Love And Pain, Me And Her - Bab 217 Sutradara Gendut

Aku mengikuti Jane dan memasuki sebuah ruangan. Aku melihat punggung seorang pria gemuk yang sedang menatap minitor. Dan dua aktor di depan sedang berbicara, mereka sepertinya sedang bersiap- siap untuk mengambil adegan di dalam ruangan.

Setelah Jane berjalan ke sisi bang Ndut , dia menepuk pundaknya dan berkata sambil tersenyum. “ bang Ndut , jangan sibuk terus. Sudah saatnya kamu menerima tamu.”

Jane bercanda dengannya.

Begitu bang Ndut membalikkan kepalanya, kami berdua saling bertatapan. Pada saat itu, kami bedua terkejut.

“Kamu?”

Kami berdua saling bertanya dengan nada kaget dalam waktu yang bersamaan.

Ada banyak cara untuk bertemu dengan orang-orang. Namun caraku bertemu dengan si gendut ini adalah cara yang paling aku tidak sukai. Karena hari ini, aku ingin memohon sesuatu padanya.

Sebelum ini, di mataku, dia hanya seorang pembohong. Kalau kata robi, dia berbohong untuk makan, minum, bahkan membohongi wanita juga. Dulu dia pernah mendekati Elisna, dia mengatakan akan membuat Elisna populer. Kami tidak percaya. Lagi pula, dulu aku juga pernah menakutinya dengan botol bir. Tak diduga, bahwa pria gendut sialan ini, benar-benar seorang sutradara. Dan dia juga temannya Jane.

Jane juga sedikit terkejut, dia menatap kami berdua dan bertanya, “Kalian saling kenal?”

bang Ndut tersenyum kecil, “Kami lebih dari kenal. Dia hampir melemparku dengan botol bir, jika aku tidak lari dengan cepat, bisa jadi sekarang ini aku masih berada di rumah sakit.”

Jane semakin terkejut, dia melihatku dengan curiga. Sedangkan aku merasa sedikit canggung.

Pada saat seperti ini, aku sudah harus mulai mengatakan sesuatu. Jika aku masih tidak mengatakan sesuatu, bisa jadi masalah kali ini akan hancur. Aku maju selangkah, mengulurkan tanganku, tersenyum dan mengatakan, “Apa kabar Sutradara, nama aku Ugie. Dulu aku masih belum mengenal orang sehebat mu, aku harap Anda tidak tersinggung. Jangan dimasukkan dalam hati.”

Perkataanku sangat sopan. bang Ndut juga mengulurkan tangannya, ingin berjabat tangan denganku. Namun sampai setengah, dia tiba-tiba menarik kembali tangannya. Dia sengaja mempermainkanku.

Tanganku masih terjulur keluar, suasana sedikit canggung untuk sementara waktu.

Jane juga melihat itu, dia tidak begitu senang dan mengatakan, “ bang Ndut , Ugie adalah teman baikku. Kami datang untuk memberimu rezeki, kamu tidak mungkin begitu saja mengusir kami.”

Mata bang Ndut tidak berhenti bergerak. Dia tertawa sebentar lalu memandang Jane dan berkata, “Aku berani mengusir siapa saja, tapi tidak mungkin berani mengusir reporter Jane kami. Ayo, mari kita pergi ke kantorku. Kita mengobrol saja disana.”

Aku menghela nafas lega. Sebenarnya kami tidak harus menggunakan jasanya untuk memandu iklan ini. Namun masalahnya bagian CB sana sudah mendesak, Sutradara yang dapat diandalkan juga sangat sedikit. Jane juga mengatakan padaku bahwa bang Ndut ini adalah salah satu dari sedikit sutradara berbakat yang telah diakui di lingkaran mereka. Jadi, aku melayaninya dengan hati-hati. Aku takut dia tidak mau menerima tawaran kami.

Setelah sampai ke kantor bang Ndut ini, asistennya menuangkan segelas teh untuk kami. Dekorasi kantor bang Ndut ini cukup bagus, suasana artistik juga sangat kental. Ada beberapa foto yang tergantung di dinding, serta beberapa foto dengan selebritas terkenal.

bang Ndut ini juga tidak berbasa-basi, dia langsung mengatakan, “Katakan, kalian ingin membuat iklan seperti apa?”

Aku tidak berani mengabaikannya dan segera

meletakkan cangkir teh. Aku duduk dengan tegak, dan memberitahunya ide kami mengenai iklan ini.

bang Ndut merokok sambil mendengarkanku dengan seksama. Dia bahkan memberiku beberapa pertanyaan kecil dari waktu ke waktu. Setelah menungguku selesai menjelaskan, dia baru bertanya lagi padaku, “Iklan ini tidak sulit, kalian akan memakai aktor kalian atau aktor kami?”

Aku segera menjawab, “Menggunakan aktor kalian! Kami tidak punya cukup waktu untuk mencari aktor, semuanya memakai jasa Anda. Anda hanya perlu mengatakan harga pada kami.”

bang Ndut mengangguk kepalanya, dia melihat Jane, dengan perlahan mengatakan, “Jane, aku menghargai mu, aku akan mengatakan dengan jujur. Iklan ini akan siap dalam dua tiga hari, tingkat kesulitan juga tidak tinggi. Karena kamu yang bawa dia kemari, aku akan memberikan kalian harga teman, 70 juta. Bagaimana?”

Jane langsung melirikku. Sejujurnya, aku tidak begitu paham mengenai hal ini. Namun harganya tidak berbeda jauh dengan harga yang kami harapkan. Tapi aku tidak langsung menyetujinya, aku menoleh untuk melihat Jane.

Setelah Jane pikir-pikir, dia kemudian berdiri. Lalu berjalan ke sisi bang Ndut , dia tersenyum dan mengatakan, “Abang gendut! Ini sedikit tidak adil. Kamu juga tau, aktor-aktor kecil dari perusahaan kalian. Mereka syuting iklan yang bisa selesai dalam dua tiga hari, kira-kira 20 30juta juga sudah bisa membuat mereka bahagia. Lagi pula, iklan ini juga tidak memerlukan terlalu banyak aktor. Sisanya adalah group sutradara, kamu sekali buka harga 70 juta. Apa tidak terlalu tinggi?”

bang Ndut tertawa, mata kecilnya terlihat licik. Dia melanjutkan, “Jane, kamu hanya memikirkan honor aktor. Kenapa kamu tidak memikirkan aku? Tidak peduli seberapa kecil iklan ini, namun kita tetap tidak bisa kekurangan pencahayaan, kamera, manajemen panggung dan makeup. Kalau tidak mau kurang harus mengeluarkan dana, kamu tidak mungkin menyuruh mereka untuk bekerja denganku tanpa gaji.”

Jane tertawa. Dia menatap bang Ndut dan melanjutkan, “Aku tidak peduli. Lagi pula, aku mencari abang gendut. Begini saja. Harga pas. 50 juta! Kamu pasti bisa memberi muka untuk adikmu ini kan.”

Pantas saja Jane adalah pendebat terbaik di sekolah pada masa itu. Dia langsung memberikan harga, tidak mau kalah sama sekali. Langsung memotong 20juta.

“64! Sepeser pun tidak boleh kurang!”

“52! Sepeser pun tidak boleh lebih!”

Kedua orang ini mulai berdebat. Aku tidak mengatakan apapun, hanya melihat kedua orang itu tawar menawar.

Saat Jane menawarkan 54juta, dia tidak ingin menawarkan lebih dari itu lagi. Sedangkan bang Ndut bersikeras ingin 70juta, dan tidak mau menurunkan harga lagi. Kedua orang ini mulai kaku. Jane tiba-tiba melihat bang Ndut dan berkata, “Abang gendut, jika kamu masih bersikeras dengan harga segitu. Kamu jangan salahkan aku karena tidak mengingatkan mu. Kamu tidak dapat mengambil satupun pekerjaan mengenai saluran kami lagi di masa depan.”

Dengan itu, Jane berdiri. Dia menatap bang Ndut dengan wajah tidak puas.

bang Ndut melihat Jane begitu serius, dia langsung memasang wajah penuh senyum dan berkata, “Jane, kenapa kamu begitu emosi? Sesuai dengan harga yang kamu tawarkan, 54. Aku anggap sedang membantumu dengan ikhlas, bagaimana menurutmu?”

Jane memasang wajah tersenyum.

bang Ndut dengan pasrah menggelengkan kepalanya, menatapku dan berkata, “Ugie, hari ini kita pilih aktornya dan memulai pekerjaan segera setelah kontrak ditandatangani besok, bagaimana menurutmu?”

Ini sesuai dengan harapanku. Semakin cepat kita mulai bekerja, semakin baik. Aku langsung setuju dan nenganggukkan kepalaku.

bang Ndut berteriak ke arah luar pintu dan berkata, “Pergi panggil beberapa anak-anak datang, cepat.”

Suara bang Ndut sangat keras. Aku sedikit tidak nyaman mendengarnya. Kenapa ini terasa seperti memasuki sebuah club malam dan sedang memilih beberapa wanita penyambut.

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu