Love And Pain, Me And Her - Bab 360 Respon Positif Isyana

Aku merasa kehilangan. Awalnya pertemuan ini adalah untuk Isyana. Meskipun Isyana sudah datang, tetapi dia mengatakan kepadaku bahwa dia sudah mau pergi. Yang membuat aku tidak berdaya adalah aku tidak punya cara untuk menahannya.

Jantungku berdenyut kesakitan. Isyana keluar dari kantor dan dia masih menyapa orang-orang dengan tenang. Semua orang sangat kecewa mendengarnya langsung pergi, khususnya Lulu, dia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Isyana. Dia pun ikut mengantarkan Isyana sampai ke pintu keluar, Isyana pun berjalan dengan sangat lambat. Ketika di pintu keluar, tangannya baru saja menyentuh gagang pintu. Aku tahu, jika Isyana pergi seperti ini. Mungkin aku akan merasa menyesal dan terlebih lagi merasa sakit hati. Aku tidak bisa menahannya dan aku ingin mengucapkan kata-kata yang bisa kuucapkan untuk menahannya.

Aku berteriak kepada Isyana: "Isyana!"

Karena jeritanku ini, aku bisa bisa melihat dengan jelas tubuh Isyana menjadi membeku. Dia berhenti, lalu berbalik dan menatapku. Aku juga menatapnya dengan cara yang sama. Empat mata yang saling menatap penuh dengan rasa cinta dan air mata yang tertahan.

Aku berjalan beberapa langkah menghampirnya sambil melihatnya dan berkata: "Isyana, aku menyukaimu, semua orang juga tahu ini termasuk kamu! Tetapi apakah kamu tahu? Rasa suka dengan cinta itu berbeda dan aku hari ini ingin mengatakan kepadamu bahwa aku mencintaimu! Aku mencintaimu saat kamu masih menjadi seorang presdir, aku juga mencintaimu ketika kamu gagal. Aku mencintai senyuman dan air matamu, aku mencintai kelebihanmu dan aku juga mencintai kelemahanmu. Aku mencintai seluruh dirimu, terlebih lagi aku lebih mencintaimu daripada diriku sendiri. "

Aku dengan perlahan mencurahkan semua isi hatiku. Kali ini, saya ingin mengungkapkan semua perasaanku kepada Isyana di depan publik. Karena saya ingin Isyana tahu, bahkan jika dia pergi ke ujung bumi, aku masih mencintainya dan tetap akan menunggunnya.

Ekspresi Isyana terlihat sangat terkejut. Mungkin dia tidak menyangka bahwa aku bisa mengatakan kata-kata ini di depan umum karena kepribadianku yang tertutup. Mereka semua menatapku dengan ekspresi yang terkejut, namun di dalam mata mereka terdapat lebih banyak rasa dukungan.

Aku ingat dengan kata-kata yang dikatakan oleh Isyana waktu itu. Dia berharap aku menyatakan cintaku di depan semua orang. Karena itu, aku tidak membuat rencana, tanda-tanda, maupun persiapan apapun untuk menyatakan cinta kepadanya di depan semua orang.

Isyana menatapku dengan bengong. Air mata seperti kristal pun menumpuk di ujung matanya, mungkin karena dia tersentuh ataupun terkejut. Tapi bagaimanapun, dia tahu aku mencintainya.

Aku melihat Isyana dan melanjutkan: "Isyana, mungkin kegagalan dalam karir kamu membuat kamu kehilangan kepercayaan pada segala sesuatu di sekitar kamu. Tetapi kamu tidak menyadari dan melihat di sekitar kamu. Dan aku, serta teman-teman kamu yang sepertiku, diam-diam mengawasi dan mendukungmu dari belakang. Isyana, kegagalan terjadi pada semua orang. Hanya mereka yang telah mengalami kesedihan dan kegagalan akan berhak atas sukacita kesuksesan. Selain itu, PT.Nogo Internasional masih belum benar-benar bangkrut. Selama PT.Nogo Internasional masih ada, kamu masih mempunyai banyak peluang untuk membuat perusahaan ini kembali bangkit. Setidaknya, kamu masih punya kesempatan untuk bangkit. Jika kamu bersedia, aku ingin menemanimu sampai ke hari itu. "

Setelah selesai mengatakannya, aku sudah berjalan sampai di depan Isyana. Aku pun menatap Isyana sambil tersenyum dan melanjutkan: "Isyana, ketika aku mencoba untuk mendekati kamu, tolong jangan menolakku secara halus. Meskipun aku bukan orang yang begitu hebat, aku juga tidak memiliki kekayaan dan aku juga tidak memiliki kemampuan untuk menaklukkan segalanya. Tapi, aku bersedia menemani semua rasa sakit yang kamu lalui. Aku berharap tidak peduli berapa banyak angin dan hujan yang kamu temui di masa depan, aku akan selalu berada disisimu. Bagaimanapun, kamu harus mengingat perkataanku ini, selalu akan ada aku!”

Isyana akhirnya tidak bisa menahan tangisannya lagi.

Lulu dengan diam-diam memberikanku secarik tisu. Aku mengambil tisu tersebut, lalu membantu Isyana mengelap air matanya.

Aku sudah lama sekali tidak berbicara dengannya sedekat ini. Aroma yang tidak asing di tubuhnya merayap ke lubang hidungku. Pada saat itu, aku benar-benar ingin memeluknya.

Tetapi aku berusaha menahan diri dan aku hanya menarik tangannya dengan lembut. Tangannya masih sedingin biasanya. Isyana sama sekali tidak keberatan dengan pegangan ku ini, jadi aku tetap terus memegangnya.

Aku menatap mata Isyana yang jernih dan berkata sambil tersenyum: "Isyana, jadilah pacarku, oke? Biarkan aku menemanimu menghadapi semua masalah yang kamu sedang alami."

Bibir Isyana mulai bergetar. Pada saat ini, terdengar suara Lulu dari belakang kami: "Presdir Mirani, terimalah Ugie! Meskipun Ugie tidak sekeren pangeran, tetapi dia sangat baik kepadamu. Dia sudah cukup lama menyukaimu."

Lulu menangis sambil berusaha membujuk Isyana.

Isyana juga menatapku dan tiba-tiba tersenyum, senyumnya masih sama memesona seperti biasanya.

Isyana berkata dengan suara yang pelan: "Ugie, dengarkan kata-kataku, oke?"

Suara Isyana yang lembut, membuat jantungku berdetak dengan kencang.

Aku mengangguk, lalu Isyana pun melanjutkan: "Ugie, sebenarnya aku sudah pernah mengatakan kepadamu sebelumnya bahwa kamu tidak perlu menungguku. Aku sungguh-sungguh ingin kamu menemukan gadis yang lebih baik dan menjalani kehidupan yang kamu inginkan. Aku berkata demikian bukan karena aku tidak menyukaimu. Aku berkata seperti ini karena aku terlalu menyukaimu, jadi aku takut kehilangan dan aku lebih takut membuatmu salah persepsi. Tapi sekarang, aku ingin memberitahumu, kamu sekarang tunggu aku, berikan aku sedikit waktu. Tunggu aku kembali dan sampai semuanya selesai, oke?"

Aku tersenyum, senyuman ini pun penuh dengan rasa yang puas. Setelah beberapa waktu ini, Isyana akhirnya menjawabku dengan respon yang positif. Terlebih lagi, dia telah memberikan jawaban yang memuaskan. Setidaknya, penantianku sudah sampai ke ujung yang indah.

Isyana juga ikut tersenyum dan menghela nafas sambil melihat ke kerumunan orang-orang "jangan khawatir, aku akan kembali. Aku hanya pergi jalan-jalan dengan ibu untuk mencari udara segar. Kota kita terlalu menyedihkan, terlalu menyedihkan sampai aku kesulitan untuk bernafas. Tunggulah aku, Ketika aku kembali, kita akan pergi minum dan bernyanyi bersama."

Dengan pimpinan Robi, kerumunan mulai bertepuk tangan. Tepuk tangan ini menandakan ucapan selamat orang-orang untuk Isyana dan untuk masa depan kita berdua.

Di mata mereka, Isyana memang pergi. Tetapi hal yang masih tertinggal adalah janjinya kepadaku.

Pertemuan kali ini, aku tidak minum terlalu banyak alkohol. Karena aku berencana pergi kerumah bibi Salim keesokan harinya di pagi hari. Kali ini, aku harus pergi ke bandara untuk mengantarkannya.

Pagi berikutnya, Aku pagi-pagi sudah bangun. Setelah mandi, aku turun untuk naik taksi dan langsung ke rumah bibi Salim.

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu