Love And Pain, Me And Her - Bab 515 Berpisah

Perkataan Amori membuatku terkejut. Aku tidak terlalu mengetahui dengan jelas bagaimana hubungannya dan Elisna di kemudian hari. Namun jika dia mengatakan seperti ini, pasti berarti mereka sudah bersama. Jika tidak bagaimana bisa mereka bisa berpisah?

Aku juga tidak bertanya secara detail, langsung menjawab pertanyaannya dengan berkata:" Baik, kita cari tempat untuk mengobrol dan minum."

Setelah keluar dari bangunan perusahaan, aku membawa mobil dan membawa Amori kembali ke workshop untuk mengembalikan mobil. Kami berdua pun mencari sebuah restoran oriental.

Amori memesan beberapa macam makanan dan memesan satu lusin bir. Ketika pelayan pergi, aku langsung dengan tidak sabar :" Amori, apa yang sebenarnya terjadi denganmu dan Elisna?"

Amori tidak langsung menjawabku, dia menyalakan rokok dengan wajah yang serius menatap ke luar jendela. Ekspresi nya saat ini sangat jarang terlihat pada Amori selama ini.

Setelah beberapa saat, Amori berkata kepadaku:" Ugie, menurutmu manakah yang lebih penting mimpi atau percintaan?"

Aku tahu, Amori tidak akan mengucapkan perkataan seperti ini tanpa alasan. Karena dia mengatakannya pasti memiliki hubungan dengan Elisna.

Setelah memikirkannya, aku dengan perlahan menggelengkan kepala, aku menghela nafas dan berkata:" Masalah seperti ini akan bergantung pada pribadi masing-masing. Ada orang yang karena cinta dan menyerah terhadap mimpinya. Dan ada juga orang yang demi mimpinya melepaskan semuanya."

Tidak tahu mengapa, ketika mengatakan ini, dalam pikiranku muncul bayangan Veni dan Sutan. Minggu depan adalah pernikahan dari Sutan. Apakah Veni dan Sutan termasuk dalam kondisi ini? Sepertinya termasuk namun sepertinya juga bukan.

Aku sedikit menghela nafas, menyalakan sebatang rokok. Dan kembali berkata kepada Amori:" Baiklah, sudah waktunya memberitahuku apa yang terjadi kan?"

Siapa yang menyangka Amori masih menggelengkan kepalanya. Namun aku tahu Amori adalah orang yang seperti ini. Dia sejak dulu tidak berani membagikan apa yang ada di dalam hatinya kepada orang lain. Jika dibanding dengan sebelumnya, Amori yang hari ini menceritakan masalahnya sudah jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Dia tidak ingin bicara, aku pun secara otomatis tidak menanyakannya. Bagaimanapun setiap orang memiliki cara hidupnya yang berbeda.

Setelah membuka bir dan menuangkannya hingga penuh, kami pun meminum beberapa saat. Amori tidak suka berbicara, aku pun tidak memiliki cara untuk bertanya apa yang terjadi. Tidak ada pilihan lain, aku pun hanya bisa membicarakan masalah pekerjaan.

Kami pun mengobrol saling bertanya dan saling menjawab seperti ini. Tiba-tiba teleponku berbunyi. Ketika melihatnya aku terkejut. Aku tidak menyangka yang menelponku ternyata adalah Elisna.

Aku menatap singkat Amori, aku berkata kepadanya dan berkata:" Ini Elisna."

Amori terkejut sesaat namun segera pulih dan ekspresinya kembali menjadi normal, dia dengan suara kecil berkata kepadaku:" Angkatlah, dia pasti mencarimu karena suatu urusan."

Aku menganggukan kepala dan mengangkat telepon. Aku langsung mendengar suara Elisna yang berkata:" Ugie, apakah kamu ada waktu? Aku ingin mengajakmu untuk minum bersama."

Aku hanya bisa tersenyum pahit. Kedua orang ini bisa memilih hari yang sama mengajakku untuk minum? Seharusnya apa yang ingin mereka bicarakan berhubungan dengan masalah ini.

Ketika aku baru akan berbicara, Elisna kembali menambahkan:" Sebenarnya aku ingin bertemu untuk berpamitan denganmu."

Aku terkejut, menatap singkat Amori, aku tahu jika berbicara di telepon pun tidak akan bisa membicarakannya dengan jelas. Aku pun langsung berkata:" Elisna, saat ini aku dan Amori sedang minum bersama. Jika kamu ada waktu, kita minum bersama saja."

Elisna terdiam sejenak namun akhirnya menyetujui dan berkata:" Baiklah, beritahu alamatnya. Aku akan segera kesana."

Setelah memberitahu alamatnya kepada Elisna. Aku menaruh telepon dan langsung bertanya kepada Amori :" Amori, Elisna berkata bahwa dia ingin berpamitan. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Amori menuang minumannya dan meneguknya. Dia menggelengkan kepala dan dengan suara kecil berkata:" Masalah dia lebih baik langsung kamu tanyakan kepadanya saja.“

Aku menggelengkan kepala dengan tanpa daya. Amori adalah orang seperti ini, Pada awalnya dia tidak banyak berbicara, ketika melibatkan Elisna, ucapannya pun menjadi lebih sedikit.

Kali ini Amori lebih tidak bersuara. Kami berdua pun hanya bisa duduk terdiam dengan bodoh menunggu kedatangan Elisna. Kira-kira empat puluh menit kemudian, Elisna membuka pintu ruangan yang kami pesan.

Sama seperti sebelumnya, Elisna bersikap dengan sangat cool. Ketika memasuki ruangan, dia hanya tersenyum singkat kepadaku. Dan kemudian sambil menatap Amori dia pun tersenyum dan berkata:" Kemarin kita baru berpisah tidak menyangka hari ini kita bertemu kembali ya."

Amori hanya tersenyum singkat, dia menganggukan kepala dan sama sekali tidak berbicara satu patah kata pun.

Elisna langsung duduk di posisi tengah, tidak permisi dan langsung mengambil botol bir dan menuangkan kepada dirinya satu gelas. Pertama dia bersulang kepada Amori, dengan tenang berkata:" Amori, aku bersulang minuman kali ini kepadamu. Aku meminta maaf kepadamu."

Setelah mengatakannya, tidak menunggu Amori berbicara, Elisna langsung menghabiskan minumannya. Amori pun dengan tidak ragu juga mengikuti Elisna dan menghabiskan isi minumannya.

Ketika gelas sudah diletakkan, Elisna kembali mengisinya hingga penuh. Dia kali ini menatapku sambil tersenyum dan berkata dengan suara pelan:" Ugie, di antara teman lawan jenisku. Aku selalu berpikir bahwa kamu adalah temanku yang paling baik. Sehingga ketika aku sudah memutuskan untuk pergi, orang pertama yang aku pikirkan adalah dirimu. Aku bersulang dengan gelas ini kepadamu, semoga kamu dan Isyana bisa secepatnya bersama-sama."

Setelah mengatakannya, Elisna kembali menghabiskan minumannya. Aku pun juga mengikuti dan menghabiskannya. Setelah meletakkan gelas, sambil memandang Elisna, aku langsung berkata:" Elisna, sebenarnya kemana kamu akan pergi, apa yang ingin kamu lakukan, setidaknya kamu bisa memberitahuku ini kan?"

Elisna tersenyum pahit, melihatku singkat, baru dengan suara kecil berkata:" Aku berpartisipasi pada suatu acara bakat bernama Penyanyi Nasional Paling Cantik. Aku sudah melewati tahap awal, sutradara sangat puas dengan kriteriaku. Dia menyuruhku untuk bersiap, berjuang mendapatkan tempat di babak final."

Walaupun biasanya aku sibuk dan sama sekali tidak memiliki waktu untuk menonton televisi. Namun aku mengetahui nama Penyanyi Nasional Paling Cantik yang Elisna sebutkan karena ini adalah program yang sangat terkenal. Saat ini sudah menelurkan beberapa penyanyi terkenal.

Aku menatap singkat Elisna dan kemudian menatap Amori. Dengan tidak mengerti bertanya:" Apakah kamu memutuskan berpisah dengan Amori karena acara ini?"

Ketika aku bertanya, Elisna hanya tersenyum pahit. Sebelum dia berbicara, Amori lebih dulu menjawab dan berkata:" Aku lah yang mengajukan perpisahan!"

Aku menatap Amori! Tidak tahu kenapa namun hatiku menjadi sakit. Perkataan Amori sangat sedikit walaupun dia tidak langsung menjelaskan alasannya melakukan ini. Namun aku tahu, apa yang dia lakukan adalah demi Elisna supaya dia bisa berlari dengan lebih jauh.

Selesai Amori mengatakannya, Elisna mengalihkan pandangan dan menatap Amori, dengan suara kecil berkata:" Amori, hari ini Ugie juga ada disini, dia bisa menjadi seorang saksi. Apa yang aku ingin katakan kepadamu adalah apa yang aku katakan kemarin masih valid. Asalkan kamu berkata, aku tidak berharap kamu tidak berpartisipasi dalam acara ini, aku hari ini juga akan langsung berkata kepada sutradara bahwa aku mengundurkan diri."

Amori tersenyum singkat, dia mengangkat kacamatanya, menatap Elisna dan menggelengkan kepalanya dengan ringan.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu