Love And Pain, Me And Her - Bab 344 Rapat Proposal Dimulai

Dikarenakan sudah meminum alkohol dan karena beberapa hari ini kekurangan tidur membuatku langsung terlelap ketika kepalaku menyentuh bantal.

Dalam mimpiku, aku kembali memimpikan Isyana. Dalam mimpiku ini dia sedang bersandar di dalam pelukanku, rambutnya yang lembut dengan ringan menyentuh wajahku, perasaan gatal itu membuatku tidak nyaman, Namun dia tidak memperdulikannya, terus menerus memeluk di dalam pelukanku.

Tiba-tiba, aku merasa sesuatu yang tidak beres, aku membuka mata dengan keras, dan aku melihat Viali yang berada di dalam pelukanku. Kepalanya bersandar di atas lenganku dengan tangannya yang memeluk pinggangku. Dan tanganku juga memeluknya. Tindakan yang sangat intim ini tidak pernah aku lakukan dengan wanita lain selain Raisa.

Aku tiba-tiba terdiam, pikiranku pun menjadi kosong. Ketika aku sedang berusaha melepaskan tanganku, Viali tersadar, Dia terlebih dulu melotot memandangiku dan dia berteriak dengan kencang, dia langsung duduk, menundukkan kepalanya untuk melihat bajunya, untungnya bajunya masih ada.

Aku pun juga ikut duduk. ketika ingin menjelaskan tiba-tiba terdengar suara "prak", aku tiba--tiba merasakan sisi wajahku yang mulai sakit dan panas. Viali ternyata sudah menamparku.

Aku pun langsung menjadi marah. Sambil memegangi wajahku, aku berteriak dengan tidak senang kepadanya," Viali, kamu sakit? Kamu mabuk, tidak hanya aku tidak membuangmu di pinggir jalan, aku membawamu kembali, dan kamu membalas kebaikan ini dengan kebencian, Apakah kamu orang?"

Aku dengan marah mengeluh. Namun Viali masih mengerutkan keningnya dengan marah, dia langsung memotong pembicaraan dengan berkata," Kamu diam! Mengapa kamu tidak mengantarku kembali ke hotel?"

Aku tidak bisa berbicara karena kemarahanku ini. Dia sendiri yang membuat dirinya mabuk seperti ini dan dia mau menyalahkanku. Aku dengan marah berkata kepadanya sambil menjambak rambutku.

“ Darimana aku bisa tahu dimana kamu tinggal? Bagaimana bisa aku mengantarmu?Aku tidak bisa membawa seorang yang mabuk masuk dan bertanya ke setiap hotel kan? Telponmu pun tidak ada yang mengangkatnya."

Viali terdiam. Aku menunjuk ke tempat tidur dan masih dengan tidak senang berkata,"Apakah kamu berpikir aku senang bisa membawamu kembali kesini? Sebuah ranjang besar ini sudah kamu kuasai lebih dari setengahnya, jIka saja tamu di hotel ini tidak penuh, apakah kamu berpikir aku ingin tidur satu tempat tidur denganmu? ”

" Diam kamu!"

Teriakan Viali ini membuatku langsung tidak bisa berkata-kata.

Kemudian dia dengan benci menatapku dan kemudian segera turun dari tempat tidur dan langsung pergi ke arah kamar mandi.

Aku hanya bisa berbaring diatas tempat tidur dengan tidak berdaya, harus menerima tamparan darinya membuatku marah dan langsung membalikkan bola mata.

Setelah beberapa saat, Viali sudah keluar dari kamar mandi, dia sudah ingin pergi, namun aku langsung menunjuk baju luar di atas sofa dan berkata," Bawa pulang baju baumu itu,aku sudah tidak bisa menahan bau dari bajumu itu."

Viali kembali membelalakkan matanya, mengambil baju itu dan langsung membuangnya ke dalam tempat sampah di samping, Sebuah mantel pendek Chanel seharga lebih dari enam puluh juta dibuang olehnya seperti itu. Aku sudah ingin menyindirnya, Namun Viali langsung pergi meninggalkan tempat ini.

Aku dibuat marah dan kembali berbaring ditempat tidur, Setelah beberapa saat aku kembali bangkit. Melihat waktu, waktu sudah menunjukkan pukul tujuh. waktunya masih cukup banyak. Setelah aku pergi bersiap di kamar mandi, aku berencana untuk sarapan terlebih dahulu dan kembali melihat rencana yang akan dibicarakan. Namun ketika melihat baju di tempat sampah, aku tidak tega. Setelah memikirkannya, aku mengambil baju itu, membawanya ke kamar mandi dan mencucinya, kemudian menyuruh resepsionis untuk mengeringkannya dan memasukkannya ke dalam kantong plastik. Setelah mengambilnya aku pergi sarapan dan langsung berangkat ke KIMFAR.

Kali ini, tidak saja aku tidak mengingkari janji, aku juga sudah datang setengah jam lebih awal sebelum rapat. Asisten Bona membawaku ke sebuah ruang rapat. Ketika masuk ke dalam, semua pandangan dari semua orang di ruangan itu tertuju kepada ku. Aku melihat sekilas kepada seluruh orang yang hadir, tidak ada yang aku kenal. Presdir Hartono dan Viali juga tidak ada disini.

Aku pun memilih sebuah tempat duduk di ujung dan duduk. Setelah beberapa saat baru Presdir Hartono dan Viali dengan ditemani oleh sekretaris masuk ke dalam, Kedua orang itu berjalan dengan perlahan, Aku memandang sekilas ke arah Viali, aku melihat matanya masih sedikit bengkak, Ini adalah hasil dari mabuk-mabukan yang dia lakukan kemarin malam.

Ketika sudah masuk, Presdir Hartono sambil tersenyum menganggukan kepalanya kepadaku. Sementara Viali sama sekali tidak memandangku seperti nya dia masih mengingat peristiwa kemarin malam.

Presdir Hartono duduk, dia membersihkan tenggorokan. Seluruh ruangan rapat ini menjadi sangat sepi. Tidak bisa untuk tidak mengakui bahwa aura dari sekitar tubuh Presdir Hartono sangatlah kuat. Walaupun tergurat senyuman pada wajahnya namun masih memberikan orang lain perasaan bahwa dia orang yang tidak bisa dibuat marah.

Dia mengarahkan pandangannya kepada semua orang, sambil tersenyum berkata," Tema rapat ini hanya ada satu。“

Sambil mengatakannya dia menunjukku dengan jari tangannya dan melanjutkan," Orang ini, Pak Ugie adalah orang yang direkomendasikan oleh General manager dari Daerah Utara Bong Casa, terutama berhubungan dengan marketing dari anak perusahan kita di korea, Dia memiliki sebuah rencana yang lebih segar, sebentar lagi akan disampaikan oleh Pak Ugie, Tolong semua mendengarkan dengan seksama. Jika di pertengahan ada hal yang ingin ditanyakan bisa langsung memotong pembicaraan. Tujuan kita hari ini adalah berdiskusi apakah bisa menggunakan rencana marketing yang disampaikan ini."

Setelah mengatakannya, Presdir Hartono menganggukan kepalanya kepadaku," Ugie, Silahkan memulai."

Aku segera bangkit berdiri dan berjalan ke depan. Semua orang melihat bawa aku tidak membawa ppt dengan begitu mereka menjadi lebih penasaran melihat ke arahku.

Dan aku di bawah semua pandangan semua orang mulai berbicara," Bapak dan Ibu sekalian, selamat pagi. Hari ini kita akan membicarakan rencana pemasaran dari produk anak perusahaan KIMFAR di korea. Aku akan membaginya menjadi tiga tahap. Tahap pertama sangat sederhana yaitu tahap promosi produk.”

Aku baru membicarakan kalimat pembuka. Namun seorang pria berumur empat puluh tahun langsung memotong perkataanku dan berkata," Pak Ugie, sebuah pemasaran dari produk yang baru masuk seharusnya adalah sesi yang paling penting. Aku tidak mengerti darimana kepercayaan diri anda yang membuat proses ini menjadi tahap yang paling sederhana."

Hatiku langsung bergetar. Walaupun aku sudah banyak menghadiri rapat proposal. Namun aku baru pertama kalinya merasakan kalimat pembukaku sudah langsung dipotong oleh orang lain. Ini juga bisa mencerminkan kepedulian KIMFAR terhadap anak perusahaanya di korea.

Walaupun jantungku terasa bergetar namun wajahku tidak menunjukkan ekspresi sama sekali. Aku sambil tersenyum dan dengan sopan menjawab," Aku mempunyai alasan mengatakannya seperti itu. Aku tidak tahu apakah bapak-bapak sekalian tahu, bahwa anak perusahaan KIMFAR di korea ini bisa dikatakan direncanakan olehku ketika melakukan rencana pasar di KIMFAR Daerah Timur. Bisa dikatakan aku adalah salah satu orang pertama yang mendirikan anak perusahaan korea ini."

Aku tidak langsung menjawab pertanyaan bapak itu. Namun aku dengan sengaja menyebutkan hal ini. Alasannya sangat sederhana, aku hanya ingin memberitahu semua orang yang hadir, bahwa aku bukanlah orang yang suka menyombongkan diri, Aku sangat mengerti KIMFAR dan juga memiliki kontribusi. Dengan begitu orang-orang disini bisa memandangku dengan lebih tinggi, setidaknya tidak dengan sengaja menyulitkanku.

Seusia dugaan, perkataanku ini membuat ekspresi wajah beberapa orang berubah. Mereka mungkin tidak mengetahui detailnya. Dan Presdir Hartono juga menganggukan kepala dan langsung berkata," Apa yang dikatakan oleh Pak Ugie adalah benar, pendiriian anak perusahan korea ini paling awal diusulkan olehnya."

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu