Love And Pain, Me And Her - Bab 521 Memberikan Penjelasan

Siapa pun bisa merasakan perkataan ibu Sutan sangat tulus. Dia berkata sambil memegang lengan Veni. Bahkan melihat Veni dari atas ke bawah. Veni tersenyum, menggelengkan kepala dan berkata: “Bibi, kamu tidak bersalah padaku. Aku dan Sutan tidak berjodoh, tidak ada hubungannya dengan orang lain.”

Melihat Veni, hatiku menjadi sedih, dia gadis yang baik, tidak peduli kapan pun selalu memikirkan orang lain. Dan tidak pernah memikirkan diri sendiri. Sekarang dia masih belum mengetahui kebenarannya, aku tidak tahu apakah dia mengetahui apa yang dia alami semua ini karena rencana Sutan dan bagaimana Veni menghadapinya.

Dan aku yang sekarang penasaran dengan pria yang berada di samping Veni. Dia selalu berdiri di belakang Veni dan menatapnya dengan hati-hati. Dia menatap Veni dengan tatapan membara di matanya yang membuat jantungku berdegup kencang. Firasat tidak menyenangkan melonjak di hatiku.

Setelah Veni dan ibu Sutan selesai berbicara. Isyana segera menarik tangan Veni, bertanya: “Veni, kamu kemana saja? Kenapa tidak pernah menghubungi kami? Kita semua khawatir, kamu tahu tidak?”

Veni tersenyum. Begitu dia hendak menjawab, dia mendengar pembawa acara berkata dengan suara lantang, “Tamu terhormat, kerabat dan teman. Silakan duduk. Resepsi akan segera dimulai.”

Semua orang duduk dan Veni tidak menjawab pertanyaan Isyana. Kami semua duduk di baris terakhir.

Musik berkumandang, pembawa acara mengucapkan serangkaian kata di atas panggung. Perasaannya menjadi semakin bersemangat seiring dengan suaranya yang semakin keras. Aku tidak mendengarnya dengan fokus, tapi aku mendengar dengan jelas kalimat terakhir: “Selanjutnya, mari kita beri tepuk tangan yang paling hangat. Mari kita undang pasangan baru untuk naik ke panggung.”

Pawai pernikahan dimulai. Di halaman hijau, karpet merah digelar dijalan. Diujung karpet, Wulandari berdiri memakai gaun pengantin menggandeng Sutan dalam setelan jas dan sepatu kulit yang ditemani oleh beberapa flower boy. Mereka berdua perlahan-lahan berjalan ke atas panggung.

Memang harus diakui Sutan sangat tampan, Wulandari yang berada di sampingnya juga sangat cantik. Tapi ketika aku melihat Sutan, aku merasa gelisah. Teman yang aku kenal hampir selama 10 tahun, tapi aku sama sekali tidak memahaminya. Kalau bukan karena ibunya yang mengatakan semuanya hari ini, aku tidak akan pernah menyangka, dia orang yang licik.

Mata semua orang tertuju pada Sutan. Tiba-tiba, Veni berbisik: “Dia mantan pacarku.”

Aku tahu, Veni mengatakan ini kepada pria yang berada di sampingnya. Meskipun aku tidak berani memastikan hubungan keduanya, tapi aku memiliki firasat buruk. Firasat ini ditujukan pada Veni dan Robi.

Sutan dan Wulandari berjalan sangat lambat, wajah keduanya tersenyum bahagia. Ketika melewati kami, Sutan secara khusus melambaikan tangan kepada kami sambil tersenyum. Dia pasti bisa melihat Veni hanya saja aku tidak tahu. Saat ini, perasaan macam apa yang dia miliki ketika melihat Veni.

Veni tersenyum menatap mereka berdua. Meskipun dia berusaha keras ingin membuat senyumnya terlihat alami. Tapi aku tahu jelas, senyumannya sedih dan tidak berdaya. Aku tebak saat ini hatinya pasti pilu.

Melihat Sutan dan Wulandari hendak pergi. Tiba-tiba terdengar teriakan keras: “Tunggu sebentar.”

Begitu suara ini muncul, jantungku langsung berdebar kencang. Aku tahu pernikahan ini mungkin tidak akan berjalan lancar. Karena yang meneriakkan suara ini tidak lain adalah Robi. Robi yang tidak mematuhi aturan dan berjalan dengan caranya sendiri.

Sutan tercengang, dia dan Wulandari menoleh memandang Robi. Harus diakui psikologi Sutan sangat baik, dia hanya menoleh melihat Robi, lalu terus berjalan.

Namun dia tidak tahu, orang yang dia hadapi adalah Robi yang gigih.

Melihat Sutan mengabaikannya dan terus melangkah maju. Robi melangkah maju, ketika dia melewatiku, aku memiliki kesempatan untuk menghadangnya. Tapi aku tidak melakukannya. Ada beberapa hal kalau kita sudah memilih untuk berbohong, maka seharusnya terpikirkan akan ada hari kebenaran itu datang.

Robi melangkah maju dengan cepat dan langsung menghadang di depan Sutan. Sutan jelas tampak bingung, pertama-tama dia mengerutkan kening bertanya kepada Robi: “Robi, apa yang kamu lakukan? Cepat kembali duduk sana.”

Robi masih berdiri di depan Sutan, menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dan Sutan sibuk menoleh menatapku semacam mencari bantuan, sayangnya aku tidak melihatnya, aku melihat Robi yang berada di depannya.

“Robi, cepat kembali.”

Veni berdiri melambaikan tangan kepada Robi.

“Veni, kamu duduk dulu. Dengarkan apa yang mereka katakan.”

Ucapanku membuat Veni terkejut. Menurut pemahamannya, aku tidak seharusnya mendukung Robi. Dia seolah ingin berteriak kepada Robi, tapi Isyana yang berada di sampingnya menarik lengan Veni, berbisik: “Veni, duduklah. Dengarkan Ugie.”

Veni duduk dengan tidak berdaya.

Kemunculan tiba-tiba Robi membuat semua para tamu undangan kebingungan. Tidak ada yang tahu apa yang ingin dilakukan Robi. Semua orang melihat semua ini dengan mata penasaran dan beberapa wanita mulai berbisik.

“Sutan, kalau kamu seorang pria, katakan di hadapan semua orang. Beritahu Veni, apa alasanmu putus dengan Veni?”

Robi memandang Sutan dengan dingin dan bertanya dengan pelan.

Sutan mengerutkan kening, menatap Robi dan berkata dengan marah: “Robi, kamu keterlaluan! Kita berteman hampir 10 tahun, hari ini hari istimewaku. Kamu membicarakan masa lalu di hadapan banyak orang. Katakan padaku apa yang ingin kamu lakukan?”

Begitu Sutan berbicara, Robi langsung tersenyum sinis. Dia menatap Sutan, berkata sekata demi sekata: “Sutan, sejak kamu putus dengan Veni. Aku Robi tidak memiliki teman sepertimu. Hari ini aku datang ke pernikahanmu hanya karena ingin melihat Veni. Sayangnya, aku mengetahui kebenaran lain. Dan kebenaran itu adalah kamu harus memberikan penjelasan kepada Veni di hadapan banyak orang.”

Begitu Robi selesai berbicara, Sutan masih tidak berbicara. Wulandari yang berada di sebelahnya merasa cemas. Dia menoleh dan berteriak kepadaku: “Ugie, kalian ini teman macam apa? Cepat bawa pergi orang ini. Kalau tidak aku akan memanggil keamanan.”

Wulandari benar-benar cemas. Sangat besar kemungkinan pernikahan kedua dalam hidupnya akan hancur karena Robi.

Novel Terkait

Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu