Love And Pain, Me And Her - Bab 244 Harga Diri

Kecewa! Ini adalah sebuah kekecewaan yang menusuk ke dalam tulang yang terdalam!

Isyana menatapku dengan acuh tak acuh. Setelah beberapa saat dia bergumam, "Jika yang dihadapanmu adalah Raisa, Apakah kamu juga akan berbicara dengannya dengan nada seperti ini?"

Menghadapi pertanyaan Isyana ini aku untuk sementara waktu tidak tahu bagaimana cara menjawabnya. aku sudah pernah memberitahu Isyana bahwa ketika aku bersama dengan Raisa kami hampir tidak pernah bertengkar. Namun selama beberapa bulan mengenai Isyana kami sudah bertengkar beberapa kali.

Sehingga Isyana dengan sangat masuk akal berpikir bahwa perlakuan aku kepada Raisa lebih baik dibanding perlakuan aku kepadanya.Sebenarnya dia salah, aku dan Raisa setiap hari bersama-sama namun yang kami bicarakan adalah berbagai macam hal yang dibicarakan orang tua. Kami tidak bekerja bersama sehingga tidak ada permasalahan dalam pekerjaan dan secara otomatis tidak akan bertengkar. Namun ketika aku dan Isyana bertengkar kebanyakan karena masalah pekerjaan.

aku ingin menjelaskan kepada Isyana, namun pembicaraan ini tidak tahu harus aku mulai dari mana. aku pun merokok dengan murung dan terus duduk terdiam bodoh tanpa mengatakan apapun.

Isyana menatapku dalam diam. Sama sepertiku pandangan matanya dipenuhi kekecewaan. Kemudian dia tidak berbicara membalikkan badan dalam diam dan keluar ruangan.

aku pun membuang puntung rokok di dalam asbak. Situasi hatiku sangat parah. Sangat ingin pergi dinas bersama dengan Isyana namun tidak ada yang menyangka pada akhirnya dinas ini berakhir dengan cara seperti ini.

Pagi hari berikutnya, kami menunggu mobil di area tunggu lobi hotel. Amori duduk di sebelah aku dengan rencana yang dibuat tadi malam dan dia menyerahkannya kepada aku, "Ugie, kamu lihat dulu. aku sudah menyusun perkiraan kerangka design , kamu lihat apakah jalan pikiran aku ini bisa dilakukan."

Sambil mengatakannya, Amori menyerahkan rencana itu. aku secara tidak sadar mengulurkan tangan namun sebelum aku menerima file itu, terdengar suara Isyana dari belakang, "Amori, Proyek ini untuk sementara kamu yang pimpin. Ugie tidak mengikuti proyek ini lagi"

Amori termangu, Dia menatap Isyana dengan penasaran. Dan tangan aku masih menggantung di udara dengan canggung seperti ini.

Semua rekan kerja yang duduk di tempat istirahat itu memandang aku. Dan aku hanya tersenyum pahit dan menarik kembali tangan aku.

Kalin tampaknya melihat ekspresi wajah dan kemudian datang duduk di sampingku sambil tertawa menatap dan berkata kepadaku, "Bapak Ugie , Apakah ada proyek besar lain yang harus kamu urus sendiri? Jika ada hal yang baik jangan lupakan kami ya."

aku tahu Kalin melihat aku yang canggung dan membantu aku keluar dari situasi ini. aku pun hanya tersenyum sambil sedikit menggelengkan kepala. aku tidak tahu apakah Isyana sedang marah dengan aku atau benar-benar tidak ingin aku mengerjakan proyek ini. Namun dia tidak tahu terdapat satu perkataannya yang membuat hatiku menjadi dingin.

Beberapa jam kemudian, semua orang sudah sampai di perusahaan. Karena waktu proyek ini sangat ketat, Semua orang tidak ada yang beristirahat dan langsung bekerja kembali. Semua rekan kerja yang pergi ke beijing langsung melanjutkan rapat untuk membahas rencana kerja. Sementara aku kembali ke kantor aku sendirian.

Selama beberapa hari berikutnya, seluruh orang di perusahaan tampak sibuk. Hanya aku saja yang tidak melakukan apa-apa. Dan aku hampir tidak melihat bayangan Isyana, aku tahu dia pasti sedang mencari cara untuk mendapatkan uang.

Pada waktu akan pulang kerja hari itu , aku sedang duduk di sofa, dengan malas minum teh dan merokok, Namun hati aku terasa kosong. Tepat ketika aku sedang berpikir hal yang lain, Tiba--tiba terdengar ketukan di luar pintu, Setelah berteriak "Masuk". aku melihat Amori mendorong pintu masuk ke dalam ruangan. Proyek iklan kali ini semua jatuh ke pundak Amori. Saat ini dia lah orang yang tersibuk di perusahaan selain Isyana.

aku tidak bangkit berdiri, namun memberi isyarat supaya duduk dengan menunjuk ke kursi di seberangku. Dan aku mengambil sebuah cangkir teh dan menuangkan kepadanya.

Amori tidak ragu ragu , dia langsung duduk dan mengambil rokok di atas meja dan menyalakan untuk dirinya sendiri. Kemudian dia berkata kepadaku, "Ugie, kelihatannya beberapa hari ini kamu semakin nyaman saja, sepanjang hari melewatinya dengan santai."

Sambil mengatakan itu , dia mengambil cangkir teh dan menyesapnya.

aku tersenyum pahit sambil menghela nafas berkata kepadanya, "aku sekarang adalah orang yang dilupakan oleh dunia , Jika tidak memberi kegembiraan kepada diri sendiri , aku bisa stress beberapa hari ini?"

Amori adalah orang yang cerdas, dia sejak awal sudah mengetahui hubungan aku dan Isyana sedang tidak baik. Melihat aku mengatakan ini, dia menaruh dokumen di tangannya diatas meja sambil berkata dengan tanpa ekspresi ,

"Jika begitu, aku bantu kamu mencari kegiatan untuk dikerjakan ya!"

aku menatapnya dengan rasa ingin tahu, "Apa ini?"

Amori masih menggunakan ekspresi yang dingin mengarahkan dagunya ke arah dokumen di atas meja, "Kami baru saja membuat dokumen video iklan, Bantu aku melihatnya."

aku segera melambaikan tangan, "Berhenti ! Presdir Mirani sudah mengatakan bahwa aku tidak perlu mengikuti proyek ini, Lebih baik kamu cari orang lain saja."

Sebenarnya aku tahu niat baik dari Amori. Dia ingin mengambil kesempatan ini untuk memperbaiki hubunganku dengan Isyana.

Setelah aku berbicara, Amori tidak berkata apapun lagi , dia hanya menatapku dengan tersenyum, membuat seluruh tubuhku terasa tidak nyaman dilihat olehnya, aku pun bertanya balik kepadanya," Apakah Presdir Mirani yang menyuruhmu mencariku?"

Amori menggelengkan kepalanya, "Bukan, akulah yang datang mencarimu. Namun pada saat rapat tadi. Presdir Mirani sudah mengatakan bahwa aku adalah kepala tim dari rencana iklan ini, aku mempunyai hak untuk menggunakan tenaga semua orang di dalam perusahaan! Dia tidak mengatakan selain kamu! Jadi, ini adalah pekerjaan, Kamu harus melihatnya! "

aku hanya bisa tersenyum. Alasan Amori sangat baik. Namun aku adalah orang yang penuh harga diri, Pada saat itu dia sudah mengatakan bahwa aku tidak perlu mengikuti proyek ini di depan banyak rekan kerja. aku tidak mempunyai kewajiban untuk turut campur di dalamnya.

aku memandang Amori dan berkata dengan serius, "Amori, terima kasih. Tapi aku tidak akan melihat dokumen ini."

Sebelum aku selesai berbicara, telepon aku tiba-tiba berdering. Ketika mengambil dan melihatnya , aku segera mengerutkan kening. Yang menelpon adalah Rose. Tanpa berpikir aku tahu dia pasti mencari aku mengenai buku puisi. aku tidak berani tidak mengangkatnya, Jika tidak mengangkatnya, dia pasti akan mencari dan memblokirku di perusahaan.

aku hanya bisa tanpa daya mengangkat telepon, Ketika menjawab hallo singkat , aku sudah mendengar suara Rose yang langsung berkata, "Ugie, sudah berapa lama ini? Editor yang kamu kenal sudah kembali kan? Jika dia sampai sekarang belum kembali hanya bisa membuktikan satu hal, Kamu adalah pembohong, Kamu telah membohongiku selama ini. "

Rose terus berbicara tanpa henti.aku bisa membayangkan ekspresi Rose yang berbicara tanpa henti saat ini. aku hanya bisa meringis dan meletakkan telepon di samping, sama sekali tidak mendengar argumen panjang darinya.

Ketika sudah mendengar tidak ada suara di sisi lain, aku baru mengatakan kepadanya, "Rose, jangan khawatir. Editor itu sudah kembali, aku akan mencarinya dalam dua hari ini. Nanti aku akan menelponmu, Sudah ya, sedang sibuk, aku tutup dulu teleponnya. "

Setelah mengatakan itu, aku tidak lagi memberi kesempatan Rose untuk berbicara, dengan segera mematikan teleponnya.

Amori menatapku dengan penasaran, aku pun mengerutkan kening sambil menatapnya. Tiba-tiba, aku sedikit tersenyum dan berkata kepada Amori, "Amori, pinjami aku uang!"

Tanpa ragu, Amori langsung berkata, "Berapa?"

"Empat puluh juta!"

"OK!"

Jawaban Amori yang sangat cepat membuat aku sedikit terkejut.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu