Love And Pain, Me And Her - Bab 423 Tidak Professional

Lulu mengerutkan kening dan mengisap rokoknya. Kemudian dia berkata perlahan, "Akhir-akhir ini, banyak teman di industri periklanan yang membicarakan tentang SHOPI. Dalam beberapa tahun terakhir, SHOPI telah merampok banyak pesanan dari rekan-rekannya untuk menarik perhatian. Tetapi pesanan ini pada dasarnya tidak menghasilkan banyak uang dan beberapa bahkan merugikan. Jadi, kehidupan SHOPI tidak mudah sekarang. Aku rasa alasan mengapa mereka begitu terikat dengan tawaran ini adalah karena mereka pasti ingin menggunakan pesanan ini untuk mendapatkan keuntungan. Oleh karena itu, aku pikir mereka harus menjamin keuntungan sekitar dua puluh miliar. Artinya, tawaran mereka akan berkisar antara lima belas miliar dan enam belas miiar. Dan Don Juan mengaku kepada publik bahwa dia pasti akan memenangkan tawaran ini. Alasan mengapa dia berkata begitu, pertama, dia mungkin akan beraksi berlebihan, ingin semua orang mundur. Selain itu, tawarannya seharusnya relatif rendah, mungkin lima belas miliar. "

Aku mengangguk sedikit, analisis Lulu sangat masuk akal, aku berpikir sebentar, melihat ketiga orang itu dan berkata langsung, "Kalau begitu tawaran dasar kita ditetapkan pada lima belas miliar!"

Begitu suaraku jatuh, mereka bertiga menatapku dengan kaget. Menurut perhitungan Deren sebelumnya, keuntungan tertinggi pesanan ini sekitar enam puluh miliar. Harga penawaran dasar ditetapkan pada lima belas miliar, yang berarti bahwa setelah tawaran dimenangkan, keuntungan hanya dapat tersisa sepuluh miliar. Dan kami masih ada pengeluaran, takutnya tiga tahun ini akan sia-sia.

Mereka bertiga menatapku dengan heran, tetapi aku tidak menjelaskannya. Sebaliknya, aku langsung berkata, "Mari kita tetapkan harga ini dulu! Sudah, semuanya kembali ke pekerjaan masing-masing."

Mereka bertiga bangkit dan Lulu melirik ke arahku dan dia berkata dengan ringan, "Pak Ugie, aku sarankan kamu untuk mempertimbangkannya lagi. Mengenai masalah ini, tidakkah kita terlalu radikal?"

Aku tersenyum dan mengangguk. Ada beberapa hal yang masih terlalu dini untuk dijelaskan kepada mereka. Aku harus menunggu sampai semuanya beres, lalu aku akan memberi tahu mereka apa yang aku pikirkan. Bukannya aku tidak mempercayai mereka bertiga. Hanya saja dalam persaingan bisnis seperti ini berubah dengan cepat. Ada kemungkinan bahwa hanya dengan satu kata saja akan mempengaruhi situasi secara keseluruhan.

Sore hari, aku sedang membaca dokumen, ponsel tiba-tiba berdering, aku melihatnya, itu adalah panggilan Sutan. Begitu aku mengangkatnya, langsung mendengar Sutan berkata, "Ugie, apakah kamu sibuk sekarang?"

Sambil membaca dokumen, aku menjawab dengan santai, "Lumayan, kamu bisa memberitahuku secara lansgung jika ada sesuatu."

Setelah meninggalkan rumah Raisa terakhir kali, aku tidak pernah menghubungi Sutan lagi. Sebenarnya, aku benar-benar ingin mencarinya akhir-akhir ini, ingin mengetahui apakah ada informasi baru dari Indoma Food.

Sutan berkata dengan santai, "Tidak apa-apa. Aku di kafe Star dekat studio kamu, jika kamu tidak sibuk, datang dan duduklah."

Aku tertawa dan bercanda, "Selera Tuan Sutan sekarang sudah semakin tinggi, harus pergi ke Star hanya untuk minum kopi! Kamu tunggu aku sebentar, aku akan pergi sekarang."

Kafe Star sangat terkenal di kota ini. Adapun karakteristiknya, tetapi aku tidak terlalu tahu, aku hanya tahu satu poin, mahal. Aku pernah pergi ke sana sekali dengan Isyana sebelumnya, kami hanya minum dua cangkir kopi dan harganya sejuta lebih, setelah itu, aku tidak berani pergi lagi.

Aku berkemas-kemas dan pergi. Karena jaraknya tidak jauh, jadi aku tidak mengemudi dan berjalan ke arah kafe Star .

Meski hari sudah sore, tetapi Star masih kedatangan banyak tamu. Mereka yang datang ke sini kebanyakkan adalah para elits bisnis atau bos perusahaan swasta untuk membicarakan banyak hal.

Sutan duduk di dekat jendela dan ketika dia melihatku masuk, dia melambai padaku. Aku duduk di seberangnya dan memesan secangkir kopi termurah dan ternyata harganya masih seratus Sembilan puluh enam ribu rupiah.

Ketika sedang mengobrol dengan Sutan, pelayan datang dengan membawa kopi. sambil mengaduknya dengan lembut, aku bertanya kepada Sutan, "Mengapa kamu begitu santai hari ini, tidak pergi bekerja?"

Sutan menyesap kopinya dan dengan santai menjawab, "Aku baru saja bertemu dengan klien di sini, terpikir kamu tidak jauh dari sini, jadi aku ingin mengajak kamu untuk keluar dan duduk."

Meskipun Sutan menjawab dengan santai. Tetapi aku tahu dia tidak akan memanggilku keluar tanpa alasan. Tetapi dia tidak mengatakan apa tujuannya mencariku, aku juga tidak bertanya.

Kami berdua mengobrol dengan santai, lalu aku menatap Sutan dan bertanya kepadanya, "Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu dengan Veni?"

Begitu aku selesai berkata, Sutan sedikit mengernyit dan berkata dengan getir, "Mau bagaimana lagi? Masih sama seperti sebelumnya! Kita jangan membicarakan masalah ini. Ngomong-ngomong, rapat penawaran akan secara resmi dimulai akhir pekan ini. Bagaimana persiapanmu? "

Aku menatap Sutan dan bertanya padanya, "Apa yang harus dipersiapkan? Aku akan meminta Deren untuk menyerahkan data dan menyetorkan dana kepada kalian. Selebihnya adalah hal penawaran hari itu."

Sutan tiba-tiba menggelengkan kepalanya. Dia menatapku dan berkata, "Ugie, aku tidak mengerti sekarang. Mengapa kamu harus berpartisipasi dalam penawaran ini? Bahkan jika kamu memenangkan tawaran, kamu juga tidak memiliki energi untuk melakukannya, kamu harus mengontrakannya lagi kepada perusahaan iklan lain. Jika demikian, kamu tidak akan mendapat untung dan itu hanya akan menyia-nyiakan waktu tiga tahun. Aku tidak tahu, apa gunanya melakukan ini? "

Aku tersenyum tipis dan tidak menjawabnya. Topik ini awalnya adalah topik tanpa solusi. Sebelum menawar, tidak ada gunanya untuk membicarakannya.

Melihat aku tidak berbicara, Sutan menggelengkan kepalanya tak berdaya, menghela nafas dan bertanya lagi, "Oh iya, berapa banyak yang akan kalian tawar pada harga dasar? Apakah sudah ditetapkan? "

Sutan menatapku sambil minum kopi.

Aku memandang Sutan dengan heran dan berkata dengan bingung, "Sutan, mengapa kamu begitu tidak profesional? Kamu menanyakan pertanyaan ini kepadaku, itu sama dengan kamu sedang menyelidiki rahasia dagangku."

"Chiy!"

Sutan memelototiku, dengan bercanda, dia berkata, "Masih harus merahasiakannya dari aku ya! Bukankah cepat atau lambat aku pasti akan mengetahuinya?"

Aku menyesap kopi dan menggelengkan kepalaku dengan halus "Kalau begitu, kamu akan tahu setelah penawaran selesai, aku tidak bisa memberitahumu sekarang!"

Segera setelah aku berbicara, Sutan menatapku dengan ketidakpuasan. Sejujurnya, pertanyaan Sutan hari ini benar-benar membuatku merasa sangat aneh, tampaknya tidak ada yang salah dengan pertanyaan ini, tetapi sebagai dua perusahaan yang terlibat satu sama lain, dia seharusnya tidak menanyakan pertanyaan rahasia seperti itu kepadaku.

Melihat aku tidak mengatakan apa-apa, Sutan tidak bertanya lagi. Kami berdua kemudian menogbrol dengan santai.

Setelah beberapa saat, Sutan berdiri, menatapku dan berkata, "Aku akan pergi ke kamar mandi, kamu duduk dulu."

Setelah berkata, Sutan bangkit dan pergi.

Begitu dia pergi, aku melihat ke luar jendela dengan bosan. Tiba-tiba, terdengar beberapa suara mendengung dari meja. Itu adalah ponsel Sutan yang bergetar. Aku awalnya pikir itu adalah panggilan masuk, tetapi setelah melihat sekilas, aku menemukan bahwa itu adalah pesan teks yang masuk.

Ponsel Sutan diatur untuk menampilkan informasi di layar. Ketika aku melihatnya, aku langsung tertegun.

Aku tidak pernah menyangka bahwa nama pengirimnya adalah Don Juan.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu