjut berkata, "Poin lainnya adalah pelelangan dari Perusahaan Indoma yang dihadiri kamu dengan mengatasnamakan PT Nogo Internasional. Ketika aku pertama kali mengetahui hal ini, aku tidak mengerti apa yang akan kamu lakukan. Karena aku juga berpikir bahwa kamu pasti tidak akan berhasil mendapatkan pesanan ini. Tetapi aku tidak menyangka kamu berpartisipasi dalam pelelangan ini untuk mengalahkan lawan lamamu. Tentu saja, kamu melakukannya dengan sangat bagus. Lawan lamamu dikalahkanmu hingga terkapar di dasar. Berdasarkan ini saja, kamu terlalu cocok untuk perusahaan kami. Kamu harus tahu, perang perusahaan internet menjadi semakin intens sekarang. Semuanya adalah pertarungan berjarak dekat."

Meskipun aku tidak berada di perusahaan internet, tapi bagaimanapun juga aku hidup di era internet, ditambah lagi aku berkarier di bidang pemasaran, jadi biasanya aku banyak memperhatikan perusahaan internet. Memang seperti yang dikatakan Papang, baik online maupun offline, berbagai perusahaan internet sedang bertempur sengit.

Papang menyesap rokok, melanjutkan, "Poin kedua adalah tim kamu. Meskipun kalian hanya tim kecil yang terdiri dari sekitar sepuluh orang, tapi kalian saling melengkapi dengan sempurna. Kemampuan tim kalian dalam bekerja sama dan bereksekusi sungguh mengagumkan. Ini juga menunjukkan bahwa kamu merupakan pemimpin tim yang baik. Kalau tidak, kenapa orang-orang berbakat itu bersedia mendengarkanmu. Apalagi kalian masih studio kecil, gajinya biasa saja."

Kata-kata Papang membuatku merasa sedikit bersalah. Perkataannya sangat benar, sekarang studio masih baru, gaji beberapa orang seperti Amori berbeda jauh dari yang diterima di perusahaan sebelumnya. Baru-baru ini aku juga sedang memikirkan untuk memberi mereka kenaikan gaji.

Setelah Papang menyampaikan dua poin ini, dia mengambil cangkir teh, meniupnya dengan lembut dan minum seteguk.

Aku hanya memasang senyuman sambil melihat Papang tanpa menyela perkataannya, menunggu lanjutannya.

Dia menaruh cangkir teh, menatapku, melanjutkan lagi, "Poin ketiga adalah karena Direktur Viali. Aku tidak tahu apa hubunganmu dengan Direktur Viali. Aku mendengar dari dia bahwa kamu adalah teman sekelas adiknya. Jika memang demikian, maka tampaknya pengenalanku terhadap Direktur Viali jauh lebih baik daripada kamu. Meskipun Direktur Viali masih muda, tapi dia sangat bergengsi di industri investasi. Kita tidak usah membicarakan berapa banyak perusahaan yang diinvestasinya bertransformasi ke perusahaan terbuka. Sampai sekarang, tidak ada satu pun perusahaan yang diinvestasinya bangkrut. Ini sudah merupakan keajaiban di dunia investasi. Direktur Viali mengatakan lebih dari sekali bahwa masalah utama perusahaanku adalah kurangnya kemampuan kerja tim dan kurangnya standar pemasaran. Ini merupakan salah satu alasan utama mengapa dia menolak berinvestasi pada kami. Setelah berinteraksi denganmu, Direktur Viali merekomendasikan kamu. Menurutnya, bergabungnya kamu akan membawa perusahaan kami ke jalur yang benar. Ini adalah alasan ketiga mengapa aku ingin mengakuisisi Bar BOSS."

Aku masih saja mempertahankan senyuman sambil mendengarkan Papang. Alasan besar mengapa aku tidak menyela perkataannya adalah karena setelah perkataannya selesai, maka akan tiba pada waktunya untuk membahas topik penting hari ini, yaitu membuka harga dan menegosiasikan persyaratan.

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu